73
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Shift Share Kota Tangerang Tahun 2005-2010
Lapangan Usaha 2005 -
2006 2006 -
2007 2007 -
2008 2008 -
2009 2009 -
2010 Rata-
rata
Makanan, Minuman dan Tembakau
3336 -1715
352 984
-1601 271.2
Tekstil, Barang Kulit dan Tembakau
12664 -10181
839 4661
-24069
-3217.2
Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
-1514 -395
99 -455
171 -418.8
Kertas dan Barang Cetakan
-17045 -2890
326 12057
22023
2894.2
Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet
-641 -553
278 -75
-871 -372.4
Semen dan Barang Galian non Logam
-642 71
-594 -907
1072
-200
Logam Dasar, Besi, dan Baja
2332 -1227
250 1466
-1064 351.4
Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan
6137 -3277
571 -7777
982
-672.8
Barang Lainnya. 503
-46 13
-223 -201
9.2 Jumlah
5130 -20213
2134 9731
-3558 -1355.2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang diolah kembali Berdasarkan tabel di atas menerangkan bahwa hasil
perhitungan Shift Share Kota Tangerang Tahun 2005-2010, hasil menunjukkan bahwa ada beberapa sub sektor industri pengolahan non
migas yang memiliki rata-rata negatif dan beberapa yang lain dengan rata-rata positif. Perhitungan sub sektor industri pengolahan non migas
yang memiliki rata-rata negatif adalah industri barang kayu dan hasil hutan lainnya; industri tekstil, barang kulit dan tembakau; industri
pupuk, kimia dan barang dari karet; industri semen dan barang galian non logam serta industri alat angkutan, mesin dan peralatan. Hal ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan dari sub sektor di atas rendah. Sedangkan sub sektor yang memiliki nilai rata-rata postitif
adalah sub sektor industri makanan,minuman, dan tembakau; industri kertas dan barang cetakan; industri logam dasar, besi dan baja; serta
74
industri barang lainnya. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dari sub sektor diatas adalah pertumbuhan tinggi.
c. Pengembangan Sub Sektor Industri Pengolahan
Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode analisis LQ, dan Shift Share, maka dapat diketahui potensi masing-
masing sub sektor industri pengolahan non migas di Kota Tangerang. Setelah adanya hasil di atas, sehingga dapat diberikan masukan bagi
industri-industri di Kota Tangerang yang unggulan ini dapat lebih mengembangkan usaha dan produksinya sedangkan industri yang
potensial dapat dibantu oleh pemerintah serta industri yang masih kurang berkembang semoga menjadi perhatian dari pemerintah Kota
Tangerang agar ke depannya nanti dapat bersaing lagi. Dan akhirnya nanti akan dirasakan pembangunan yang merata di semua lini sub
sektor industri pengolahan di Kota Tangerang. Dalam penelitian ini, sub sektor yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan sub sektor industri pengolahan non migas terdapat 4 sub sektor yang unggul. Keempat sub sektor industri
pengolahan migas ini sangat maju dan berkembang dibanding yang lain. Perbedaan penyerapan tenaga kerja yang dilakukan industri-
industri tersebut tidak terlalu jauh. Dalam kaitan ini pengembangan sub sektor industri pengolahan non migas di Kota Tangerang dapat
dikembangkan melalui keempat sub sektor industri pengolahan ini dikarenakan :
75
1 Industri barang lainnya : industri ini merupakan industri yang
menduduki urutan pertama untuk industri basis di Kota Tangerang. Tenaga kerja yang dipekerja lebih kecil dibandingkan dengan
industri yang lain yang merupakan industri pengolahan non migas basis di Kota Tangerang.
2 Industri alat angkutan, mesin dan peralatan : industri ini merupakan
industri yang menduduki urutan ketiga dari empat industri yang unggul dan dominan di Kota Tangerang. Sehingga menjadi industri
yang basis di Kota Tangerang dengan tenaga kerja yang dipekerjakan paling banyak di antara lain..
3 Industri pupuk, kimia dan barang dari karet : industri ini
merupakan industri yang menduduki urutan ketiga industri basis di Kota Tangerang. Di mana jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
banyak sehingga mampu memproduksi lebih untuk daerahnya. 4
Industri makanan, minuman, dan tembakau : industri ini merupakan industri yang menduduki urutan terakhir untuk industri
basis di Kota Tangerang. Tenaga kerja juga banyak yang memasuki industri meskipun di bawah industri alat angkutan dan
kertas. Selanjutnya kegiatan perindustrian pengolahan non migas di
Kota Tangerang sangat didominasi dengan kegiatan industri dengan skala menengah dan besar. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
mengidentifikasikan industri pengolahan non migas ke dalam 4 golongan, yaitu :
76
Tabel 4.11 Klasifikasi Industri Pengolahan Non Migas Kota Tangerang
No Jenis Industri Pengolahan Non
Migas Jumlah Tenaga
Kerja
1 Industri Besar
100 orang 2
Industri Sedang Menengah 20-99 orang
3 Industri Kecil
5-19 orang 4
Industri Mikro 1-4 orang
Sumber : Badan Pusat Statistika Kota Tangerang Kegiatan industri di Kota Tangerang sangat didominasi dengan
kegiatan industri yang berskala menengah sampai besar sehingga majunya Kota Tangerang akibat dari tumbuhnya industri-industri
tersebut dalam skala yang cukup kemudian mereka bersaing dengan masing-masing industri yang lain. Hal ini menyebabkan kegiatan
industri kecil dan mikro pun tidak dapat bersaing dengan mereka. Dalam kaitan penelitian ini ingin mengembangkan kegiatan
yang berskala menengah dan besar ini agar mampu bersaing dengan industri-industri yang berada di luar daerah. Sehingga akhirnya
kegiatan industri semakin maju dan berkembang dengan tidak melupakan bagaimana keadaan industri dengan skala kecil dan mikro
yang memerlukan suplaimasukan dari industri yang menengah dan besar ini.
d. Potensi pengembangan sub sektor industri pengolahan dengan