30 tersebut. Dengan demikian, maka fungsi pemerintah desa yang mereka jalankan dapat
berjalan dengan efektif.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empirisyang diperoleh melalui
pengumpulan data.
53
Dengan hipotesis, penelitian menjadi lebih jelas arah pengujiannya, dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan
baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
54
1. Hipotesis Alternatif Ha
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Terdapat hubungan antara penerapan prinsip-prinsip good local governance terhadap efektivitas fungsi Pemerintah Desa Jati Kesuma.
2. Hipotesis Nol Ho
Tidak terdapat hubungan antara penerapan prinsip-prinsip good local governance terhadap efektivitas fungsi Pemerintah Desa Jati Kesuma.
G. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:37. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 70.
54
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 75.
Universitas Sumatera Utara
31 Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep
yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep yang digunakan, yaitu:
1. Efektivitas fungsi Pemerintah Desa adalah pengukuran mengenai
terlaksananya fungsi-fungsi organisasi Pemerintah Desa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, tepat waktu dan tepat hasil.
2. Pemerintah desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Good Local Governance adalah konsensus yang dicapai oleh Pemerintah
Desa, warga dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan di desa.
H. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun
55
1. Variabel X Penerapan Prinsip-Prinsip Good Local Governance
1995 definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain,
definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana mengetahui dan mengidentifikasi suatu variabel, sehingga dalam pengukuran ini dapat
diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam variabel. Maka penulis mengoperasionalkan konsep dari penelitian ini sebagai berikut:
55
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi ed., Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
32 a.
Akuntabilitas : Terukurnya kinerja, sumber daya dan kewenangan yang digunakan oleh Pemerintah desa secara rasional.
b. Transparansi : Keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait seluruh
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa. c.
Responsivitas : Mampu dan tanggap menanggapi aspirasi maupun kebutuhan masyarakat dan menjadikannya sebagai acuan
pengambilan keputusan di desa. d.
Kapasitas : Pengetahuan dan keterampilan perangkat desa dalam
melaksanakan tugasnya. 2.
Variabel Y Efektivitas Fungsi Pemerintah Desa yaitu: a.
Indikator Fungsi Pemerintahan 1.
Adanya peraturan desa yang dibuat bersama dengan BPD. 2.
Terciptanya peraturan desa tepat waktu sesuai kebutuhan. 3.
Terciptanya peraturan desa tepat guna dan applicable. 4.
Tersusunnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa bersama BPD. 5.
Tersusunnya APBDesa di setiap awal tahun anggaran. 6.
Terealisasinya APBDesa yang telah disusun sesuai rencana. 7.
Terlaksananya pelayanan administrasi kepada masyarakat dengan lancar seperti surat-menyurat, pengurusan KTP dan Kartu Keluarga.
8. Adanya standar waktu dalam memberikan pelayanan administrasi.
9. Terciptanya pelayanan administrasi yang memuaskan masyarakat.
b. Indikator Fungsi Pembangunan
1. Tersusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Desa
untuk 5 tahun ke depan
Universitas Sumatera Utara
33 2.
Terlaksananya RPJM Desa yang telah disusun tepat waktu sesuai rencana.
3. Tersusunnya RPJM Desa yang aspiratif sesuai dengan kebutuhan
masyarakat desa. 4.
Terlaksananya pembangunan fisik sarana dan prasarana maupun pembangunan sosial di desa.
5. Terlaksananya seluruh program pembangunan tepat waktu sesuai
dengan RPJM yang telah disusun. 6.
Adanya manfaat yang dirasakan masyarakat terhadap pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa.
7. Terlaksananya tugas pemungutan iuran kas desa dan Pajak Bumi dan
Bangunan. 8.
Dilaksanakannya pemungutan iuran kas desa dan PBB secara rutin. 9.
Digunakannya kas desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara bertanggung jawab.
10. Tersalurkannya bantuan kepada masyarakat misalnya BLT,
penyaluran kompor gas Program Konversi Minyak Tanah ke Gas dan PNPM Mandiri.
11. Tersalurkannya bantuan tepat waktu.
12. Tersalurkannya bantuan secara adil dan merata kepada masyarakat.
13. Terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan kebersihan di desa
secara swadaya melalui gotong royong. 14.
Terlaksananya kegiatan gotong royong kebersihan secara rutin. 15.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai serta lingkungan yang bersih dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
34 c.
Indikator Fungsi Kemasyarakatan 1.
Terselesaikannya seluruh sengketa warga yang terjadi di wilayahnya. 2.
Diselesaikannya sengketa warga tepat waktu dan tidak berlarut-larut. 3.
Diselesaikannya sengketa warga dengan adil, tidak memihak dan tuntas.
4. Terjalinnya hubungan yang baik antara Pemerintah Desa dengan
masyarakat. 5.
Terjalinnya hubungan yang harmonis antarsesama masyarakat sendiri. 6.
Terciptanya suasana yang aman dan kondusif di desa.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB II METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Eksplanasi Explanatory Research, yaitu untuk menguji hubungan antara
variabel yang dihipotesiskan atau untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya.
56
B. Lokasi Penelitian
Dan untuk memperkuat hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan analisis kuantitatif sehingga diharapkan dapat
menjelaskan hubungan dan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan.
Penelitian ini dilakukan di lima desa yang ada di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, yaitu Desa Delitua, Desa Ujung Labuhan,
Desa Batu Penjemuran, Desa Jati Kesuma dan Desa Kuta Tengah. Kelima desa ini dipilih sebagai sampel dikarenakan kelimanya memiliki
kesamaan ciri yaitu mendapat pengaruh dari corak kehidupan kota karena jaraknya tidak jauh dari Kota Medan dan Ibukota Kecamatan Namorambe, sehingga pola
prilaku penduduknya sudah dipengaruhi pola prilaku penduduk urban. Selain itu, kelima desa juga berada di sepanjang jalan utama menuju Ibukota Kecamatan
Namorambe.
C. Populasi dan Sampel
56
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar Aplikasi Jakarta: Rajawali Press, 2000, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara