Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

33 memiliki potensi dari kekayaan alamnya. Kegiatan perekonomian yang berada di daerah akan berpengaruh kepada suatu kegiatan tersebut dapat dikatakan maju atau tidak. Perubahan struktur yang dikemukakan oleh Chenery menunjukkan kegiatan ekonomi yang makin beragam ditambah dengan keunggulan yang dihasilkan tiap daerah dengan mengolah sumber daya masing-masing sehingga timbullah pengembangan dari sub sektor yang ada. Kaitan hal tersebut untuk keberlanjutan dari kegiatan produksi suatu daerah dengan potensi yang dimiliki sehingga akhirnya masyarakat akan maju dan sejahtera.

B. Penelitian Terdahulu

Kartika Hendra Titi Sari 2010 dengan judul penelitian Indentifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar dan Sragen tahun 1993-2003. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Rasio Pertumbuhan MRP, Analisis Tipologi Klasen dan Analisis Location Quotient LQ. Variabel-variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto. Objek penelitian ini berada pada daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen. Hasil penelitian ini adalah sektor pertanian, perdagangan dan industri menduduki urutan pertama sektor yang basis di Boyolali. Sektor industri dan perdagangan menduduki urutan pertama sektor yang basis di Karanganyar. Sektor jasa menduduki urutan pertama yang menjadi sektor basis di Sragen. Lina Suherty 2011 dengan judul penelitian Analisis Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten Barito Kuala periode 2005-2009. 34 Variabel-variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, sektor-sektor ekonomi, pertumbuhan sektor ekonomi, perkembangan sektor ekonomi potensial, komponen share, komponen net shift, differential shift dan proportional shift. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Location Quoteient, analisis Shift Share dan Tipologi Sektoral. Hasil dari penelitian ini terdapat 3 sektor yang basis di Kabupaten Barito Kuala yaitu Sektor pertanian, Sektor industri pengolahan, dan Sektor bangunan. Sedangkan sisanya termasuk sektor yang non basis. Syarifah Lies Fuaidah Azhar dan M. Nassir Abdussamad 2006 dengan judul penelitian Analisis sector basis dan non basis di provinsi Nangroe Aceh Darussalam periode 1992-2001. Variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah PNB Produk Nasional Bruto dan PDRB Produk Domestik Regional Bruto NAD. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Location Quotient LQ. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh bahwa sektor yang menjadi basis di NAD adalah sektor pertanian, industry pengolahan dan pertambangan dan penggalian kemudian sektor lainnya merupakan sektor non basis. Galih Permatasari 2012 dengan judul Strategi pengembangan wilayah melalui analisis sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sragen. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Location Quotient, Analisis Shift Share dan Analisis SWOT. Variabel yang digunakan PDRB Kabupaten Sragen, Laju Pertumbuhan. Hasil penelitian ini adalah Kabupaten Sragen memiliki empat sektor basis yaitu, sektor pertanian, listrik, 35 gas dan air, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, jasa-jasa. Sedangkan analisis shift share sektor pertambangan, industri, listrik, bangunan, perdagangan, angkutan dan sektor bank adalah sektor yang berspesialisasi pada sektor yang di tingkat provinsi tumbuh lebih cepat dan sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor bank, sektor jasa-jasa adalah sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dari pada propinsi. Strategi pengembangan sektor potensial di Kabupaten Sragen adalah melakukan penyuluhan dan pemeliharaan terhadap sektor pertanian, memanfaatkan teknologi dan menaikkan kualitas produk agar kesempatan ekspor semakin luas, memperbaiki infrastruktur daerah, masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama untuk mewujudkan visi misi daerah. Muzafar Shah Habibullah dan Alias Radam 2009 dengan judul Industry Concentration in Rich and Poor State in Malaysia: Location Quotient and Shift Share Analyses. