Analisis SWOT Metode Analisis

46 Dan bila Dj 0, maka pertumbuhan sub sektor i di Kota Tangerang relatif lebih lambat dari pertumbuhan sub sektor yang sama di Provinsi Banten. Bila Pj 0, maka Kota Tangerang akan berspesialisasi pada sub sektor di tingkat Provinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya bila Pj 0, maka Kota Tangerang akan berspesialisasi pada sub sektor yang ditingkat Provinsi tumbuh lebih lambat.

3. Analisis SWOT

Berdasarkan Rangkuti, 2002 dalam penelitian Rukhmi 2008, metode analisis yang digunakan adalah Analisis Matriks SWOT untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantanghambatan tentang potensi industri dan peluang pasar di wilayah Kota Tangerang dengan memperhatikan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS untuk menganalisis peluang dan ancaman dalam mengembangkan potensi industri yang sudah ada. Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan sehingga dapat menciptakan peluang pasar untuk produk yang tersedia. Kegiatan industri yang dijalankan para pengusaha di Kota Tangerang memberikan pendapatan bagi Kota Tangerang sendiri. Identifikasi faktor-faktor baik secara internal yang berasal dari dalam industri-industri di Kota Tangerang. Kekuatan dan kelemahan kegiatan industri di Kota Tangerang bila dibandingkan dengan kegiatan industri di luar Kota Tangerang dalam lingkup Provinsi Banten yaitu dapat dilihat dalam tabel : 47 Tabel 3.1 Faktor-faktor Strategi Internal Industri-Industri Kota Tangerang No Faktor-Faktor Strategi Internal KEKUATAN 1. Ketersediaan SDM yang banyak dan berpotensi dalam skill dan keterampilan 2. Sarana transportasi yang terjangkau bagi pihak pengusaha 3. Tingkat pembayaran upah yang tinggi dibandingkan dengan daerah lain 4. Dekat dengan pusat Ibu Kota Negara 5. Kelancaran kegiatan keluar masuk bahan baku, dan barang jadi 6. Keunggulan produk yang dihasilkan oleh industri di Kota Tangerang KELEMAHAN 1. Keterbatasan lahan bagi industri-industri dalam berdirinya dan pengembangannya 2. Biaya Produksi yang tinggi dikeluarkan oleh pengusaha Tabel 3.2 Faktor-faktor Strategi Eksternal Industri-industri Kota Tangerang No Faktor-Faktor Strategi Internal PELUANG 1. Dekat dengan pusat Ibu Kota Negara Indonesia 2. Proses perizinan pendirian Industri yang mudah dan terjangkau 3. Kegiatan pemasaran hasil produk industri terjangkau 4. Akses informasi yang terjangkau dan mudah 5. Adanya dukungan dari pemerintah Kota Tangerang HAMBATAN 1. Kebijakan mengenai industri dapat mempengaruhi industri di Kota Tangerang 2. Persaingan produk dari industri-industri di luar Kota Tangerang Berdasarkan faktor-faktor strategi internal dan eksternal dapat menunjukkan di mana kegiatan industri di Kota Tangerang dapat dengan mudah berdiri dan berkembang di daerah kemudian mereka pun dapat bersaing dengan industri di luar daerah. Berikut akan disajikan matriks dari faktor-faktor di atas sehingga memunculkan kombinasi dari faktor internal dan eksternal : 42 Tabel 3.3 Matriks SWOT Industri-Industri Kota Tangerang Eksternal Internal OPPORTUNITY PELUANG THREATHS ANCAMAN STRENGTH KEKUATAN Dalam kajian ini dapat dilihat dari kombinasi eksternal dan internal dalam pengembangan Industri-industri di Kota Tangerang. Dengan memiliki factor kekuatan dari industry dikombinasikan dengan adanya peluang akan memberikan keuntungan komparatif bagi Kota Tangerang. Pengembangan industri di Kota Tangerang pun dapat dilakukan dengan : 1. Kegiatan industri Kota Tangerang sangat menarik dilihat karena berbatasan langsung dengan pusat Kota Jakarta. Atas dasar ini kegiatan industri di Kota Tangerang sangat erat hubungannya dengan kegiatan di pusat Kota Jakarta. Industri yang berdiri di Kota Tangerang dengan pusatnya di Kota Jakarta, hal ini berkaitan dengan kegiatan industri dapat lancar dilaksanakan. 