61
7. Perekonomian Daerah
Potensi yang berada di daerah pun sangat beragam adanya. Potensi tersebut memberikan dampak terhadap kemajuan suatu daerah.
Perekonomian Kota Tangerang merupakan perekonomian yang maju pesat dengan tingkat sektor industri pengolahan khususnya pada sub sektor
industri pengolahan non migas. Sub sektor ini yang terdiri dari Sembilan sub penopang dari sektor industri di Kota Tangerang. Sub sektor yang ada
sangat berpengaruh kepada penyerapan tenaga kerja yang bekerja. Tenaga kerja sangat menentukan dalam suatu proses produksi yang
dijalankan suatu industri. Sumbangan tenaga kerja pada masing-masing sub sektor industri pengolahan non migas dapat ditunjukkan pada tabel di
bawah ini :
Table 4.5 Perolehan Tenaga Kerja dalam Sub Sektor Industri Pengolahan
Non Migas Tahun 2005-2010
No Jenis Sub Sektor Industri 2005
2006 2007
2008 2009
2010
1 Makanan, Minuman dan
Tembakau 11337
14673 12958
13310 14294
12693 2
Tekstil, Barang Kulit dan Tembakau
70083 82747
72566 73405
78066 53997
3 Barang Kayu dan Hasil
Hutan Lainnya 10232
9590 9661
9067 8160
9232 4
Kertas dan Barang Cetakan
8215 6701
6306 6405
5950 6121
5 Pupuk, Kimia, dan
Barang dari Karet 42233
25188 22298
22624 34681
56704 6
Semen dan Barang Galian non Logam
6414 5773
5220 5498
5423 4552
7 Logam Dasar, Besi, dan
Baja 9657
11989 10762
11012 12478
11414 8
Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan
27995 34132
30855 31426
23649 24631
9 Barang Lainnya.
49 552
506 519
296 95
JUMLAH 186215 191345 171132 173266 182997 179439
Keterangan : Data Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang diolah kembali
62
Tabel di atas menunjukkan bagaimana perolehan PDRB Kota Tangerang dengan melihat unsur penyerapan tenaga kerja dalam sub
sektor industri pengolahan non migas di Kota Tangerang. Tenaga kerja yang terjun dalam dunia industri di Kota Tangerang mengalami fluktuasi
dari tahun 2005 hingga 2010. Dapat dilihat pada tahun 2005 tenaga kerja yang masuk dalam dunia industri sebanyak 186215 tenaga kerja, dengan
masing-masing tenaga kerja banyak yang memasuki industri tekstil, barang kulit dan tembakau sebanyak 70083 tenaga kerja dan paling kecil
dalam industri barang lainnya sebanyak 49 tenaga kerja. Pada tahun selanjutnya 2006, mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Tenaga kerja yang memasuki industri pengolahan pada tahun 2006 sebanyak 191345 tenaga kerja. Dan pada tahun 2007 mengalami
penurunan dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Tangerang sebanyak 171132 tenaga kerja. Tahun 2008, meningkat menjadi 173266, dan
mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 menjadi 182997. Kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan dalam penyerapan
tenaga kerja di industri, penurunan terjadi menjadi 179439. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor industri pengolahan non
migas di Kota Tangerang, sangat kuat dalam menghadapi perekonomian yang terjadi baik di daerahnya maupun berada di luar sana baik pusat
maupun luar negeri. Penurunan yang terjadi selama tahun 2006-2007 kemudian penyerapan tenaga kerja kembali membaik dengan meningkat
selama 2 tahun selanjutnya yaitu 2007-2008 dan 2008-2009. Di tahun
63
2009-2010 mengalami penurunan kembali yang diakibatkan krisis global Negara maju. Dengan demikian kesejahteraan tenaga kerja pun semakin
baik di Kota Tangerang setelah melewati masa-masa yang fluktuasi.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Potensi Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas, dan
Pengembangan Sub Sektor Potensial
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis potensi sub sektor industri pengolahan Kota Tangerang.
Sebelumnya potensi ekonomi Kota Tangerang berada pada 3 sektor yang merupakan basis diantaranya sektor industri pengolahan yaitu non migas.
Kemudian penulis bermaksud untuk mengidentifikasi potensi dari sub sektor industri pengolahan non migas Kota Tangerang sehingga hasil yang
akan diperoleh yaitu sub sektor mana yang merupakan unggulan dan potensial untuk dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah khususnya
Kota Tangerang. Selanjutnya penulis ingin menganalisis bagaimana kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan dari sub sektor yang merupakan basis di Kota Tangerang. Sehingga sub sektor dapat membuat strategi yang tepat
bagi industri yang bersangkutan dalam pengembangan usaha bahkan pendapatan dari industri.
Untuk mengetahui potensi sub-sub sektor industri pengolahan non migas yang mendukung PDRB sektor industri pengolahan Kota Tangerang
digunakan analisis Location Quotient LQ dengan Pendekatan Jumlah