Tabel 2.3. Perbedaan Peta Konsep dengan Mind Map
Peta konsep Mind map
1.  Berupa katakonsep,
tetapi terdapat kata hubung antarkonsep.
2.  Konsep yang
lebih inklusif
diletakkan  pada  puncak  peta, makin  ke  bawah  konsep-konsep
diurutkan  menjadi  konsep  yang kurang  inklusif.  Sehingga  peta
konsep disusun secara hirarki.
3.  Ada  empat  macam  peta  konsep yaitu, pohon jaring network tree,
rantai kejadian events chain, peta konsep siklus cycle concept map,
dan  peta  konsep  laba-laba  spider concept map.
1. Berupa  katakonsep,  tetapi  tidak terdapat kata hubung antarkonsep.
2. Konsep yang
lebih inklusif
diletakkan pada tengah peta, konsep yang  kurang  inklusif  diletakkan  di
cabang-cabang peta. 3. Bentuk  mind  map  disesuaikan
dengan pembuatnya.
Sehingga pembuat  dapat  membuat  mind  map
sesuai dengan kreativitasnya.
Sumber: Trianto S. dan Tony Buzan
Terlihat  jelas  perbedaan  antara  peta  konsep  dengan  mind  map,  kedua memiliki bentuk struktur. Tetapi kedua sangat berguna dalam memahami  konsep
dengan cepat dan singkat. Selain  perbedaan  di  atas,  membuat  peta  konsep  kadang-kadang  harus
konstruk dibandingkan  mind map. Secara  terstruktur dan ide diurutkan pada peta konsep  lebih  baik  dengan  mind  map  yang  terkadang  berakibat  membingungkan.
Serta  peta  konsep  menyediakan  banyak  informasi  pada  suatu  topik  dibanding mind map.
29
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Suatu  aktivitas  pembelajaran  dapat  dikatakan  efektif  bila  proses pembelajaran  tersebut  dapat  mewujudkan  sasaran  atau  hasil  belajar  tertentu.
Belajar  adalah  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk  memperoleh suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara  keseluruhan,  sebagai  hasil
29
Astrid  Brikmann,  Knowledge  Maps  –  Tools  For  Building  Structure  In  Mathematics, tersedia: astrid.brinkmannmath.-edu.de. Diakses 9 Juni 2010.
pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi  dengan  lingkungannya.  Perubahan  yang terjadi  dalam  diri  seseorang  banyak  baik  sifat  maupun  jenisnya  karena  itu  tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Belajar  learning,  sering  kali  didefinisikan  sebagai perubahan  yang  secara
relatif  berlangsung  lama  pada  masa  berikutnya  yang  diperoleh  kemudian  dari pengalaman-pengalaman.  Belajar  itu  sendiri  merupakan  suatu  kegiatan  yang
terjadi di dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung.
30
Muhibbin  Syah  dalam  bukunya  mendefisinikan  belajar  sebagai  tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
31
Belajar  adalah  suatu  aktivitas  yang  bertujuan  mengubah perilaku  seseorang ke  arah  yang  lebih  sempurna.  Perubahan  itu  mencakup  perubahan  aktual  dan
potensial,  perubahan  dibuktikan  dengan  didapatkannya  kecakapan  baru,  dan perubahan terjadi karena usaha dan disengaja.
32
Dari  beberapa  pengertian  tentang  belajar  di  atas  dapat  dipahami  bahwa belajar  adalah  suatu  kegiatan  yang  disengaja  dilakukan  untuk  memperoleh  suatu
perubahan  tingkah  laku  sebagai  hasil  dari  pengalaman  interaksi  dengan lingkungan.
Perubahan  yang  terjadi  dalam  diri  individu  banyak  baik  sifat  maupun jenisnya,  tetapi  tidak  semua  perubahan  tingkah  laku  adalah  hasil  belajar.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Perubahan yang terjadi secara sadar b.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
30
Abdul Rahman Shaleh,  Psikologi:  Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008, cet. ke-3, h. 205
31
Muhibbin  Syah,  Psikologi  Pendidikan  dengan  Pendekaatn  Baru,  Bandung:  PT. Remaja Rosda Karya, 2008, cet. ke-14, h.92.
