Tujuan Penelitian Signifikansi Penelitian

10 lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang akan diteliti, maka penulis membatasinya sebagai berikut: a. Pendidikan Agama Islam PAI dalam keluarga dibatasi pada aspek sholat, puasa, membaca al-Qur’an, dan orang tua. b. Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini berkaitan dengan akhlak siswa terhadap orang tua, guru, dan teman

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan akhlak siswa MTs As- Sa’adah?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam lingkungan keluarga siswa MTs As-Sa’adah. 2. Untuk mengetahui akhlak siswa MTs As-Sa’adah 3. Untuk mengetahui hubungan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dengan akhlak siswa MTs As-Sa’adah.

D. Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah: 1. Kegunaan secara akademis agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para instansi atau lembaga pendidikan khususnya bagi MTs As-Sa’adah Jakarta. 2. Kegunaan terapan ,hasil penelitian ini dapat dijadikan kontribusi untuk memperluas khazanah ilmu pengetahuan. 3. Bagi penulis sendiri penelitian ini merupakan praktek pelaksanaan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan dan diharapkan dapat menjadi konsentrasi lebih lanjut sehingga dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dan dapat dicari solusinya.

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Menurut pendekatan etimologi, dalam bahasa Indonesia istilah “akhlak” berasal dari bahasa Arab akhlaq jama’ dari kata khuluq ﻖ ﺧ yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 1 Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. 2 Dalam bahasa Inggris “akhlak” disamakan dengan istilah moral atau ethic. Begitupun dalam bahasa Yunani perkataan “akhlak” dipergunakan istilah ethos atau ethikos atau etika tanpa huruf h. Jadi berdasarkan sudut pandang kebahasaan definisi akhlak dalam pengertian sehari-hari disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun, tata krama versi bahasa Indonesia. 3 Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat pakar Islam. Menurut Ibnu Maskawaih, sebagaimana yang dikutip oleh Aminuddin dalam bukunya Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi bahwa akhlak adalah “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan”. 4 Adapun menurut Ahmad Muhammad al-Khufi seperti yang dikutip oleh 1 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 346 2 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet. 4, h. 198 3 Zahruddin AR, PengantarStudi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. 1, h. 2 4 Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2002, Cet. 1, h. 152 11