67
dapat dikembangkan lebih lagi oleh pemerintah daerah Kota Tangerang sehingga dapat lebih baik dan dapat melakukan kegiatan
ekspor lintas daerah serta akhirnya dapat memberikan sumbangan kepada PDRB Kota Tangerang ke depannya.
b. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui kinerja dan produktifitas suatu daerah sehingga dapat melihat pertumbuhan
ekonomi daerah tersebut apakah mengalami pergeseran struktur sektorsub sektor ekonomi dalam kaitannya ini membandingkan
dengan daerah yang lebih tinggi. Dalam hal ini adalah Kota Tangerang dengan Provinsi Banten. Analisis Shift Share dapat diaplikasikan
dengan membandingkan tenaga kerja dan pendapatan dari daerah di tingkat yang lebih rendah dengan daerah yang lebih tinggi. Dalam
penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan tenaga kerja untuk melihat pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Pertumbuhan
Tenaga Kerja Total G dapat diuraikan menjadi 3 bagian yaitu : 1
Komponen National Share adalah banyaknya pertambahan tenaga kerja seandainya proporsi perubahan sama dengan laju
pertambahan tenaga kerja tingkat Provinsi selama periode studi. 2
Komponen Proportional Shift adalah mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh komposisi tenaga kerja pada
sub sektor industri di Kota Tangerang yang bersangkutan berubah. Bila Pj 0, maka Kota Tangerang akan berspesialisasi pada sub
68
sektor di tingkat Provinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya bila Pj 0, maka Kota Tangerang akan berspesialisasi pada sub sektor yang
ditingkat Provinsi tumbuh lebih lambat. 3
Komponen Differential Shift adalah mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh tenaga kerja pada sub sektor-
sektor industri tertentu lebih cepat atau lebih cepat di Kota Tangerang dari pada tingkat Provinsi Banten yang disebabkan oleh
faktor-faktor lokasional intern. Bila Dj 0, maka pertumbuhan tenaga kerja sub sektor industri di Kota Tangerang lebih cepat dari
pertumbuhan tenaga kerja sub sektor industri yang sama di Provinsi Banten. Dan bila Dj 0, maka pertumbuhan tenaga kerja
sub sektor industri di Kota Tangerang relatif lebih lambat dari pertumbuhan tenaga kerja sub sektor yang sama di Provinsi
Banten.
Tabel 4.7 Komponen Shift Share Kota Tangerang Tahun 2005-2010
Tahun Gj
Nj Gj - Nj
2005 - 2006 5130
13658.34346 -8528.343464
2006 - 2007 -20213
-7271.395569 -12941.60443
2007 - 2008 2134
-666.8971273 2800.897127
2008 - 2009 9731
- 3728.917496 13459.9175
2009 - 2010 -3558
444.2565521 -4002.256552
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang diolah kembali Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa komponen
pertumbuhan total tenaga kerja pada tahun 2005-2006 Kota Tangerang adalah 5130 padahal pertumbuhan total tenaga kerja tahun yang sama
Provinsi Banten adalah 13658.34346 sehingga terjadi penyimpangan
69
negatif sebesar -8528.343464 dan ini menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja di Kota Tangerang lebih lambat bila dibandingkan dengan
pertumbuhan tenaga kerja di Provinsi Banten. Selanjutnya
untuk tahun
kedua menunjukkan
bahwa pertumbuhan total tenaga kerja pada tahun 2006-2007 Kota Tangerang
mengalami penurunan menjadi -20213. Sedangkan pertumbuhan total tenaga kerja tahun yang sama di Provinsi Banten mengalami
penurunan menjadi -7271.395569 sehingga menandakan terjadi penyimpangan negatif sebesar -12941.60443 dan ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan tenaga kerja di Kota Tangerang lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan tenaga kerja di Provinsi Banten.
Kemudian pada tahun 2007-2008 dan 2008-2009, pertumbuhan total tenaga kerja di Kota Tangerang mengalami peningkatan menjadi
2134 dan 9731, sedangkan pertumbuhan total tenaga kerja berfluktuasi yaitu sebesar -666.8971273 dan -3728.917496. Dengan hasil tersebut
menunjukkan bahwa terjadi penyimpangan yang positif sebesar 2800.897127 dan 13459.9175 sehingga hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan tenaga kerja Kota Tangerang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan tenaga kerja Provinsi Banten.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sub sektor mana yang menjadi unggulan dan potensial bagi daerah sehingga dapat
memicu perkembangan dari pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Untuk mengetahui sub sektor yang menjadi spesialisasi daerah untuk
70
memacu pertumbuhan ekonomi, dalam kaitan ini digunakan komponen Proportional Shift dan komponen Differential Shift. Untuk itu analisis
selanjutnya dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan sub sektor yang cepat atau lambat, dan sub sektor mana yang memiliki daya saing
tinggi atau rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 4.8 Komponen Proportional Shift Kota Tangerang Tahun 2005-2010
Sub Sektor Industri
2005 - 2006
2006 - 2007
2007 - 2008
2008 - 2009
2009 - 2010
Rata-rata
Makanan, Minuman dan
Tembakau 3783.232
-2223.019 756.532
-325.924 -95.568
379.051
Tekstil, Barang Kulit dan
Tembakau -5672.949
9090.806 -1730.058 -2190.661
611.994 21.826
Barang Kayu dan Hasil Hutan
Lainnya 2317.629
-1797.051 -831.924
-79.732 327.152
-12.785
Kertas dan Barang Cetakan
3973.583 -1894.471
-141.049 1066.864
-69.898 587.006
Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet
-5851.392 2020.400
-298.659 1726.648
-733.230
-627.247
Semen dan Barang Galian non Logam
50.766 432.003
55.815 -560.703
73.098 10.196
Logam Dasar, Besi, dan Baja
693.001 -1683.163
1368.765 -230.040
-110.411
7.631
Alat Angkutan, Mesin dan
Peralatan -1621.179
-484.185 2046.353
1047.506 -231.521
151.395
Barang Lainnya. 83.237
274.282 47.052
116.876 -64.763
91.337 Jumlah
-2244.073 3735.601
1272.827 570.834
-293.146 608.408
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang diolah kembali Berdasarkan tabel komponen Proportional Shift Kota
Tangerang selama tahun 2005-2010 terdapat nilai yang postitif dan negatif, di mana semua sub sektor industri pengolahan non migas
masing-masing dapat berspesialisasi dengan pertumbuhan ada yang lambat dan cepat. Hasil Proportional ini menunjukkan bahwa 2 sub
sektor industri pengolahan non migas yang memiliki pertumbuhan
71
lambat dibandingkan dengan Provinsi Banten yaitu industri pupuk, kimia dan barang dari karet dengan nilai rata-rata Pj sebesar -627.247,
industri barang kayu dan hasil hutan lainnya dengan nilai rata-rata Pj sebesar -12.785.
