Model Basis Ekspor Ekspor Base Model Model Neo-Klasik

21

a. Model Basis Ekspor Ekspor Base Model

Model ini mula-mula diperkenalkan oleh Douglas C. North pada tahun 1956. Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh keuntungan kompetitif Competitive Advantage yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Bila daerah yang bersangkutan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang mempunyai keuntungan kompetitif sebagai basis untuk ekspor, maka pertumbuhan daerah yang bersangkutan akan dapat ditingkatkan Sjafrizal : 2008,87. Hal ini akan terjadi karena peningkatan ekspor tersebut akan memberikan dampak berganda multiplier effect kepada perekonomian daerah. Sebagaimana dikemukakan oleh John P. Blair dalam Sjafrizal 2007:87 model basis ekspor ini dapat diformulasikan dengan menggunakan apa yang disebut sebagai Formal Income Model. Dalam model ini, Pendapatan Regional PDRB suatu daerah dapat diungkapkan sebagai berikut : Y = C + MI – MO 2.3 Di mana Y adalah pendapatan regional, C adalah konsumsi, MI menunjukkan arus uang masuk karena adanya ekspor dan MO adalh arus uang keluar karena adanya impor. Model basis ekspor dapat pula diformulasikan dengan model basis ekonomi Economic Base Model dengan hasil yang sangat bersamaan. Dalam hal ini, perekonomian suatu daerah Y dibagi atas 2 kelompok sektor utama yaitu sektor 22 basis B dan sektor non basis S. Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif Competitive Advantage yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebgai penunjang sektor basis atau dapat dikatakan service industries Sjafrizal: 2005,89.

b. Model Neo-Klasik

Model Neo Klasik dalam Sjafrizal 2008:95 dipelopori oleh George H. Bort 1960 dengan mendasarkan analisanya pada Teori Ekonomi Neo-Klasik. Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Sedangkan kegiatan produksi pada suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar daerah. Karena kunci utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah peningkatan kegiatan produksi, maka mengikuti Richardson 1978 dalam Sjafrizal 2008:95 model Neo-Klasik ini dapat diformulasikan mulai dari fungsi produksi. Dengan menganggap bahwa fungsi produksi adalah adalam bentuk Cobb-Douglas, maka dapat ditulis : Y = A K α L β , α + β = 1 2.4 Di mana Y melambangkan PDRB, K dan L masing-masingnya adalah modal dan tenaga kerja. Karena analisa menyangkut 23 pertumbuhan maka semua variabel dianggap adalah fungsi waktu t. Selanjutnya Model Neo-Klasik yaitu pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu kemajuan teknologi a, penambahan modal atau investasi k, dan peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kerja l.

c. Teori Harrod Domar dalam sistem daerah