Visi dan Misi Struktur Kepengurusan

51 Atas dasar inilah, IKADI Jember bekerja sama dengan ITMI Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia menghimpun wakaf tunai Al- Qur’an Braille dari berbagai lembaga dan donatur. Harga satu set Al- Qur’an Braille 30 juz sekitar Rp 2.000.000,-. Berbekal pertolongan Allah Swt lewat infaq dari para jama’ah IKADI, terkumpulah dana sebesar Rp 60.000.000,- sehingga sebanyak 30 set A lqur’an Braille lengkap 30 juz dapat terdistribusikan ke-4 kabupaten di Jawa Timur. Cara mendistribusikannya pun unik. Pengurus IKADI Jember bersilaturrahim dengan genk motor dari kalangan anak muda untuk membantu mendistribusikan Al- Qur’an Braille kepada para tunanetra yang membutuhkan.

c. Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir

Ma’had Tahfid Ibnu Katsir adalah lembaga pendidikan Tahfidz Al-Qur’an yang didirikan oleh IKADI Jember di bawah naungan Yayasan Ibnu Katsir. Tujuannya, untuk mendirikan dan mengembangkan pola pendidikan tahfidzul Qur’an terpadu berbasis pesantren dengan metode integrated dan modern yang teradopsi dari kurikulum Ma’had Tahfidz Qur’an Syiria serta bekerja sama dengan Univeristas Terbuka UT. Ma’had Ibnu Katsir memberikan beasiswa penuh selama 4 tahun bagi para remaja lulusan SMA atau sederajat yang memenuhi kriteria dan lulus seleksi. Selain sebagai da ’iyah, output dari proses pendidikan ma’had Ibnu Katsir yaitu, alumni akan dipromosikan menjadi manajer dan pengelola lembaga pendidikan yang dikembangkan Ibnu Katsir sebagai investasi SDM yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan umat.

d. Majlis Dhuha

52 Mulanya, didasari sebagai bentuk pelayanan kepada para donatur Ma’had Tahfidzul Qur’an Ibnu Katsir, khususnya bagi mitra yang telah banyak membantu IKADI Jember yaitu Puslit Kakao Indonesia. Maka, untuk mempererat ukhuwah antar lembaga, keduanya bersepakat me-launching pengajian akbar yang dinamai “Majlis Dhuha”. Tepat pada tanggal 27 Mei 2012, Majlis Dhuha digelar pertama kalinya di Aula Puslit Kakao Indonesia di Jalan P.B. Sudirman dan berlangsung setiap satu bulan sekali di minggu ke-4. Semenjak diluncurkan pertama kali sejak 27 Mei 2012, Majlis dhuha memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Jember. Majlis dhuha bahkan menjadi pengajian alternatif yang dinantikan. Di Usianya yang terbilang muda, ia telah berhasil meenyejukkan dahaga rohani jama’ahnya. Tidak heran, mengapa Majlis Dhuha senantiasa disesaki oleh jama’ah. Aula PUslit kakao yang dapat menambung 500 orang tanpa kursi, ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhan jama’ah yang datang. Masih banyak yang terlihat berdiri di luar Aula, berpanas- panasan, namun tak surut semangatnya menuntut ilmu hingga acara selesai. Bahkan an tara jama’ah yang satu dengan yang lain rela berbagi dan bergantian tempat duduk. Majlis Dhuha seolah memiliki magnet yang kuat untuk menarik para peminatnya. Magnet ini tentunya tidak serta merta datang dengan sendirinya, tetapi berproses lewat suatu strategi komunikasi yang terencana dan terukur. Beberapa strategi yang dilakukan oleh tim Majlis Dhuha adalah: a Differensiasi Sejak awal, Majlis Dhuha telah disiapkan menjadi pengajian akbar yang berbeda dengan Pengajian Akbar PTPN XII. Perbedaan tersebut nampak dari segi konsep pengajian akbar semi-training yang sifatnya rekreatif dan inovatif.