20
Jadi apabila seseorang ingin berakhlak sempurna, maka tidak ada teladan lain kecuali Nabi Muhammad SAW.
29
Sebagaimana firman Allah SWT:
⌧ ☺
⌧ ⌧
⌧
Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Al-Ahzab:21
30
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak adalah untuk memberikan pedoman atau petunjuk bagi manusia dalam mengetahui
perbuatan yang baik dan yang buruk, kemudian mengerjakan yang baik secara terus menerus dan menjadikannya kebiasaan dan sifat yang akhirnya menjadi
kepribadian. Dan apabila akhlak telah ditegakkan akan terbentuklah individu dan masyarakat yang suci, selalu menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan
dalam semua aspek kehidupan. Dengan mensuri tauladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-
hari, maka ada jaminan yang pasti bahwa kehidupan setiap individu dan masyarakat akan terasa indah, dan pasti membawa kesuksesan, bukankah
Nabi Muhammad SAW sudah tercatat dalam sejarah, bahwa beliau adalah orang yang paling sukses dalam semua sektor kehidupan.
31
d. Akhlak Remaja
Sebelum membahas tentang akhlak remaja terlebih dahulu diketahui definisi remaja itu sendiri. Secara etimologi, remaja Adolescence dalam
29
Athoullah Ahmad, Antara Ilmu Akhlak dan Tasawuf, Serang: Saudara, 1995, Cet. 2, h. 6
30
Terjemahan, Al-Qur’an…, h. 670
31
Aminuddin, dkk, Pendidikan…,h. 158
21
bahasa Latin diperoleh dari kata kerja adolescere yang berarti untuk tumbuh dan kembang menjadi dewasa.
32
Atau pertumbuhan ke arah kematangan.
33
Adapun secara terminologi, menurut Yusak Burhanuddin bahwa remaja adalah “masa peralihan di antara anak-anak dan masa dewasa, di mana anak-
anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang.
34
Sementara Oemar hamalik mendefinisikan arti remaja adalah “periode antara permulaan pubertas
dengan kedewasaan yang secara kasar antara usia 14-25 tahun untuk laki-laki dan antara usia 12-21 tahun untuk perempuan.”
35
Adapun meurut Santrock sebagaimana yang dikutip oleh Nihayah remaja adalah “transisi periode
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.”
36
Dari definisi-definisi di atas baik secara etimologi atau terminologi, penulis menyimpulkan bahwa pada intinya remaja adalah transisi periode
antara masa anak-anak dan masa dewasa. Fase remaja termasuk dalam fase- fase perkembangan manusia, seperti disebutkan dalam firman Allah SWT:
⌧ ⌧
⌧
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, Kemudian kamu dibiarkan hidup supaya kamu sampai kepada masa dewasa, Kemudian dibiarkan kamu hidup lagi
sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. Kami perbuat
32
Zahrotun Nihayah, dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Islam
, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 105
33
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung:Sinar Baru Algensindo,2000, Cet. 2, h. 117
34
Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, Cet. 1, h. 75
35
Hamalik, Psikologi..., h. 117
36
Nihayah, dkk, Psikologi..., h. 106
22
Selanjutnya mengenai masa perkembangan manusia, menurut J.J. Rousseau, sebagaimana yang dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono, ia
menbaginya menjadi empat tahapan, yaitu: 1
Masa Kanak-kanak infancy , umur 0-4 atau 5 tahun. Tahap ini didominasi oleh perasaan senang pleasure dan tidak
senang pain dan menggambarkan tahap evolusi yaitu masa manusia sama dengan binatang.
2 Masa Bandel savage stage , umur 5-12 tahun.
Tahap ini mencerminkan era manusia liar atau pengembara. Perasaan-perasaan yang dominan dalam periode ini adalah ingin
main-main, lari-lari, loncat-loncat dan sebagainya yang pada pokoknya untuk melatih ketajaman indera dan keterampilan
anggota-anggota tubuh. Kemampuan akal masih sangat kurang.
3 Masa bangkitnya akal ratio, nalar reason dan kesadaran diri
self consciousness, umur 12-15 tahun. Dalam masa ini terdapat energy dan kekuatan fisik yang luar biasa
serta tumbuh keingintahuan dan keinginan coba-coba.
4 Masa kesempurnaan remaja adolescence proper, umur 15-20
tahun. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan
mementingkan diri sendiri kepada kecenderungan memperhatikan orang lain dan kecenderungan memperhatikan harga diri. Tahap
ini juga bangkitnya dorongan seks.
38
Melihat tahapan perkembangan manusia di atas, masa remaja berada pada tahapan ketiga, yaitu masa bangkitnya akal, nalar, dan kesadaran diri.
Adapun mengenai usia remaja, sampai saat ini belum ada batas yang pasti, namun rentangan usia remaja yang hampir disepakati seperti yang telah
dijelaskan oleh Dr. Zakiah Daradjat ialah umur 12-21 tahun. Sementara masa remaja menurut pendapat Elizabeth B. Hurlock yang dikutip oleh Sahilun A.
Nasir, ia membaginya menjadi 3 tahapan yaitu:
39
a. Usia Pra remaja 10 -12 tahun Praeadolescence .
37
Terjemahan, Al-Qur’an…, h. 768
38
SarlitoWirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, Cet. 11, h. 22
39
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja
, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. 1, h. 71
23
b. Usia Remaja Awal 13 – 16 tahun Early adolescence .
c. Usia Remaja Akhir 17 – 21 tahun Late adolescence
Mengenai periode remaja, menurut para ahli perkembangan terbagi menjadi dua macam, yaitu:
40
a. Periode remaja awal digambarkan secara umum sesuai dengan usia
sekolah siswa SLTP. b.
