13 Sedangkan UNDP memberi pengertian good governance sebagai sebuah
konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah negara. Secara tegas, UNDP
mengidentifikasikan 6 karakteristik good governance: 1 partisipatif; 2 transparan dan bertanggungjawab; 3 efektif dan berkeadilan; 4 mempromosikan supremasi
hukum; 5 memastikan bahwa prioritas sosial, ekonomi dan politik didasarkan pada konsensus dalam masyarakat; dan 6 memastikan bahwa suara penduduk miskin dan
rentan didengarkan dalam proses pembuatan keputusan.
23
1.2. Good Local Governance
Kerangka good governance yang bersifat makro di atas dapat dimodifikasi bila dikontekstualisasikan pada level desa good local governance. Dalam konteks ini,
agenda besarnya adalah desentralisasi dan demokrasi politik serta demokratisasi politik. Dalam konteks yang lebih luas, terutama relasi antara desa dan supradesa,
good local governance di level desa juga mencakup otonomi desa, yakni self- governing community di level desa dan subsidiarity pengambilan keputusan dan
penggunaan wewenang di level desa. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah pengelolaan sumber daya ekonomi berbasis pada masyarakat.
24
Jika good governance diletakkan dalam lingkup desa, maka ada dua isu yang perlu diperhatikan. Pertama, isu pemerintahan demokratis democratic governance,
yaitu pemerintahan desa yang berasal dari masyarakat partisipasi, dikelola oleh masyarakat akuntabilitas dan transparansi, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
masyarakat responsivitas. Kedua, hubungan antar elemen pemerintahan di desa yang didasarkan pada prinsip kesejajaran, keseimbangan dan kepercayaan trust.
25
23
Dalam Dwipayana, Op. Cit., hal. 10.
24
Ibid., hal. 21.
25
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
14 Kedua isu ini ibarat dua sisi mata uang yang memang berbeda tapi tidak dapat
dipisahkan. Nilai mata uang itu adalah keterlibatan masyarakat partisipasi dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai kebaikan bersama
secara kolektif. Pola hubungan antar elemen bisa sejajar dan seimbang bila pemerintahan desa dikelola secara partisipatif , akuntabel, transparan dan responsif.
Sebaliknya, pemerintahan desa yang demokratis partisipatif , akuntabel, transparan dan responsif bisa semakin kokoh, legitimate, dan mampu bekerja secara efektif bila
ditopang dengan kesejajaran, keseimbangan, dan kepercayaan antar elemen pemerintahan di desa.
26
Hal ini membutuhkan sebuah proses perluasan ruang publik melalui dialog- dialog forum warga atau rembug desa yang semarak dan berkelanjutan. Forum
warga atau rembug desa itulah yang dipandang sebagai bentuk demokrasi deliberatif demokrasi permusyawaratan. Model demokrasi seperti ini menekankan pada proses
permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan dan kebaikan bersama, yang hasilnya digunakan sebagai aturan main, traktat dan kebijakan dalam pengelolaan
pemerintahan di desa.
27
Dipandang dari sudut negara, Pemerintah Desa dan Kepala Desa merupakan bagian dari mata rantai birokrasi negara, yang menjalankan fungsi regulasi dan
kontrol pada wilayah dan masyarakat melalui “pelayanan administratif”, implementasi proyek-proyek pembangunan, mobilisasi masyarakat untuk mendukung
kebijakan pemerintah, melakukan pelayanan pada masyarakat untuk kepentingan negara, menarik pungutan dan lain-lain. Konsekuensinya, pemerintah desa Kepala
Desa mempunyai akuntabilitas hukum dan politik kepada pemerintah supradesa. Sementara dari sudut pandang masyarakat, pemerintah desa merupakan representasi
26
Ibid.
27
Ibid., hal. 22.
Universitas Sumatera Utara
15 masyarakat melalui pemilihan Kepala Desa secara langsung yang melibatkan
masyarakat desa.
Tabel 2. Peta pemerintahan di level desa
28
Elemen Governance
Aktor Arena
Isu Relasional
Negara Kepala desa dan
perangkat desa Regulasi, kontrol
pada masyarakat, pengelolaan
kebijakan, keuangan,
pelayanan. Akuntabilitas,
transparansi, responsivitas
dan kapasitas.
Masyarakat Politik
Badan Permusyawaratan
Desa BPD Representasi,
artikulasi, agregasi,
formulasi, legislasi,
sosialisasi, kontrol.
Kapasitas, akuntabilitas
dan responsivitas
Masyarakat Sipil
Institusi sosial, organisasi sosial,
warga masyarakat Keswadayaan,
kerja sama, gotong royong,
jaringan sosial. Partisipasi
voice, akses dan kontrol
Masyarakat Ekonomi
Pelaku dan organisasi ekonomi
Produksi dan distribusi
Akses kebijakan,
akuntabilitas sosial
2. Efektivitas Fungsi Pemerintah Desa 2. 1. Pengertian Efektivitas