32
Idri  Shaffat,  Optimized  Learning  Strategy:  Pendekatan  Teoritis  dan  Praktis  Meraih Keberhasilan Belajar, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009, cet. ke-1, h.5.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
33
Menurut  Sumadi  S.,  hal-hal  yang  kita  dapat  simpulkan  mengenai  belajar sebagai berikut:
a.  Bahwa belajar itu membawa perubahan dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial.
b.  Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c.  Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
34
Dari  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  mengenai  tujuan  belajar  sangat terkait dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu:
1.  mendapatkan pengetahuan acquiring konwledge 2.  penanaman konsep dan keterampilan
3.  pembentukan sikap
35
Berhasil  atau  tidaknya seseorang  dalam  belajar  disebabkan  beberapa  faktor yang  mempengaruhi  pencapaian  hasil  belajar,  baik  yang  berasal  dari  dalam  diri
individu  yang  sedang  belajar  internal,  maupun  yang  berasal  dari  luar  individu eksternal.
Adapun faktor-faktor internal antara lain: a.  Faktor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh
b.  Faktor  psikologis,  yaitu  intelegensi,  perhatian,  minat,  bakat,  motif, kematangan, dan kesiapan.
c.  Faktor  kelelahan,  kelelahan  pada  seseorang  walaupun  sulit  dipisahkan  tetap dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam,  yaitu  kelelahan  jasmani  dan  kelelahan
rohani.
33
Slameto , Op.cit., h.3-4.
34
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005, cet. ke-13, h.232.
35
Idris Shaffat, Op.cit., h. 6-7.
Sedangkan  faktor  eksternal  yang  dapat  berpengaruh  terhadap  hasil  belajar, antara lain:
a.  Faktor  keluarga,  siswa  yang  belajar  akan  menerima  pengaruh  dari  keluarga berupa, cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah
tangga, dan keadaan ekonomi. b.  Faktor  sekolah,  faktor  sekolah  yang  mempengaruhi  belajar  ini  mencakup
metode belajar,  kurikulum,  relasi  guru dan siswa,  relasi  siswa  dengan  siswa, disiplin  sekolah,  pelajaran  dan  waktu  belajar,  standar  pelajaran,  keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah. c.  Faktor  masyarakat,  masyarakat  merupakan  faktor  ekstern  yang  juga
berpengaruh  terhadap  belajar  siswa.  Pengaruh  itu  terjadi  karena  keberadaan siswa  dalam  masyarakat,  yang  meliputi  kegiatan  siswa  dalam  masyarakat,
mass  media,  teman  bergaul,  dan  bentuk  kehidupan  masyarakat,  yang  semua mempengaruhi belajar.
36
Menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
37
1.  Internal dalam, yaitu: a.  Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera.
b.  Psikologi,  yang  terdiri  dari  bakat  minat,  kecerdasan,  motivasi,  dan kemampuan kognisi.
2. Eksternal luar, yaitu: a.  Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.
b.  Instrumental,  yang  terdiri  dari  kurikulum,  guru,  sarana  dan  prasarana, administrasi dan manajemen.
36
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, cet. ke- 4, h.54-71.
37
Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, cet. ket-1, h.85.
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  proses  dan  hasil  belajar  yang  meliputi faktor  internal  dan  faktor  eksternal  di  atas  bila  diskemakan  akan  tampak  seperti
pada diagram berikut:
38
Gambar 2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
Hasil  belajar  atau  achievement  merupakan  realisasi  atau  pemekaran  dari kecakapan-kecakapan  potensial  atau  kapasitas  yang  dimiliki  seseorang.
Penguasaan  hasil  belajar  oleh  seseorang  dapat  dilihat  dari  perilakunya,  baik perilaku  dalam  bentuk  penguasaan  pengetahuan,  keterampilan  berpikir  maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku  yang
38
Yudhi  Munadi,  Media  Pembelajaran:  Sebuah  Pendekatan  Baru,  Jakarta:  Gaung Persada Press, 2008, cet. ke-1, h.35.
