15
ekonomi dengan penawaran buruh yang tidak terbatas. Lewis percaya bahwa di banyak Negara terbelakang tersedia buruh dalam jumlah
yang tak terbatas dan dengan upah sekedar cukup untuk hidup subsistem. Pembangunan ekonomi berlangsung apabila modal
terakumulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus dan sektor subsisten ke sektor kapitalis.
Perhatian utama dari model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja, serta pertumbuhan output dan
peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modernsektor kapitalis. Pengalihan tenaga kerja dan pertumbuhan kesempatan tenaga kerja
tersebut dimungkinkan oleh adanya perluasan output pada sektor modern tersebut. Adapun laju atau kecepatan terjadinya perluasan
tersebut ditentukan oleh tingkat investasi di bidang industri dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern.
2. Pembangunan Ekonomi Daerah
Arsyad 1999:108 dalam Lina Suherty 2011 menjelaskan pembangunan ekonomi daerah merupakan proses di mana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah
tersebut. Pembangunan ekonomi daerah juga berdasarkan pada Lia:2007: 1.
Prinsip-prinsip renovasi 2.
Daya tarik unsur yang aktif
16
3. Perhitungan efek multiplier
4. Hubungan dan kaitan yang dapat diharapkan akan timbul
Dalam membangun daerah diperlukan kebijakan yang mengatur. Kebijakan pembangunan ekonomi daerah adalah penggunaan secara sadar
berbagai macam pendapatan untuk merealisasikan tujuan-tujuan daerah yang tanpa adanya usaha yang sengaja tersebut tidak dapat tercapai Lia:
2007. Tujuan utama pembangunan regional menurut Syarijudin 1997 dalam Siti Rukhmi Fuadati 2008 sebenarnya diarahkan kepada
pengurangan ketimpangan pendapatan yang terlalu mencolok, dan pemberian pelayanan sosial yang lebih baik.
Kebijakan muncul akibat dari adanya perencanaan yang tepat. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai
perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumber-sumber daya publik yang tersedia di daerah dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta
dalam rangka menciptakan nilai sumber-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Dengan demikian diharapkan perekonomian wilayah
dapat mencapai keadaan perekonomian yang lebih baik pada masa dating disbanding dengan keadaan sekarang ini, atau minimal sama dengan
keadaan ekonomi sekarang. Arief Daryanto, 2010:1
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno 2004, 200 dalam kegiatan perekonomian, di mana pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang
dan jasa yang berlaku di suatu Negara seperti penambahan dan jumlah
17
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, penambahan sektor jasa dan penambahan barang modal.
Dari penjelasan di atas berikut akan disajikan model-model pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonom dunia, yaitu
sebagai berikut :
a. Teori Simon Kuznets
Prof. Simon Kuznets dalam Jhingan 2010:57 mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga komponen
yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang.
Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam
penyediaan aneka macam barang kepada penduduk. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya
penyesuaian di bidang kelembagaan ideology sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan
secara tepat. Prof. Simon Kuznets menunjukkan enam ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern yaitu laju pertumbuhan penduduk dan
produk per kapita, peningkatan produktifitas, laju perubahan struktural
18
yang tinggi, urbanisasi, ekspansi Negara maju, dan arus barang, modal, dan orang antar bangsa.
b. Teori Harrod-Domar
Model pertumbuhan ekonomi Harrod Domar dalam Jhingan 2010: 229 dibangun berdasarkan pengalaman Negara maju. Ke
semuanya terutama dialamatkan kepada perekonomian kapitalis maju dan mencoba menelaah persyaratan pertumbuhan mantap steady
growth dalam perekonomian. Baik Harrod dan Domar tertarik untuk mencari tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan bagi
kehidupan perekonomian yang berjalan mulus dan tersendat-sendat. Kendati model mereka berbeda dalam rincian, namun keduanya nyaris
sampai pada kesimpulan yang sama. Harrod Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di
dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan, dan
kedua ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai
dampak permintaan, dan yang kedua disebut dampak penawaran investasi.
c. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh
Abramovits dan Solow dikenal dengan model pertumbuhan Solow
19
Solow Growth Model. Pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pengembangan faktor-faktor produksi. Pandangan ini dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut : 2.1
Di mana : adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.
adalah tingkat pertumbuhan modal. adalah tingkat pertumbuhan penduduktenaga kerja.
adalah tingkat pertumbuhan teknologi. Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi
bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Tetapi faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan
pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pertumbuhan ekonomi diperlukan keahlian
dari tenaga kerja dalam menggunakan teknologi yang tersedia. Sedangkan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut : a.
Tanah dan kekayaan alam lainnya b.
Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja c.
Barang-barang modal dan tingkat teknologi d.
Sistem sosial dan sikap masyarakat Berdasarkan pemaparan di atas mengenai pertumbuhan yang mana
sebuah proses penambahan dari output yang dihasilkan oleh suatu daerah.
20
Sedangkan sering kita mendengar mengenai laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Laju pertumbuhan ini dapat diukur melalui indikator perkembangan PDB dari tahun ke tahun untuk tingkat nasional sedangkan
indikator yang digunakan dalam perkembangan ekonomi di daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Perhitungan pertumbuhan
ekonomi melalui PDBPDRB ini dapat dilakukan dalam jangka waktu triwulan dan tahunan. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
100
1 1
t t
t t
PDBR PDBR
PDBR G
2.2 Dimana: G
t
= Pertumbuhan ekonomi periode t triwulan atau tahunan.
PDBR
t
= Produk Domestik Bruto Riil periode t berdasarkan harga konstan.
PDBR
t-1
= Produk Domestik Bruto Riil satu periode sebelumnya.
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut Tarigan
2005,80 Pertumbuhan
ekonomi wilayahdaerah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara
keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah added value yang terjadi. Penjelasan lain menurut Sjahrizal
2008,90, teori pertumbuhan ekonomi daerah ini merupakan bagian penting dalam analisa ekonomi regional karena pertumbuhan merupakan
unsur utama dalam pembangunan ekonomi regional dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas. Adapun teori-teori pertumbuhan
ekonomi daerah yang dikembangkan antara lain :
21
a. Model Basis Ekspor Ekspor Base Model
Model ini mula-mula diperkenalkan oleh Douglas C. North pada tahun 1956. Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi suatu
daerah ditentukan
oleh keuntungan
kompetitif Competitive
Advantage yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Bila daerah yang bersangkutan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang
mempunyai keuntungan kompetitif sebagai basis untuk ekspor, maka pertumbuhan daerah yang bersangkutan akan dapat ditingkatkan
Sjafrizal : 2008,87. Hal ini akan terjadi karena peningkatan ekspor tersebut akan memberikan dampak berganda multiplier effect kepada
perekonomian daerah. Sebagaimana dikemukakan oleh John P. Blair dalam Sjafrizal
2007:87 model basis ekspor ini dapat diformulasikan dengan menggunakan apa yang disebut sebagai Formal Income Model. Dalam
model ini, Pendapatan Regional PDRB suatu daerah dapat diungkapkan sebagai berikut :
Y = C + MI – MO
2.3 Di mana Y adalah pendapatan regional, C adalah konsumsi, MI
menunjukkan arus uang masuk karena adanya ekspor dan MO adalh arus uang keluar karena adanya impor. Model basis ekspor dapat pula
diformulasikan dengan model basis ekonomi Economic Base Model dengan hasil yang sangat bersamaan. Dalam hal ini, perekonomian
suatu daerah Y dibagi atas 2 kelompok sektor utama yaitu sektor
22
basis B dan sektor non basis S. Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai
keuntungan kompetitif Competitive Advantage yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang
potensial tetapi berfungsi sebgai penunjang sektor basis atau dapat dikatakan service industries Sjafrizal: 2005,89.
b. Model Neo-Klasik
Model Neo Klasik dalam Sjafrizal 2008:95 dipelopori oleh George H. Bort 1960 dengan mendasarkan analisanya pada Teori
Ekonomi Neo-Klasik. Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk
meningkatkan kegiatan produksinya. Sedangkan kegiatan produksi pada suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang
bersangkutan, tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar daerah.
Karena kunci utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah peningkatan kegiatan produksi, maka mengikuti Richardson 1978
dalam Sjafrizal 2008:95 model Neo-Klasik ini dapat diformulasikan mulai dari fungsi produksi. Dengan menganggap bahwa fungsi
produksi adalah adalam bentuk Cobb-Douglas, maka dapat ditulis :
Y = A K
α
L
β
, α + β = 1
2.4 Di mana Y melambangkan PDRB, K dan L masing-masingnya
adalah modal dan tenaga kerja. Karena analisa menyangkut
23
pertumbuhan maka semua variabel dianggap adalah fungsi waktu t. Selanjutnya Model Neo-Klasik yaitu pertumbuhan ekonomi suatu
daerah ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu kemajuan teknologi a, penambahan modal atau investasi k, dan peningkatan jumlah dan
kualitas tenaga kerja l.
c. Teori Harrod Domar dalam sistem daerah
Teori Harrod Domar sangat diperhatikan bagi wilayah yang masih terbelakang dan terpencil atau hubungan keluarnya sangat sulit.
Atas dasar asumsi tersebut Harrod Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap
seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :
g = k = n 2.5
di mana: g : Growth tingkat pertumbuhan output k : Capital tingkat pertumbuhan modal
n : Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Agar dapat keseimbangan maka antara tabungan S dan investasi I harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan,
padahal peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v capital output ratio = rasio modal output.
d. Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi economic base theory dalam Tarigan 2005,28 mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan
24
ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan
basis dan non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayahdaerah.
Analisis basis dan non basis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan kerja yaitu dihitung berapa besarnya
lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis. Dan apabila kedua angka itu dapat dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio basis ratio
base dan kemudian dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis. Nilai pengganda basis lapangan kerja dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Pengganda basis = total lapangan kerja 2.6
lapangan kerja basis
Hal yang sama dapat juga dilakukan dengan menggunakan ukuran lain, misalnya pendapatan. Dalam menggunakan ukuran
pendapatan, nilai pengganda basis adalah besarnya kenaikan pendapatan seluruh masyarakat setiap satu unit kenaikan pendapatan di
sektor basis. Dalam hal pendapatan, nilai pengganda basis yang diperoleh dinamakan pengganda basis pendapatan income base
multiplier. Peningkatan pendapatan di sektor basis akan mendorong
kenaikan pendapatan di sektor non basis dalam bentuk korelasi yang lebih ketat dibandingkan dengan menggunakan variabel lapangan
25
kerja. Berikut beberapa metode untuk memilah antara kegiatan basis dan kegiatan non basis adalah sebagai berikut :
a. Metode Langsung
Metode langsung dapat dilakukan dengan survei langsung kepada usaha ke mana mereka memasarkan barang yang
diproduksi dan dari mana mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut.
b. Metode Tidak Langsung
Mengingat rumitnya melakukan survei langsung ditinjau dari sudut waktu dan biaya, banyak juga dipakai metode tidak
langsung dalam mengukur kegiatan basis dan non basis. Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau
disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi wilayahdaerah tersebut berdasarkan data sekunder, ada kegiatan
tertentu yang diasumsikan kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan non basis.
c. Metode Campuran
Suatu wilayahdaerah yang sudah berkembang, cukup banyak usaha yang tercampur antara kegiatan basis dan non basis.
Penggunaan metode asumsi murni akan memberikan kesalahan yang besar. Akan tetapi, penggunaan metode langsung yang murni
juga cukup berat. Yang sering dilakukan orang adalah gabungan antara metode asumsi dengan metode langsung yang disebut
26
metode campuran. Dalam metode campuran diadakan survei pendahuluan, yaitu pengumpulan data seperti BPS. Dari data
sekunder berdasarkan analisis kegiatan mana yang dianggap basis dan non basis.
d. Metode Location Quotient
Metode lain yang tidak langsung adalah dengan menggunakan location quotient metode LQ. Metode LQ
membandingkan porsi lapangan kerjanilai tambah untuk sektor tertentu di wilayahdaerah kita, dibandingkan dengan porsi
lapangan kerjanilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional.
5. Analisis Shift Share
Lina Suherty 2008 menjelaskan analisis Shift Share sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah
dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tarigan 2005,145 analisis ini lebih tajam dibandingkan dengan analisis LQ. Metode LQ tidak
memberikan penjelasan atas faktor penyebab perubahan sedangkan metode Shift Share memperinci penyebab perubahan atas beberapa variabel.
Arief Daryanto 2010:25 Analisis Shift Share mengakui adanya perbedaan dan kesamaan antar wilayah. Analisis ini mengasumsikan
bahwa perubahan pendapatan, produksi atau tenaga kerja suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga komponen yaitu komponen pertumbuhan regional
regional growth component atau komponen national shift, komponen
27
pertumbuhan proporsional proportional or industrial mix growth component atau proportional shift dan komponen pertumbuhan pangsa
wilayah regional share growth component atau differential shift. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau
produktifitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Arsyard dalam Lina Suherty 2008
analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang meliputi pertumbuhan ekonomi daerah, pergeseran
proportional dan pergeseran diferensial.
6. Analisis SWOT