26 rupiah dana yang dikumpulkan dan dikelola pemerintah desa harus
dipertanggungjwabkan penggunaannya. Efektivitas fungsi pemerintah desa pada dasarnya berkaitan dengan prilaku
penyelenggara pemerintahan di desa itu sendiri. Karena untuk mengukur efektif atau tidaknya fungsi tersebut yang menjadi objek pengukuran adalah tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan desa sesuai dengan tugas dan fungsinya yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga, kajian mengenai
efektivitas fungsi ini pada hakekatnya merupakan kajian mengenai prilakutindakan penyelenggara pemerintahan desa.
3. Hubungan antara Good Local Governance Dengan Efektivitas Fungsi Pemerintah Desa
Good local governance pada dasarnya merupakan seperangkat tatanan nilai yang diadopsi dari konsep good governance, dimana konsep good governance yang
bersifat makro dalam skala negara diaplikasikan pada pemerintahan level desa. Tatanan nilai inilah yang nantinya akan diterapkan ke dalam diri setiap penyelenggara
pemerintahan di desa. Namun, sebagai suatu tatanan nilai, konsep good local governance masih bersifat abstrak dan harus dikaitkan terlebih dahulu dengan locus
dimana konsep tersebut hendak diterapkan dalam hal ini Pemerintah Desa. Istilah nilai value dalam bahasa Inggris, valua, valere dalam bahasa Latin
maupun worth, weorth, wurth Amerika berarti sesuatu yang kuat atau berharga. Guna nilai adalah sebagai sumber dan tujuan pedoman hidup manusia. Arti nilai
adalah :
45
a. Sifathal yang pentingberguna bagi kemanusiaan
b. Sesuatu yang paling didambakan
c. Sesuatu yang ingin dicapai
d. Sesuatu yang dimuliakan atau dikagumi
45
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994, hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
27 e.
Kualitas atau fakta, sesuatu itu amat baik dan bermanfaat serta diinginkan.
Nilai menurut Rokeach adalah keyakinan abadi enduring belief yang dipilih seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan
tertentu mode of conduct atau sebagai tujuan akhir tindakannya end state of existence.
46
Sementara menurut Danandjaja, nilai adalah pengertian-pengertian conceptions yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang
penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar.
47
J. M Soebijanta melalui artikelnya “Nilai, Pelimpahan Nilai dan Penjernihan Nilai”
48
Nilai Sikap
Tingkah Laku
Bagan 3. Model Metodologis Nilai Menurut Soebijanta
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mempengaruhi sikap seorang individu. Dan selanjutnya, sikap tersebut akan tercermin dalam tingkah laku
dan kecenderungan tindakan yang diambil individu tersebut. Dari beberapa pengertian mengenai konsep nilai di atas dapat disimpulkan
bahwa nilai merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga yang dijadikan sebagai pedoman hidup manusia. Nilai merupakan sesuatu yang melekat pada seorang
individu dan dapat mempengaruhi prilaku individu tersebut. menyatakan bahwa nilai hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap
dan tingkah laku dalam sebuah model metodologis:
46
Milton Rokeach, The Nature of Human Values New York: The Free Press, 1973, hal. 5.
47
Andreas A. Danandjaja, Sistem Nilai Manajer Indonesia Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1986, hal. 22.
48
Dalam Talinzidhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi Jakarta: Rineka Cipta, 2005,hal. 30.
Universitas Sumatera Utara
28 Dalam lingkup organisasi, nilai adalah :
“Keyakinan yang dipegang teguh seseorang atau sekelompok orang mengenai tindakan dan tujuan yang “seharusnya” dijadikan landasan atau
identitas organisasi dalam menjalankan aktivitas bisnis, menetapkan tujuan- tujuan organisasi atau memilih tindakan-tindakan yang patut dijalankan
diantara beberapa alternatif yang ada. “
49
Kumpulan nilai-nilai yang ada dalam suatu organisasi yang dijadikan sebagai pedoman dan cara pandang organisasi disebut budaya organisasi. Terrence E. Deal
dan Allan A Kennedy
50
a. Efektivitas adalah fungsi dari nilai-nilai dan keyakinan para anggota
organisasi. berpendapat bahwa nilai adalah inti budaya. Budaya
organisasi tersebut wajib dipatuhi oleh setiap individu yang menjadi anggota organisasi tersebut.
Denison mengaitkan antara budaya organisasi dengan efektivitas organisasi, dimana secara teoritik menurutnya efektivitas organisasi dipengaruhi oleh empat
faktor sebagai berikut:
b. Efektivitas adalah fungsi dari kebijakan dan praktik organisasi.
c. Efektivitas adalah fungsi dari nilai-nilai inti dan keyakinan core values
and beliefs organisasi yang diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik organisasi.
d. Efektivitas adalah fungsi dari hubungan antara nilai-nilai inti dan
keyakinan organisasi, kebijkaan dan praktik organisasi dan lingkungan organisasi.
51
Pola kerangka hubungan antara budaya dengan efektivitas ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
49
Cathy Enz dalam Achmad Sobirin, Budaya Organisasi Yogyakarta: UPP-STIM YKPN, 2007, hal. 167.
50
Ndraha, Op. Cit., hal. 74.
51
Dalam Sobirin, Op. Cit., hal 194.
Universitas Sumatera Utara
29
Bagan 4. Kerangka Hubungan antara Budaya dan Efektivitas
52
Di atas telah dijelaskan bahwa nilai mempengaruhi prilaku individu. Maka konsep good local governance sebagai suatu tatanan nilai diharapkan dapat tertanam
di setiap individu penyelenggara pemerintahan di desa sehingga individu tersebut berprilaku sesuai dengan nilai-nilai maupun prinsip-prinsip good local governance
Dalam mengukur efektivitas fungsi Pemerintah Desa, yang dilihat adalah prilaku individu penyelenggara pemerintahan desa, yaitu sejauh mana kesesuaian
antara prilaku individu tersebut real behavior dengan prilaku-prilaku yang seharusnya ideal behavior dalam menjalankan fungsinya sebagai pemerintah desa.
Semakin sesuai prilaku penyelenggara pemerintahan desa dengan prilaku yang seharusnya dalam menjalankan fungsinya, maka semakin efektif fungsi-fungsi
pemerintahan desa yang dijalankan.
52
Ibid., hal. 195.
Sejarah Organisasi
Masa Depan
Organisasi Values and
belief Effectiveness
Policies and Practices
Lingkungan Organisasi Lingkungan Organisasi
Universitas Sumatera Utara
30 tersebut. Dengan demikian, maka fungsi pemerintah desa yang mereka jalankan dapat
berjalan dengan efektif.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empirisyang diperoleh melalui
pengumpulan data.
53
Dengan hipotesis, penelitian menjadi lebih jelas arah pengujiannya, dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan
baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
54
1. Hipotesis Alternatif Ha
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Terdapat hubungan antara penerapan prinsip-prinsip good local governance terhadap efektivitas fungsi Pemerintah Desa Jati Kesuma.
2. Hipotesis Nol Ho
Tidak terdapat hubungan antara penerapan prinsip-prinsip good local governance terhadap efektivitas fungsi Pemerintah Desa Jati Kesuma.
G. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:37. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 70.
54
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 75.
Universitas Sumatera Utara