36
Sayyid Quthub, keberadaan jama’ah inti sangatlah mutlak karena ia dipersepsi sebagai mediator yang mempresentasikan system Islam dalam kehidupan nyata.
Dalam komunitas ini, kebajikan dan kebenaran akan tumbuh tanpa banyak daya karena dukungan dari jama’ah inti. Ia juga bertanggung jawab bagi perkembangan
Islam dengan cara memperluas wilayah dan jaringanya secara bertahap untuk membentuk umat Islam yang dicita-citakan.
2. Partisipasi Sebagai Alat Mobilisasi Dakwah
Toto Tasmara dalam buku Komunikasi Dakwah, bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang artinya partisipasi atau komunikasi juga
bisa berasal dari kata commones yang artinya sama. Dengan demikian, secara sangat sederhana, dapat kita katakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti
mengharapkan agar orang lain dapat ikut serta berpartisipasi atau bertindak sama sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan yang disampaikannya.
20
Geliat partisipasi memliki dampak yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa, Negara, organisasi, partai politik, dan sebagainya. Karena pada hakikatnya,
manusia adalah makhluk social yang tidak dapat mencapai tjuannya sendiri. Antara manusia yang satu dengan yang lain bersingungan dengan kebutuhan dan
kepentingan yang akan mudah dicapai bila dilakukan bersama-sama. Contoh dasar ketika seseorang ingin menjadi presiden. Maka, dapat dipastikan ia membutuhkan
dukungan dari banyak orang dan keikutsertaan orang lain untuk membantu
20
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Graha Media Pratama, 1997, h.1.
37
merealisasikan impiannya dengan memberikan suara mereka saat Pemilihan Umum PEMILU berlangsung. Dengan tingkat partisipasi yang tinggi, maka menjadi
presiden bukanlah hal yang sulit. Begitulah gambaran dari efek partisipasi. Partisipasi masyarakat merupakan alat efektif untuk memobilisasi sumber-sumber daya baik
materi atau pun manusianya dengan tujuan melaksanakan program tertentu. Dalam kegiatan dakwah, partisipasi juga dapat dijadikan sebagai alat untuk
memajukan ideologi atau tujuan-tujuan yang bersifat normatif.. Jika partisipasi jama’ahnya tinggi, maka dapat dipastikan banyak program-program dakwah lainnya
seperti pengadaaan Alqur’an, santunan anak yatim, pembangunan sarana ibadah dan pesantren yang terealisasi dengan mudah. Maka, tidak perlu lagi ada sekelompok
masyarakat yang harus meminta-minta di tengah jalan dengan dalih pembangunan masjid. Karena jama’ahnya telah sadar dan secara suka rela membantu kegiatan-
kegiatan dakwah. Dalam bentuk alternatif, partisipasi ditafsirkan sebagai alat untuk mencapai
efisiensi pada manajemen proyek. Implikasinya, partisipasi menyangkut pula strategi manajemen, komunikasi melalui mana organisasi dakwah mencoba untuk
memobilisasi jama’ahnya untuk mencapai tujuan dakwah.
E. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel independen yaitu tingkat partisipasi jama’ah Ikatan Da’i Indonesia IKADI Jember. Sedangkan
variabel dependen yang akan diteliti adalah strategi komunikasi.Partisipasi adalah bagian dari sikap yang merupakan reaksi atau respon secara terbuka dari seseorang
38
terhadap suatu stimulus dari proses efektivitas strategi komunikasi . Berdasarkan pengertian tersebut, partisipasi ada setelah adanya strategi komunikasi yang terkonsep
dan teralisasi di lapangan, peneliti ingin melihat dari sekian banyak model strategi komunikasi yang dapat digunakan, manakah yang paling memberi pengaruh besar
terhadap tingkat partisipasi jama’ah.
F. Hipotesis Penelitian
Strategi komunikasi telah sangat baik diaplikasikan oleh IKADI Jember terhadap upaya peningkatan partisipasi jamaah. Apabila item terpilih kurang dari 20, maka
strategi komunikasi tersebut dinyatakan kurang aplikatif. Jika item jawaban terpilih sebanyak 20-50, maka strategi komunikasi tersebut dinyatakan telah diaplikasikan
dengan cukup baik dan jika item jawaban terpilih di atas 50, maka strategi komunikasi tersebut dinyatakan telah diapikasikan dengan sangat baik