Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Kelompok
Perlakuan Pretest
Postest
Eksperimen X
1
T
1
T
2
Kontrol X
2
T
1
T
2
Keterangan: X
1
: model pembelajaran aktif menggunakan mind map.
X
2
: model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. T
1
: dimemberikan soal pre test yang sama. T
2
: diberikan soal post test yang sama. Desain Penelitian:
1  Menentukan sampel dari populasi. 2  Menggolongkan  sampel  menjadi  dua  kelompok,  yaitu  kelompok
eksperimen  yang dikenakan perlakuan X,  yakni model pembelajaran aktif menggunakan mind map dan kelompok kontrol yang dikenakan perlakuan
model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. 3  Memberikan  pre test T1 kepada kedua kelompok sebelum pembelajaran
dimulai. 4  Mempertahankan  semua  kondisi  untuk  kedua  kelompok  agar  tetap  sama,
kecuali pada satu hal  yakni kelompok eksperimen dikenakan perlakuan X untuk jangka waktu tertentu.
5  Memberikan  post  test  T2  kepada  kedua  kelompok  untuk  mengukur variabel terikat, lalu menghitung mean masing-masing kelompok.
6  Mengaitkan tes statistik yang cocok untuk rancangan ini.
D.  Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  seluruh  siswa  SMA  Negeri  8  Kota
Tangerang Selatan. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan  kelas X pada tahun ajaran 20092010.
2. Sampel Sampel  merupakan  wakil  populasi  yang  akan  diteliti.  Sampel  dalam
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan kelas X. Kelas X-3 sebagai eksperimen dan kelas X-1 sebagai kontrol.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik sampling  yang  digunakan  peneliti  jika  peneliti  mempunyai  pertimbangan-
pertimbangan  tertentu  di  dalam  pengambilan  sampelnya  atau  penentuan  sampel untuk tujuan tertentu,
2
yaitu diambil nilai rata-rata biologi kelas yang hampir sama atau setara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengambilan  data  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan menggunakan  tes  penguasaan  konsep  berupa  tes  objektif,  angket,  dan  lembar
observasi.
F. Instrumen Penelitian
1. Kisi-Kisi Instrumen Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu:
a.  Tes Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa
dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya.
3
Menurut Riduwan, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk  mengukur  keterampilan  pengetahuan,  intelegensi,  kemampuan  atau  bakat
yang  dimiliki  oleh  individu  atau  kelompok.
4
Adapun  bentuk  tes  yang  digunakan dalam  penelitian  ini  adalah  tes  tertulis  berupa  pilihan  ganda  dengan  lima
2
Riduwan,  Belajar  Mudah  Penelitian:  Untuk  Guru-Karyawan  dan  Peneliti  Pemula, Jakarta: Alfabeta, 2005, h.63.
3
Ahmad  Sofyan,  dkk.,  Evaluasi  Pembelajaran  IPA  Berbasis  Kompetensi,  Jakarta:  UIN Press, 2006, cet. ke-1, h.53.
4
Riduwan,  Belajar  Mudah  Penelitian:  Untuk  Guru-Karyawan  dan  Peneliti  Pemula, Bandung: Alfabeta, 2005, cet. ke-1, h.76.
