Kerangka Konsep LANDASAN TEORI

39

BAB III PROFIL LOKASI PENELITIAN

A. IKADI PUSAT

1. Sejarah Berdirinya Ikatan Da’i Indonesia IKADI

Ikatan Da’i Indonesia IKADI merupakan ormas pendatang baru dalam pengembangan dakwah jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga dakwah lainnya. IKADI dideklarasikan di Asrama pondok Gede Jakarta Timur pada tanggal 12 Juli 2004 M bertepatan dengan tanggal 1 Jumadil Ula 1423 H. Kehadirannya dipicu oleh problematika da’i yang berkarir secara pribadi, tidak terencana, dan tidak membesarkan lembaga atau ormas. 1 Di sisi lain, problematika dakwah dan keumatan yang semakin hari semakin kompleks membutuhkan respon serius dari semua pihak terutama para da’i. Kompleksitas dakwah dalam menghadapi gelombang dan tantangan globalisasi memerlukan langkah-langkah yang progegsif, proaktif, intensif, terencana, sistematis dan seimbang dengan merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi suatu strategi. Semua langkah ini diharapkan melahirkan pandangan baru umat yang melihat Islam sebagai solusi bagi semua persoalan hidup. Obsesi inilah yang mendorong para aktivis dakwah mendirikan wadah para da’i yang kemudian dikenal dengan Ikatan Da’i Indonesia IKADI. IKADI tumbuh sebagai organisasi masyarakat ormas dakwah yang bergerak di atas landasan visi dan misi, sifat dan ciri khas sebagai sebuah organisasi dakwah. Keaktifan dan konsistensi telah menjadikan IKADI 1 Laporan Utama. Da’i Ramah Menebar Rahmah, Tabloid Robithoh Edisi 17 Januari-17 Februari, 2010. 40 semakin berkembang di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, IKADI tercatat memiliki 27 Pengurus Wilayah PW dari 33 provinsi di Indonesia. Sepak terjang dakwah yang dilakukan oleh IKADI merupakan cikal bakal dari kemajuan perkembangan dakwah Islam di daerah-daerah. Dan merupakan miniatur dari penerapan strategi komunikasi dakwah cabang IKADI lainnya.

2. Sifat dan Ciri Keorganisasian IKADI

a. IKADI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat ke-Islam- an yang diwujudkan dalam bentuk ukhuwah dan silaturahim dalam membina dan mengembangkan ta’aruf saling mengenal, ta’awun saling menolong, dan tausyiah saling berwasiat di jalan kebenaran guna memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa serta mengangkat harkat dan martabat umat manusia. b. IKADI adalah organisasi berciri keterbukaan dalam penerimaan anggota, menampung aspirasi, partisipasi, prakarsa, dan dinamika anggota. c. Berciri kemandirian yang dicerminkan dalam sikap organisasi yang memiliki otonomi dalam pemikiran, pengambilan keputusan, penyelenggaraan kegiatan secara amal jama’i terutama bertumpu pada kemampuan pemikiran, upaya, dan sumber daya sendiri sesuai dengan program yang telah ditetapkan. d. Berciri kekeluargaan yang diimplementasikan pada pengembangan wawasan kebangsaan dan kebersamaan untuk menumbuhkan sikap kekeluargaan da’i serta berpartisipasi dalam pemersatu umat, masyarakat, bangsa, dan negara