C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kota Tangerang
Tenaga Kerja Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas Provinsi Banten
1. Makanan, Minuman dan Tembakau
2. Tekstil, Barang Kulit dan Tembakau
3. Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
4. Kertas dan Barang Cetakan
5. Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet
6. Semen dan Barang Galian non Logam
7. Logam Dasar, Besi, dan Baja
8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan
9. Barang Lainnya.
1. Sub sektor basis dan non basis
2. Komponen Share : Komponen Share,
Differential Shift, dan Proportional Shift.
3. Faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan dari sub sektor industri pengolahan unggulan.
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah
Analisis Data : Location Quotient, Shift Share, dan
SWOT
39
40
Berdasarkan gambar di atas menjelaskan bahwa dengan menggunakan tenaga kerja yang berada dalam sub sektor industri dapat digunakan untuk
perhitungan kegiatan sub sektor industri yang menjadi unggulan bagi Kota Tangerang. Tenaga kerja ini diambil dari jumlah tenaga kerja yang berada
dalam masing-masing jenis industri dan dibandingkan dengan daerah di atas Kota Tangerang yaitu Provinsi Banten. Sehingga pada akhirnya dimaksudkan
untuk mengetahui keadaan industri baik di Kota Tangerang maupun daerah di atasnya yaitu Provinsi Banten.
Selanjutnya dalam identifikasi masalah telah ditetapkan akan dikaji sub sektor industri pengolahan yang menjadi basis di Kota Tangerang sejak
2005-2010. Berdasarkan peneliti sebelumnya yaitu Lina Suherty 2011 di mana dalam mengetahui sektor yang basis di daerah dengan menggunakan
Location Quotient. Sedangkan perubahan struktur dalam ekonomi daerah dilihat bagaimana share PDRB terhadap sektor-sektor ekonomi. Dan penulis
ingin mengembangkan bila mana metode tersebut ingin disajikan untuk melihat sub sektor yang basis di daerah dan bagaimana share sub sektor
tersebut terhadap PDRB dan sub sektor lainnya. Kemudian dalam penelitian Siti Ruchmi F 2008 di mana beliau
meneliti pengembangan untuk sub sektor yang unggul dan potensial di Kabupaten Blitar. Pengembangan ini dilakukan dengan metode SWOT.
Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki oleh sub sektor itu dianalisa sehingga dapat memberikan masukan ke depannya. Sehingga
pemerintah pun ikut menstimulus terhadap perkembangan industri. Kemudian
41
penulis ingin mengembangkan konsep SWOT ini dalam penelitian ini. Dalam kaitannya penelitian ini dengan kegiatan yang menjadi unggulan di Kota
Tangerang dianalisa faktor-faktor pendukung dan penghambat dari industri sehingga menjadi bahan pedoman bagi pemerintah dalam menerapkan
kebijakan regional untuk masing-masing industri. Yang pada akhirnya kegiatan industri akan tumbuh dan berkembang untuk menunjang
perekonomian daerah.
42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan data yang digunakan adalah data time series runtun waktu dari tahun 2005 sampai 2010.
Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian yaitu Kota Tangerang dengan membandingkan keadaan perekonomian di Provinsi Banten. Data
yang digunakan berupa Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan dengan melihat Sub Sektor Industri Pengolahan Non Migas
yaitu terdiri dari sembilan sub sektor. Sub sektor industri pengolahan yang diperoleh dari Kota Tangerang dan Provinsi Banten.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini tidak memerlukan sampel karena seluruh populasi dapat dijangkau oleh penulis. Tetapi dalam penentuan objek
penelitian penulis menentukan sub sektor industri pengolahan untuk dianalisa sebagai penelitian karena Kota Tangerang merupakan wilayah maju di
Provinsi Banten dengan sektor industri yang berkembang. Oleh karena itu penulis menganalisa sub sektor industri pengolahan Kota tangerang yang
menjadi potensi bagi daerah dari tahun 2005-2010 dikarenakan pada tahun ini perkembangan Kota Tangerang semakin baik dibandingkan tahun
sebelumnya.