6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Hakikat Model Model Pembelajaran Aktif Active Learning
a. Pengertian Pembelajaran Aktif Active Learning
Perkembangan pesat utamanya dalam bidang informasi, mensyaratkan perlunya menggeser pola pembelajaran menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan
partisipasif. Dengan semakin meningkatnya laju perkembangan pengetahuan, guru tidak lagi mampu menjadi satu-satunya sumber informasi. Siswa perlu menggeser
peran dari sekedar penerima pasif informasi menuju pencarian aktif pengetahuan dan keterampilan serta menggunakannya secara bermakna. Ide perkembangan
aktif ini sebenarnya mengacu kepada bagaimana memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda.
Istilah “active learning” mengacu kepada teknik instruksional interaktif yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi. Siswa dalam
melakukan pembelajaran aktif dapat menggunakan sumber daya di luar pengajar untuk memperoleh informasi, serta menunjukkan kemampuannya
menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi melalui proyek dll. Siswa mengorganisasikan pekerjaannya, informasi riset, diskusi dan menjelaskan
gagasan, mengamati
demofenomena, menyelesaikan
masalah dan
memformulasikan pertanyaan yang dimilikinya. Seringkali pembelajaran aktif dikombinasikan dengan pembelajaran kerjasamakolaborasi yaitu siswa
bekerja secara interaktif dalam tim yang memajukan ketergantungan dan pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai
tambahan, pembelajaran aktif dapat menunjukkan berbagai kecerdasan.
1
1
Bachtiar Simamora 2008, Baldrige Daftar Istilah: Pembelajaran Aktif online, tersedia:
www.baldrigeindo.com. Diakses 27 Januari 2009.
Pembelajaran aktif sebenarnya mengakomodasi perbedaan yang ada di antara individu siswa. Setiap siswa bersifat unik. Siswa yang satu berbeda dengan
siswa lain dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, ada beberapa definisi tentang pembelajaran aktif. Definisi-definisi yang dimaksud sebagai berikut:
2
1. Belajar aktif menurut Meyers dan Jones, meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi penuh makna, mendengar,
menulis, membaca, dan merefleksi materi, gagasan, isu, dan materi akademik. 2. Paulson dan Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana
merupakan segala sesuatu yang dilakukan siswa selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari guru.
3. Joint Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian makna secara aktif oleh siswa. Belajar lebih merupakan pembangunan pengetahuan daripada
sekedar menerima pengetahuan secara pasif. 4. Chickering dan Gamson menambahkan bahwa belajar tidaklah seperti
menonton olahraga. Siswa tidak akan belajar banyak hanya dengan duduk di kelas dan mendengarkan guru, mengingat tugas-tugas, dan mengajukan
jawaban. Siswa harus mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari, menulisnya,
menghubungkan dengan
pengalaman terdahulu
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Pardjono mengenai pembelajaran aktif: In active learning, knowledge is the accumulation of experience construted
by children through learning activities. The term active learning semantically implies that student are active, that is, actively constructing their own knowledge
not just passively receiving ready-made from other people. Active learning remerged in the 80s and 90s in the from of constructivism, which has two
principles: knowledge is not passively received but actively built up by the learner and the function of cognition is adaptive and serves the organization of the
experiential world.
When the student is involved in active learning, the student’s taks is to construct his or her own knowledge through classroom activities. The role of the
teacher changes from dispenser of ready-made knowledge to the a facilitator of learning.
3
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
2
Junaedi, dkk., Strategi Pembelajaran, Surabaya: LAPIS PGMI, 2008, h.9-10.
3
Pardjono, Active Learning: The Dewey, Piaget, Vygotsky, and Constructivist Theory Perpectives, Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 9 No. 3 Agustus 2002, h.176.
1 pada dasarnya belajar merupakan proses aktif dan 2 seseorang memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran aktif dari awal pembelajaran, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai
berikut: 1. Pembentukan tim: Membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain dan
menciptakan semangat kerja sama dan interdependensi. 2. Penilaian sederhana: Guru mempelajari sikap, pengetahuan dan pengalaman
siswa. 3. Keterlibatan belajar langsung: Guru menciptakan minat siswa terhadap
pelajaran. Ketiga tujuan di atas, bila dicapai akan membantu menciptakan lingkungan
belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan keinginan siswa untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif.
4
Gambar 2.1. Efektivitas Model Pembelajaran
5
Gambar di atas menujukkan efektivitas model pembelajaran antara pembelajaran pasif dengan pembelajaran aktif. Pembelajaran pasif biasanya
4
Melvin Silberman, Op.cit., h. 62.
5
T.M.A. Ari Samadhi, 2008, Pembelajaran Aktif Active Learning online, Teaching Improvement Worksop, Engineering Education Development Project ADB Loan No. 1432-INO,
tersedia: www.jurnalskripsi.com. Diakses 27 Januari 2009.
dilakukan dengan tahap membaca, mendengarkan, melihat gambar, menonton video, sampai dengan melihat kebiasaan suatu tempat. Sedangkan pembelajaran
aktif terdiri dari berpartisipasi dalam diskusi, memberikan pendapat sampai melakukan penerapan. Jika dihubungkan dengan gambar di atas, mind map
termasuk dalam doing pada pembelajaran aktif.
Tabel 2.1. Perbedaan antara Pembelajaran Aktif dengan Pembelajaran Konvensional
6
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Aktif
Berpusat pada guru Berpusat pada anak didik
Penekanan pada menerima pengetahuan Penekanan pada menemukan Kurang menyenangkan
Sangat menyenangkan Kurang memberdayakan semua indera
dan potensi anak didik Memberdayakan semua indera dan
potensi anak didik Menggunakan metode yang monoton
Menggunakan banyak metode Kurang banyak media yang digunakan
Menggunakan banyak media Tidak
perlu disesuaikan
dengan pengetahuan yang sudah ada
Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
Pada dasarnya, pembelajaran aktif berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif pada
siswa dapat membantu ingatan memori siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada
pembelajaran konvensional.
7
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif sangat baik dalam membantu siswa memahami pengetahuan yang ada dan dapat mengembangkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konvensional sangat mengekang
6
Hartono, 2008, Strategi Pembelajaran Active Learning online, tersedia: http:sditalqalam.wordpress.com. Diakses 27 Januari 2009
7
Ibid.
kemampuan siswa yang sebenarnya. Serta diharapkan guru tidak hanya terus menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk itu, keterampilan guru harus
ditingkatkan dalam strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam kelas.
b. Urgensi pembelajaran aktif