H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari
populasi berdistribusi normal atau tidak.
9
Pengujian ini menggunakan tes Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar. b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:
Zi = S
X Xi
Keterangan : Zi = skor baku
X = mean Xi = skor data
S = simpangan baku
c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi sebutkan dengan F Zi dengan aturan jika Zi0, maka FZi 0.5 + nilai
tabel, jika Zi0, maka FZi = 1 - 0.5+nilai tabel. d. Selanjutnya hitung proporsi Zi. Jika proporsi Z
1
, Z
2
….Zn lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S Zi, maka:
S Zi = banyaknya Z
1
, Z
2
, ….yang ≤Zn
N e. Hitung selisih nilai F Zi-S Zi, kemudian tentukan harga mutlak.
f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo.
g. Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil tabel harga kritis uji Liliefors.
h. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila Lo Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.
Hasil penghitungan uji normalitas data dapat dilihat pada lampiran 15.
9
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2005, cet. ke-1, h.121-124.
2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas di sini adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.
10
Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher, yaitu: F =
2 2
2 1
S S
S =
1
2 2
n N
X X
n
Keterangan: F
= Homogenitas S1
2
= Varians terbesar atau data pertama S2
2
= Varians terkecil atau data kedua Fhitung Ftabel maka sampel homogen
Fhitung Ftabel maka sampel tidak homogen
Hasil penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 16. 3. Normal Gain
Gain adalah selisih nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru. Rumusnya:
11
N gain = test
pre ideal
Skor test
pre test
post
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi
= nilai 0.70 g-sedang
= nilai 0.30 – 0.70 g-rendah
= nilai 0.30
10
Ibid. 119-120
11
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Tersedia:
www.physyceducation.netdocsaddenum-on-normalized. Diakses 19 Desember 2009, h. 3
Hasil penghitungan N-gain kedua kelompok dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18.
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu dengan cara: Menggunakan Uji-t jika data berdistribusi normal dan homogen. Hasil
perhitungan t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
pada taraf signifikan 0.05 dengan kriteria:
Menolak Ho, jika t
hitung
t
tabel
dan Ha diterima Terima Ho, jika t
hitung
t
tabel
dan Ha ditolak Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus:
t =
2 1
2 1
M M
SE M
M
SE
M1-M2
=
2 2
2 1
M M
SE SE
SE
M1
= 1
1
N SD
SE
M2
= 2
2
N SD
Keterangan: T
= t hasil perhitungan M
1
= mean kelompok eksperimen M
2
= mean kelompok kontrol SD1
= simpangan baku kelompok eksperimen SD 2
= simpangan baku kelompok kontrol N1
= jumlah sampel kelompok eksperimen N2
= jumlah sampel kelompok kontrol SE
M1
= standar eror mean sampel kelompok eksperimen SE
M2
= standar eror mean sampel kelompok kontrol SE
M1-M2
= standar eror mean sampel gabungan
Hasil penghitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 19.
I. Hipotesis Statistik
H0 : µA = µB
Ha : µA µB
Keterangan: µA
= rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map.
µB = rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map.
54
BAB 4 HASIL PENELITIAN