optionspilihan  jawaban  A,  B,  C,  D,  E  sebanyak  25  soal.  Soal-soal  tersebut sudah  dapat  mewakili  empat  indikator  pencapaian  hasil  belajar  yang  akan
diterapkan  dalam  pembelajaran  yang  menggunakan  model  pembelajaran  aktif menggunakan  mind  map  dengan  lima  pilihan  jawaban  yang  meliputi  jenjang
hafalan  C1, pemahaman  C2,  penerapan  C3,  dan  analisis  C4  .Tes  ini  akan diberikan  sebelum  dan  sesudah  pembelajaran  untuk  mengetahui  penguasaan
konsep siswa dalam konsep keanekaragaman hayati.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Keanekaragaman Hayati
Sub Konsep Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
C1 C2
C3 C4
1. Keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan
ekosistem Mendeskripsikan
keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan
ekosistem 1, 7,
11, 26 4
2. Istilah konsep keanekaragaman hayati
Mendefinisikan istilah keanekaragaman hayati
2, 10 2
3. Faktor yang mendasari keanekaragaman hayati
Menjelaskan faktor dasar keanekaragaman
hayati 3
1 4. Klasfikasi
makhluk hidup
  Tujuan klasifikasi
makhluk hidup   Dasar
utama kalsifikasi
makhluk hidup
  Penulisan  tata  nama makhluk
hidup binomial
nomenklatur   Penyusunan  takson
makhluk hidup Mendeskripsikan,
menjelaskan, menunjukkan, dan
mengkaji klasifikasi makhluk hidup
9 14, 28
4 6, 8,
30 13
29 40
23 1
3 2
5
5. Identifikasi ciri-ciri ekosistem atau bioma
Mendeskrispikan, menunjukkan, dan
mengidentifikasi ciri- ciri ekosistembioma
32 24
5, 15, 19
5 6. Fauna dan flora di
Indonesia   Pembagian fauna
atau flora daerah di Indonesia
  Fauna atau flora khas daerah Indonesia
Mendeskripsikan dan menunjukkan
pembagian flora dan fauna daerah di
Indonesia 20, 37
12,21 25
31 39
4 3
7. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia Mendefinisikan,
mendeskripsikan dan menunjukkan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia 18
16, 22 35
4
8. Dampak atau faktor- faktor yang
mempengaruhi keanekaragaman hayati
Mendefinisikan, menjelaskan, dan
menghubungkan dampak yang
mempengaruhi keanekaragaman hayati
38 33, 34, 36
17, 27 6
Jumlah 7
22 7
4 40
Soal-soal yang valid b.  Angket
Untuk  mengetahui  bagaimana  guru  melakukan  kegiatan  pembelajaran dengan  model  pembelajaran  aktif  menggunakan  mind  map  variabel  X,
digunakan  kuesioner  dalam  bentuk  angket  dengan  skala  Likert.  Angket  adalah seperangkat  pertanyaan  tertulis  yang  dikirimkan  kepada  responden  untuk
mengungkapkan  pendapat,  keadaan,  kesan  yang  ada  pada  respoden  sendiri maupun di luar dirinya.
5
Selain itu, angket questionaire merupakan suatu daftar pertanyaan  atau  pernyataan  tentang  topik  tertentu  yang  diberikan  subjek,  baik
secara  individu  atau  kelompok.  Peneliti  mengajukan  pertanyaan  dalam  bentuk angket  terstruktur  yakni  peneliti  menetapkan  sendiri  masalah  dan  pertanyaan-
pertanyaan  yang  diajukan  kepada  responden, sehingga  mendapat  jawaban  akurat dan  relevan.  Angket  yang  digunakan  untuk  mengetahui  sikap  siswa  terhadap
biologi,  pembelajaran  dengan  pembelajaran  aktif,  penggunaan  mind  map,  dan soal-soal yang diberikan. Angket ini berjumlah 20 pernyataan dengan lima pilihan
bagi  siswa.  Pengolahan  data  untuk  angket  dibuat  dengan  menghitung  persentase berdasarkan kisi-kisi angket.
5
Ahmad Sofyan dkk., Op.Cit. h.34.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket No.
Aspek Minat Indikator
Nomor Item
1. Perhatian
  Persiapan siswa saat belajar di kelas
  Keseriusan  siswa  mengikuti pelajaran biologi
2, 5 12
2. Daya Tarik
  Sikap terhadap pelajaran biologi
  Memahami konsep-konsep biologi
6 11, 19, 3
3. Kesenangan
  Senang saat belajar biologi   Semangat dalam belajar
biologi 10
4, 13 4.
