13
pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi menggantikan teknik yang
lama. Berbagai sektor penting baru tercipta. Tingkat investasi netto lebih dari 10 persen dari pendapatan nasional. Dan perekonomian
dapat menahan segala goncangan yang tak terduga Jhingan: 2010,148.
5 Era Konsumsi Massa Besar-besaran
Abad konsumsi massa besar-besaran ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, barang-
barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Keseimbangan perhatian masyrakat beralih dari penawaran ke
permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas. Kecenderungan kepada konsumsi
besar-besaran barang yang tahan lama, ketiadaan pengangguran dan peningkatan kesadaran akan jaminan sosial, membawa kepada
laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi Jhingan: 2010,149.
b. Teori Malthus
Konsep pembangunan menurut Malthus dalam Jhingan: 2010,97 tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi
dengan sendirinya.
Malahan proses
pembangunan ekonomi
memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat. Jadi menurut Malthus proses pembangunan adalah suatu proses naik
14
turunnya aktifitas ekonomi lebih dari pada sekedar lancar tidaknya aktifitas ekonomi.
Malthus menitikberatkan perhatiannya kepada perkembangan kesejahteraan suatu Negara yaitu pembangunan ekonomi yang dapat
dicapai dengan
meningkatkan kesejahteraan
suatu Negara.
Kesejahteraan ini bergantung kepada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya, dan sebagian lainnya dihasilakan atas nilai
produk tersebut. Menurut Malthus, faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi yaitu Gross National Product GNP. GNP ini menurut
Malthus dibagi 2 yaitu GNP Potensial dan GNP aktual. GNP potensial tergantung pada tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi. Bila
keempat faktor tersebut dipakai dalam proporsi yang benar maka akan memaksimasi produksi di dua sektor yaitu industri dan pertanian.
c. Teori Arthur Lewis
Salah satu model teoritis tentang pembangunan yang paling terkenal, yang memusatkan pada transformasi structural structural
transformation suatu perekonomian subsisten, mula-mula dirumuskan oleh W. Arthur Lewis, salah satu ekonom besar dan penerima Hadiah
Nobel pada
pertengahan decade
1950-an. Menurut
model pembangunan yang diajukan oleh Lewis, perekonomian yang
terbelakang terdiri dari dua sektor yakni sektor tradisional dan sektor industri perkotaan Todaro,1998:89.
Profesor W. Arthur Lewis dalam Jhingan 2010:156 membangun teori yang sangat sistematis mengenai pembangunan
15
ekonomi dengan penawaran buruh yang tidak terbatas. Lewis percaya bahwa di banyak Negara terbelakang tersedia buruh dalam jumlah
yang tak terbatas dan dengan upah sekedar cukup untuk hidup subsistem. Pembangunan ekonomi berlangsung apabila modal
terakumulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus dan sektor subsisten ke sektor kapitalis.
Perhatian utama dari model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja, serta pertumbuhan output dan
peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modernsektor kapitalis. Pengalihan tenaga kerja dan pertumbuhan kesempatan tenaga kerja
tersebut dimungkinkan oleh adanya perluasan output pada sektor modern tersebut. Adapun laju atau kecepatan terjadinya perluasan
tersebut ditentukan oleh tingkat investasi di bidang industri dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor modern.
2. Pembangunan Ekonomi Daerah