Periode remaja akhir mendekati usia periode siswa SMU ke atas. Dari beberapa pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa usia anak
Madrasah Tsanawiyah berkisar antara 13-16 tahun, yang berarti tergolong dalam kelompok usia remaja awal early adolescence atau masa bangkitnya
akal, nalar dan kesadaran diri. Adapun mengenai ciri-ciri khusus pada masa ini menurut Sahilun A.
Nasir dapat dikelompokkan sebagai berikut: a.
Perasaan dan emosi remaja tidak stabil. b.
Mengenai status remaja masih sangat sulit ditentukan. c.
Kemampuan mental dan daya pikir mulai agak sempurna. d.
Hal sikap dan moral, menonjol pada menjelang akhir remaja awal.
e. Remaja awal adalah masa kritis.
f. Remaja awal banyak masalah yang dihadapi.
41
Dengan melihat ciri-ciri di atas, bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri remaja yang dapat menimbulkan masalah. Seperti mengalami
ketidaktentuan tatkala mencari kedudukan dan identitas, di mana para remaja bukan lagi anak-anak, tertapi juga belum menjadi orang dewasa. Oleh karena
itu mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena perannya belum tegas, mereka juga mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang
akibatnya lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah perannya.
42
Ketidaktentuan atau kebimbangan pikiran remaja itu merefleksi terhadap tingkah lakuakhlaknya, sehingga mereka tampak berbeda sekali
40
Nihayah, dkk, Psikologi…, h. 106
41
A. Nasir, Peranan…, h. 64
42
Hamalik, Psikologi..., h.117
24
dengan periode umur ini. Ketegangan emosi, peristiwa yang menyedihkan dan keadaan yang tidak menyenangkan juga berpengaruh besar dalam sikap
remaja terhadap masalah keagamaan dan akhlak.
43
Mengenai hal ini Sahilun A. Nasir berpendapat bahwa:
Keraguan atau kebimbangan para remaja ini memang indikasi dari belum matangnya kepribadian. Karena itulah masa ini sering
disebut juga masa Sturm und drang, karena anak itu emosinya timbul dengan cepat, sehingga menimbulkan kemauan-kemauan
yang keras. Ia mulai sadar tentang dirinya sendiri dan ingin melepaskan dirinya dari segala kekangan dan berontak terhadap
norma-norma atau tradisi-tradisi yang berlaku yang kiranya tak dikehendakinya.
44
Sementara menurut Bambang Syamsul Arifin, perkembangan moralakhlak para remaja pada masa ini bertitik tolak dari rasa berdosa dan
usaha untuk mencari proteksi. Adapun tipe moralakhlak yang terlihat pada remaja juga mencakupi:
a. Self directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan
perkembangan pribadi. b.
Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
c. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral
dan agama. d.
Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
e. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan
moral masyarakat.
45
Dengan keadaan seperti itu, maka tidaklah mudah bagi seseorang memilih cara atau metode yang tepat dan baik untuk membina agama dan
akhlak para remaja, apalagi melihat perkembangan dunia saat ini yang sangat cepat, namun sebagai pegangan menurut Zakiah Daradjat ada beberapa segi
yang perlu mendapat perhatian bagi para remaja antara lain: a.
Menunjukkan bahwa kita memahami mereka.
43
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008, Cet. 1, h. 243
44
A. Nasir, Peranan…, h. 64
45
Arifin, Psikologi…, h. 69
25
Setiap orang terutama remaja akan senang apabila orang lain dapat memahami dan mengenal perasaannya. Dengan
demikian, mereka simpati kepada orang yang mau mengerti perasaan dan penderitaannya. Apabila rasa simpati itu telah
tercipta, biasanya mereka akan dengan mudah menerima saran atau nasihat.
b. Pembinaan secara konsultasi.
Hendaknya setiap pembina bersikap terbuka untuk menampung atau mendengar ungkapan perasaan yang dialami oleh para
remaja, baik secara kelompok maupun perseorangan.
c. Dekatkan agama kepada hidup.
Menggerakkan hati para remaja secara otomatis untuk mematuhi hukum dan ketentuan agama dalam kehidupan
sehari-hari sangatlah penting. Karena itu, diperlukan usaha untuk mendekatkan agama dengan segala ketentuannya dengan
jalan mencarikan hikmah dan manfaat setiap ketentuan agama itu. Jangan sampai mereka menyangka bahwa hukum dan
ketentuan agama merupakan perintah Tuhan yang terpaksa mereka patuhi, tanpa merasakan manfaat dari kepatuhannya
itu.
46
Pada masa ini, para remaja menghadapi masalah dengan sikap bingung, tetapi dengan bantuan orang di sekitarnya terutama dalam lingkungan
keluarga, diharapkan mereka dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya dengan baik, apalagi jika remaja itu seorang beriman yang kuat. Remaja yang
kuat jasmani dan rohaninya dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup, akan menjadi orang yang selalu berguna bagi agama, nusa dan
bangsanya. Remaja yang demikian ini telah dilukiskan dalam al-Qur’an:
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Al-Kahfi: 13
47
Begitulah, remaja penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional yang mempunyai semangat patriotisme, budi pekertiakhlak yang
tinggi, berilmu dan bertakwa kepada Tuhan YME.
48
46
Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet. 14, h. 128
47
Terjemahan, Al-Qur’an…, h. 444
26
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Remaja