Penyelesaian Tugas   Senang diberi tugas
  Tepat waktu saat mengerjakan tugas
9 7, 16, 17, 18
5. Kemauan untuk
Tahu Lebih Banyak   Terlibat langsung dalam
pembelajaran 8, 15
6. Ketekunan
  Tidak bosan belajar biologi 14, 15
7. Kesesuaian Objek
  Banyak manfaat yang diambil dari pelajaran biologi
1, 20
c.  Lembar observasi Observasi  adalah  metode  pengumpulan  data  secara  sistematis  melalui
pengamatan  dam  pencatatan  terhadap  fenomena  yang  diteliti.
6
Lembar  observasi digunakan  untuk  mengetahui  aktivitas  siswa  selama  proses  pembelajaran
berlangsung.  Aktivitas  yang  diamati  pada  waktu  pembelajaran  adalah  mengenai
6
Hariwijaya dan Triton P.B., Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Oryza, 2007, cet ke 1, h.63.
pelaksanaan  tahapan-tahapan  pada  pembelajaran  aktif.  Dengan  kriteria  jawaban sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi  Tahapan Pembelajaran Aktif Kelas Eksperimen
1. Apersepsi Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat baik dalam
kemampuan guru memancing siswa untuk
bertanya tentang topik ,memotivasi siswa dan
menampilkan pesan yang menarik.
Baik dalam kemampuan guru memancing siswa
untuk bertanya tentang topik yang dibahas,
memotivasi siswa, dan menampilkan pesan yang
menarik. Cukup dalam kemampuan
guru memancing siswa untuk bertanya tentang
topik yang dibahas, memotivasi siswa.
Kurang dalam kemampuan guru memancing siswa
untuk bertanya tentang topik yang dibahas,
memotivasi siswa..
2. Eksplorasi Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat baik dalam
kemampuan guru menunjukkan keterampilan
penggunaan metodeteknik pembelajaran, dan
mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan
atau percobaan. Baik dalam kemampuan
guru menunjukkan keterampilan penggunaan
metodeteknik pembelajaran dan
mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan
atau percobaan. Cukup dalam kemampuan
guru menunjukkan keterampilan penggunaan
metodeteknik pembelajaran dan
mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan
atau percobaan. Kurang dalam kemampuan
guru menunjukkan keterampilan penggunaan
metode teknik pembelajaran, dan
mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan
atau percobaan.
3. Diskusi Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat baik suasana
diskusi sangat interaksi dan siswa
mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan
Baik suasana diskusi aktif dan siswa
mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan.
Cukup suasana diskusi aktif tetapi beberapa siswa
pasif, dan siswa mengkomunikasikan hasil
penyeledikan temuan. Kurang suasana diskusi
aktif, siswa tidak menanggapi diskusi
dengan serius. Siswa kurang
mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan
4. Aplikasi Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat baik kemampuan
guru menjelaskan fakta mengenai pengamatan
yang siswa lakukan. Dan menghubungkan dengan
pengetahuan yang relevan sesuai dengan realita
kontekstual. Baik kemampuan guru
menjelaskan fakta mengenai pengamatan
yang siswa lakukan. Dan menghubungkan dengan
pengetahuan yang relevan sesuai dengan realita
kontekstual. Cukup kemampuan guru
menjelaskan fakta mengenai pengamatan
yang siswa lakukan. Dan cukup baik
menghubungkan dengan pengetahuan yang relevan
sesuai dengan realita kontekstual.
Kurang dalam kemampuan guru menjelaskan fakta
mengenai pengamatan yang siswa lakukan. tidak
ada aplikasi pengetahuan.
Diadopsi dari penilaian observasi Suharsimi Arikunto
7
7
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h.159.
