52
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, meneruskan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingkungan keluarga, sekolah
menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga. Dengan masuknya anak sebagai siswa sekolah, maka terbentuklah hubungan
antara rumah dan sekolah, pengaruh rumah akan terasa di sekolah begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya anak sebagai makhluk sosial tidaklah terlepas dari suasana dan lingkungan masyarakat sekitarnya yang terdiri dari berbagai suku dan
beraneka ragam kebudayaannya. Dengan sendirinya masyarakat memiliki tanggung jawab dan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian dan
kecerdasan anak. Adapun baik buruknya lingkungan masyarakat terhadap anak tergantung dari masyarakat itu sendiri, mengingat masyarakat merupakan
komunitas dari beberapa keluarga, maka keluarga yang memiliki perhatian dan kesadaran akan pentingnya penanaman pendidikan agama dalam keluarga
maka akan berakibat baik bagi anak, begitu pula sebaliknya. Jelaslah, bahwa pendidikan agama Islam dalam lingkungan keluarga
sangat besar hubungan dan pengaruhnya terhadap perilaku anak di kemudian hari, sebab baik buruknya perilaku seorang anak di sekolah dan di masyarakat
sangat ditentukan oleh pendidikan agama yang diperolehnya pada waktu kecil dalam lingkungan keluarga, di sinilah letak pentingnya peranan dan tanggung
jawab keluarga bagi anak. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa semakin baik Pendidikan
Agama Islam PAI dalam keluarga, maka akan semakin baik pula akhlak ataupun perilaku anak.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesa bahwa Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga sangat berhubungan dengan
pembentukan akhlak dan perilaku anak. Semakin baik Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga maka semakin baik akhlak anak, begitu pula
sebaliknya.
53
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan akhlak siswa.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan akhlak siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi, yakni keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakter sama dan ditetapkan oleh peneliti sebagai
objek dalam penelitiannya, serta akan ditarik kesimpulan dan digeneralisasikan pada semua anggota populasi tersebut. Adapun sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswai MTs As-Sa’adah Cakung
Jakarta kelas VIII delapan yang berjumlah 40 siswa. Mengingat jumlah populasi yang sangat terbatas, maka keseluruhan populasi dijadikan objek
penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di MTs As-Sa’adah Tambun Rengas, Cakung Jakarta Timur, dan waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 1 Juni
sampai 14 Juni 2010.
C. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut: 1.
Library research yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari membaca buku-buku, tulisan ilmiah atau sumber tertulis lainnya untuk mendapatkan
teori-teori mengenai Pendidikan Agama Islam, keluarga dan akhlak remaja.
2. Field research yaitu pengumpulan data dengan cara meneliti langsung ke
lapangan untuk melakukan observasi, wawancara kepada kepala sekolah, guru dan Tata Usaha serta penyebaran quisioner angket kepada siswa.
53