Sedangkan 7 sub sektor lainnya memiliki spesialisasi di daerah dan memiliki pertumbuhan yang cepat bila dibandingkan dengan sub
sektor yang sama di tingkat Provinsi Banten. Sub sektor industri tersebut adalah sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau;
industri tekstil, barang kulit dan tembakau; industri logam dasar, besi dan baja; industri kertas dan barang cetakan; industri alat angkutan,
mesin dan peralatan, industri semen dan barang galian non logam serta industri barang lainnya. Di mana ketujuh sektor ini memiliki nilai rata-
rata Pj 0 dan positif.
Tabel 4.9 Komponen Differential Shift Kota Tangerang Tahun 2005-2010
Sub Sektor Industri
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 -
2009 2009
- 2010 Rata-rata
Makanan, Minuman dan Tembakau
-1278.769 1065.615
-354.035 1596.373
-1540.133 -102.190
Tekstil, Barang Kulit dan Tembakau
13196.560 -16127.296
2851.846 8431.436
-24870.513 -3303.594
Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
-3710.118 2232.486
275.573 -632.134
725.038 -221.831
Kertas dan Barang Cetakan
-6090.130 1754.119
264.623 -1384.020
226.453
-1045.791
Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet
-14291.279 -3953.219
711.554 10817.251
22672.036 3191.269
Semen dan Barang Galian non Logam
-1162.215 -765.620
242.528 604.027
-957.263 -407.709
Logam Dasar, Besi, dan Baja
930.686 911.763
-1076.826 1933.033
-983.882 342.955
Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan
5704.825 -1495.748
-1355.111 -8148.176
1156.109 -827.620
Barang Lainnya. 416.169
-299.305 -32.080
-328.706 -136.956
-76.176 Jumlah
-6284.270 -16677.205
1528.070 12889.084
-3709.111 -2450.686
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang diolah kembali
72
Berdasarkan tabel komponen Differensial Shift Kota Tangerang Tahun 2005-2010 terdapat nilai yang positif dan negatif. Di mana bila
nilainya negatif maka menunjukkan sub sektor tersebut memiliki daya saing yang rendah sedangkan bila nilainya positif memiliki daya saing
yang tinggi. Dan memiliki pertumbuhan yang lambat dan cepat. Hasil menunjukkan bahwa 7 sub sektor yang memiliki
pertumbuhan lambat dan daya saing yang rendah bila dibandingkan dengan sub sektor pada tingkat Provinsi Banten. Sub sektor itu adalah
sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, barang kulit dan tembakau; industri barang kayu dan hasil hutan
lainnya; industri kertas dan barang cetakan; industri semen dan barang galian non logam; industri alat angkutan, mesin dan peralatan; serta
industri barang lainnya. Tujuh sub sektor ini memiliki nilai negatif dan nilainya tidak lebih besar dari 1.
Sedangkan terdapat 2 sub sektor yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang tinggi bila dibandingkan dengan sub
sektor yang sama pada tingkat Provinsi Banten. Sub sektor industri itu adalah industri pupuk,kimia dan barang dari kimia; dan industri logam
dasar, besi dan baja. Nilai rata-rata dari Dj kedua sub sektor industri pengolahan non migas ini memiliki nilai yang lebih besar dari nol dan
bertanda positif.
73
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Shift Share Kota Tangerang Tahun 2005-2010
Lapangan Usaha 2005 -
2006 2006 -
2007 2007 -
2008 2008 -
2009 2009 -
2010 Rata-
rata
Makanan, Minuman dan Tembakau
3336 -1715
352 984
-1601 271.2
Tekstil, Barang Kulit dan Tembakau
12664 -10181
839 4661
-24069
-3217.2
Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
-1514 -395
99 -455
171 -418.8
Kertas dan Barang Cetakan
-17045 -2890
326 12057
22023
2894.2
Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet
-641 -553
278 -75
-871 -372.4
Semen dan Barang Galian non Logam
-642 71
-594 -907
1072
-200
Logam Dasar, Besi, dan Baja
2332 -1227
250 1466
-1064 351.4
Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan
6137 -3277
571 -7777
982
-672.8
Barang Lainnya. 503
-46 13
-223 -201
9.2 Jumlah