2. Kalibrasi Instrumen a.  Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata  validity, dapat diartikan tepat atau sahih,  yakni sejauh  mana  ketepatan  dan  kecermatan  suatu  alat  ukur  dalam  melakukan  fungsi
ukurnya.Validitas ini untuk mengukur tes berupa tes objektif menggunakan rumus koefisien kolerasi biserial
γ
pbi
. γ
pbi
= q
p S
M M
t t
p
Keterangan: γ pbi
= koefisien korelasi biserial Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar Mt
= rerata skor total St
= standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar q
= proporsi siswa yang menjawab salah Dengan kriteria sebagai berikut:
0.80-1.00 = validitas sangat tinggi
0.60-0.80 = validitas tinggi
0.40-0.60 = validitas cukup
0.20-0.40 = validtas rendah
0.00-0.20       = validitas sangat rendah
Hasil penghitungan validitas instrumen yaitu: df = 38 dengan r
tabel
= 0.320, sedangkan  r
hitung
=  0.667.  Sehingga  dapat  disimpulkan  r
hitung
r
tabel
yang  berarti validitas  tinggi  lampiran  1  dan  2.  Dari  40  soal  instrumen,  sebanyak  26  soal
valid. Instrumen yang dipakai dalam hanya 25 soal dan 1 soal tidak dipakai. b.  Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama.  Untuk  mengetahui  ketepatan  ini  pada  dasarnya  dilihat  kesejajaran  hasil.
Sebuah tes dikatakan reliabilitas yang baik apabila tes tersebut dapat memberikan hasil  yang  tetap,  uji  reliabilitas  yang  digunakan  menguji  instrumen  pemahaman
tentang  konsep  yaitu  dengan  menggunakan  rumus  Kuder  Richardson  atau  yang dikenal dengan KR-20,
8
yaitu:
8
Suharsimi  Arikunto,  Dasar-dasar  Evaluasi  Pendidikan,  Jakarta:  Bumi  Aksara,  2007, cet. ke-7, h.100.
r
11
= 
 
 
 
 
 
 
 
2 2
1 S
pq S
n n
Keterangan: KR-20
= Koefisien reliabilitas tes k
= Jumlah butir pq
= Varians skor butir p
= Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q
= Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i SDt
2
= Varians skor total Dengan kriteria sebagai berikut :
0.00-0.20 = reliabilitas kecil
0.20-0.40 = reliabilitas rendah
0.40-0.70 = reliabilitas sedang
0.70-0.90 = reliabilitas tinggi
0.90-1.0 = reliabilitas sangat tinggi
Hasil  penghitungan  reliabilitas  yaitu  0.952  yang  berarti  reliabilitas  sangat tinggi lampiran 4 dan 5.
c.  Penghitungan Analisis Butir Instrumen Sebelum  penelitian  terlebih  dahulu  dilakukan  uji  coba  instrumen  melalui
penghitungan  analisis  butir  instrumen  dengan  cara  menghitung  difficulty  level tingkat kesukaran dan discrimininating power daya pembeda setiap butir soal.
Tingkat  kesukaran  dari  suatu  tes  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  tiap  butir soal dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan
rumus sebagai berikut: P =
N B
Keterangan: P = proporsi indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah peserta tes
Adapun tingkat kesukaran memiliki kriteria sebagai berikut: 0-0,25
: termasuk kategori sukar 0,26-0,75
: termasuk kategori sedang 0,76-1
: termasuk kategori mudah
Berikut hasil tingkat kesukaran instrumen lihat lampiran 1 yaitu:
Tabel 3.5 Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen No.
Kategori No. Soal
Persentase
1 Sukar
12,14,18,32,33 12,5
2 Sedang
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,17,21, 23,24,25,27,29,30,31,35,36,37,38,39,40
72,5 3
Mudah 19,20,22,26,28,34
15 Sedangkan  daya  pembeda  soal  berguna  untuk  mengetahui  kemampuan
suatu soal membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai, dalam hal ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = Jb
Bb Ja
Ba 
Keterangan Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N  = jumlah peserta tes
Besarnya daya pembeda memiliki kriteria sebagai berikut: 0.00-0.20
: termasuk kategori jelek 0.21-0.40
: termasuk kategori cukup 0.41-0.70
: termasuk kategori baik 0.71-1.00
: termasuk kategori baik sekali
Hasil penghitungan daya pembeda instrumen dapat dilihat pada lampiran 3.
G. Prosedur Penelitian