2. Dengan berdekatannya Kota Tangerang dengan Kota Jakarta memberikan peluang bagi akses-akses informasi masuk mempengaruhi kegiatan industri di Kota Tangerang. Sehingga akses informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri ke depannya agar lebih baik. Kemudian sarana dan prasarana transportasi umum, dan fasilitas yang mendukung arus masuk dan keluar produk dan bahan baku lebih mudah. Ditambah dengan adanya transportasi antar daerah yang terintegrasi. Kajian ini melihat kombinasi antara faktor kekuatan yang dimiliki oleh industri-industri dan ancamanhambatan yang dihadapi oleh industri di Kota Tangerang. Bila faktor tersebut dilakukan akan menjadi sebuah mobilisasi bagi daerah dalam menghadapi persaingan. Dalam pengembangannya yaitu : 1. Peningkatan kualitas dari SDM memberikan kesempatan kepada SDM mendapatkan upah yang sesuai. Sehingga bila kebijakan dari luar mempengaruhi keadaan internal dari perusahaan, perusahaan pun akan mempertimbangkan untuk melihat skill dan kemampuan dari SDM yang berkualitas tadi. 2. Peningkatan kualitas produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan pun menjadi poin utama sehingga para konsumen tidak pindah ke lain produk selain produk perusahaan kita. Kemudian produk yang dihasilkan harus terdiferensiasi dari produk yang sudah ada sebelumnya sehingga adanya inovasi diperlukan agar perkembangan industri dapat tercapai. 3. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah haruslah mendukung dari kegiatan industri di dalam daerah itu sehingga tidak menghambat kegiatan arus masuk dan keluar barang-barang modal maupun jadi ke luardalam. 48 46 WEAKNESS KELEMAHAN Kajian ini melihat antara faktor adanya peluang dari kegiatan industri dapat berkembang tetapi potensi kelemahan membuat para pengusaha untuk melakukan investasi di Kota Tangerang ataupun sebaliknya bila kelemahan tidak dapat dikendalikan maka investasi akan diambil oleh pihak investor. Dalam kaitan tersebut dalam pengembangannya yaitu : 1. Proses perizinan yang mudah dan berada dekat dengan pusat pemerintahan Negara memberikan kesempatan bagi investor melirik kegiatan industri di Kota Tangerang sehingga dapat berkembang. 2. Keterbatasan lahan memberikan dampak bagi perkembangan industri sehingga investasi ini dapat dilakukan dengan pihak asing ataupun pemerintah sehingga dapat dilakukan di luar daerah Kota Tangerang dalam mengembangkan industri yang berpotensial. 3. Sebagai pengatur jalannya perekonomian, pemerintah daerah tetap mengawasi, mengatur dan mengambil segala kebijakan yang berkaitan dengan industri sehingga investasi yang ditanamkan tidak ditarik kembali agar rasa kepercayaan pihak asing tidak berubah kepada industri di dalam daerah. Kajian yang mempertemukan faktor kelemahan dari perkembangan industri dengan faktor hambatanancaman dari luar daerah. Hal ini akan memperlihatkan bagaimana kontrol dari pemerintah sehingga tidak berdampak buruk bagi kerusakan di dalam daerah. Dalam pengembangannya yaitu : 1. Pembenahan kepada industri-industri yang kurang berkembang menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah sehingga mereka dapat lebih berkembang lagi. 2. Pembinaan juga dilakukan kepada industri yang lebih maju agar mereka dapat mengembangkan kegiatan di luar daerah sehingga menjadi pendapatan bagi daerah dan perusahaan tersebut. 3. Pelatihan-pelatihan kepada SDM dapat dilakukan untuk menambah nilai manfaat dan kemampuan dari tenaga kerja sehingga mereka pun dapat lebih memajukan daerahnya dengan keahliannya. 4. Pengendali perizinan pendirian industri yang dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga tidak dapat merusak kegiatan ekonomi di masyarakat. Dan justru diharapkan sebaliknya industri yang berdiri menjadi lahan pembukaan lapangan pekerjaan. 49 42

E. Operasional Variabel Penelitian