Penerapan Prinsip Transparansi Penerapan Prinsip Responsivitas

107 merupakan inisiatif dari dalam diri individu aparat perangkat desa itu sendiri, dan bukan karena ada regulasi yang menuntutnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak 50 responden menyatakan pemerintah desa selalu berinisiatif menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja di setiap akhir tahun anggaran. Sementara 37,5 responden menyatakan pemerintah sering berinisiatif menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja di setiap akhir tahun anggaran. Ini menunjukkan bahwa di dalam diri aparat pemerintah desa sudah tertanam prinsip akuntabilitas, sehingga ada inisiatif untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja dari aparat pemerintah desa sebagai wujud pertanggungjawabannya kepada masyarakat.

2. Penerapan Prinsip Transparansi

Transparansi pemerintah desa dapat dilihat dari tingkat keterbukaan informasi yang diperoleh masyarakat terkait mengenai seluruh kegiatan pemerintah desa, termasuk kinerja, keuangan dan pengambilan keputusan strategis di desa. Pemerintah desa selaku instansi publik dituntut untuk bersifat terbuka dan transparan terhadap publik. Karena transparansi, sama halnya dengan akuntabilitas, berkaitan erat dengan korupsi. Untuk itu, pemerintah desa selaku instansi publik dituntut untuk bersifat transparan dan akuntabel untuk mendapatkan kepercayaan publik. Berdasarkan hasil penelitian, aparat pemerintah desa yang ada di lima desa dimana dilakukan penelitian menganggap penting untuk menyampaikan kinerja dan keuangannya kepada masyarakat. Ini dapat dilihat dari 70 jawaban responden yang menyatakan penting untuk menyampaikan kinerja dan keuangan Universitas Sumatera Utara 108 pemerintah desa kepada masyarakat. Bahkan 20 responden menganggap hal tersebut sangat penting.

3. Penerapan Prinsip Responsivitas

Responsivitas berkaitan mengenai kemampuan dan ketanggapan pemerintah desa dalam menanggapi setiap aspirasi maupun kebutuhan masyarakat dan kemudian menjadikan aspirasi masyarakat tersebut sebagai dasar acuan untuk mengambil keputusan maupun membuat kebijakanperaturan desa. Pemerintah desa selaku eksekutif di desa harus mampu mendefenisikan apa yang menjadi kebutuhan dan kemauan warga. Dan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan warganya, pemerintah desa harus mampu menyerap aspirasi warganya. Dengan demikian, pemerintah desa yang responsif harus mampu menciptakan ruang bagi publik untuk menyalurkan aspirasinya. Berdasarkan penelitian, pemerintah desa di lima desa dimana dilakukan penelitian sudah mampu menciptakan ruang bagi publik untuk menyalurkan aspirasinya. Ini dilihat dari 67,5 responden yang menyatakan sudah tersedia ruang bagi publik untuk menyalurkan aspirasinya. Selain itu, 42,5 responden menyatakan musyawarah desa sering dilaksanakan. Bahkan 40 responden lainnya menyatakan musyawarah desa selalu dilaksanakan secara rutin.

4. Penerapan Prinsip Kapasitas