Kondisi Fisiologis Umum Kondisi Pancaindera
Perhatian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Intelegensi
Motif dan Motivasi Faktor
Fisiologis
Minat dan Bakat Faktor
Internal
Faktor Psikologis
Fak
.
Lingkungan
Fak. Instrumental Kognitif
dan Daya
Nalar
Faktor Eksternal
Kurikulum Alam
Sarana dan Fasilitas Sosial
Guru
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.
39
Penguasaan  konsep  yang  dimaksud dalam penelitian  ini  adalah penguasaan konsep  dalam  ranah  kognitif  berdasarkan  taksonomi  Bloom  yang  merupakan
penguasaan  bahan  pelajaran  berkenaan  dengan  kemampuan  berpikir  setelah pembelajaran.  Ranah  kognitif  ini  merupakan  ranah  lebih  banyak  melibatkan
mental atau otak. Pada  ranah  kognitif  terdapat  enam  jenjang  proses  berpikir  yakni:  1
pengetahuaningatan  –  knowledge,  2  pemahaman  –  comprehension,  3 penerapan  –  application,  4  analisis  –  analysis,  5  sintesis  –  synthesis, dan  6
evaluation. Sedangkan  ciri-ciri  hasil  belajar  afektif  akan  tampak  pada  peserta  didik
dalam  berbagai  tingkah  laku,  seperti  perhatian  terhadap  pelajaran,  kedisplinan, motivasi, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh
Krathwohl  dkk.,  menjadi  lima  jenjang,  yakni:  1  perhatianpenerimaaan receiving,  2  tanggapan  responding,  3  penilaianpenghargaan  valuing,
pengorganisasian  organization,  dan  5  karakterisasi  terhadap  suatu  atau beberapa nilai characterization by a value or value complex.
Hasil  belajar  psikomotorik  merupakan  ranah  yang  berkaitan  dengan keterampilan  skill  atau  kemampuan  bertindak  setelah  seseorang  menerima
pengalaman  belajar  tertentu.  Ranah  psikomotorik  meliputi  1  persepsi,  2 kesiapan, 3 gerakan terbimbing, 4 gerakan terbiasa,  5 gerakan kompleks, 6
penyesuaian pola gerakan dan 7 kreativitas.
40
Keberhasilan  siswa  dalam  memahami  sesuatu  yang  diajarkan  oleh  guru, sangat  ditentukan  oleh  keberhasilan  siswa  menyimpan  abstraksi  konsep-konsep
tersebut dalam struktur kognitifnya.
41
39
Nana  Syaodih  Sukmadinata,  Landasan  Psikologi  Proses  Pendidikan,  Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, cet. ke-4, 102-103.
40
Ahmad Sofyan dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet. ke-1, h.14-20.
41
Yanti  Herlanti,  Strategi  Pengolahan  Bahan  Ajar  Ilmu  Pengetahuan  Alam,    Jurnal Edusains Vol. 1 No. 1, Juni 2008, h.30.
Pencapaian  belajar  atau  hasil  belajar  diperoleh  setelah  dilaksanakannya suatu  program  pengajaran.  Penilaian  atau  evaluasi  pencapaian  hasil  belajar
merupakan  langkah  untuk  mengetahui  seberapa  jauh  tujuan  kegiatan  belajar mengajar KBM suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai.
42
Dan penilaian  yang  dilakukan  oleh  guru  adalah  mengukur  kemampuan  siswa  dalam
belajar dengan cara tes. Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk ujian yang paling tradisional
dan  banyak  digunakan  dunia  pendidikan.  Berdasarkan  teori  pengukuran  yang digunakan untuk pengembangan tes, suatu tes  yang baik harus mengukur dengan
valid  kemampuan  peserta  didik.  Apabila  kemampuan  itu  adalah  hasil  yang diperoleh peserta didik dari suatu proses belajar, maka tes tersebut harus mampu
memberikan  informasi  yang  benar  mengenai  kemampuan  tersebut.
43
Dalam penelitian  ini,  dengan  mempertimbangkan  waktu  dan  tujuan  maka  hasil  belajar
yang diukur hanya dari aspek kognitif berupa tes objektif.
4. Konsep Keanekaragaman Hayati