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah Gross Domestic Product GDP tahun 1997 dan 2000. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian ini adalah sektor pertanian menjadi basis pada wilayah Kedah dan Perlis. Untuk wilayah Kelantan yang menjadi basis adalah sektor pertanian dan jasa. Wilayah Penang yang menjadi basis adalah sektor industri dan jasa. Untuk wilayah Selangor yang menjadi basis adalah sektor industri, konstruksi dan jasa. Larisa Bugaian, Maria Gheorghita, dan Doina Nistor 2010 dengan judul Analysis of Industry Potential in Republic of Moldova. Variabel yang 36 digunakan adalah Gross Domestic Bruto GDP 2000-2008. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sektor inudstri : anggur; Tekstil dan pakaian; teknologi informasi dan komunikasi; alas kaki; bahan konstruksi dan perabot telah yang paling potensial untuk berkontribusi terhadap transformasi pertumbuhan perekonomian Republik Moldova. Untuk lebih lengkapnya, penulis akan menyajikan penelitian-penelitian di atas dalam bentuk sebagai berikut : Tabel 2.1 Matrik Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1. Kartika Hendra Titi Sari 2010 Indentifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar dan Sragen tahun 1993-2003 Produk Domestik Regional Bruto Model Rasio Pertumbuhan MRP, analisis Tipologi Klasen, dan analisis Location Quotient sektor pertanian, perdagangan dan industri menduduki urutan pertama sektor yang basis di Boyolali. Sektor industri dan perdagangan menduduki urutan pertama sektor yang basis di Karanganyar. Sektor jasa menduduki urutan pertama yang menjadi sektor basis di Sragen 2. Lina Suherty 2011 Analisis Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten Barito Kuala PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, sektor-sektor ekonomi, pertumbuhan sektor ekonomi, Analisis Location Quoteient, analisis Shift Share dan Tipologi Sektoral Terdapat 3 sektor yang basis di Kabupaten Barito Kuala yaitu Sektor pertanian, Sektor industri pengolahan, dan Sektor bangunan. Sedangkan sisanya termasuk sektor yang non basis. 3. Syarifah Lies Fuaidah Azhar dan M. Nassir Abdussamad 2006 Analisis sector basis dan non basis di provinsi Nangroe Aceh Darussalam. PNB Produk Nasional Bruto dan PDRB Produk Domestik Regional Bruto NAD Analisis Location Quotient LQ Sektor yang menjadi basis di NAD adalah sektor pertanian, industry pengolahan dan pertambangan dan penggalian. Dan sisanya sektor non basis. 4. Galih Permatasari 2012 Strategi pengembangan wilayah melalui analisis sektor basis terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sragen PDRB Kabupaten Sragen, Laju Pertumbuhan Ekonomi Analisis Location Quotient, Analisis Shift Share dan Analisis SWOT Kabupaten Sragen memiliki empat sektor basis yaitu, sektor pertanian, listrik, gas dan air, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, jasa- jasa 37 11 5. Muzafar Shah Habibullah dan Alias Radam 2009 Industry Concentration in Rich and Poor State in Malaysia: Location Quotient and Shift Share Analyses Gross Domestic Product GDP tahun 1997 dan 2000 Analisis Location Quotient dan Shift Share sektor pertanian menjadi basis pada wilayah Kedah dan Perlis. Untuk wilayah Kelantan yang menjadi basis adalah sektor pertanian dan jasa. Wilayah Penang yang menjadi basis adalah sektor industri dan jasa. Untuk wilayah Selangor yang menjadi basis adalah sektor industri, konstruksi dan jasa. 6. Larisa Bugaian, Maria Gheorghita, dan Doina Nistor 2010 Analysis of Industry Potential in Republic of Moldova Gross Domestic Bruto GDP 2000-2008 Analisis kuantitatif dan kualitatif sektor inudstri : anggur; Tekstil dan pakaian; teknologi informasi dan komunikasi; alas kaki; bahan konstruksi dan perabot telah yang paling potensial untuk berkontribusi terhadap transformasi pertumbuhan perekonomian Republik Moldova. 38

C. Kerangka Pemikiran