Define ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab analisa pemecahan masalah berisi tahapan analisis data yang telah dikumpul dan diolah pada bab sebelumnya dengan fase define, measure, analyze sampai pada tahap improve sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya. Langkah-langkah analisa pemecahan masalah dijelaskan seperti di bawah ini.

6.1. Define

Tahap define atau pendefinisian, adalah langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada tahapan ini didefenisikan tujuan dari program six sigma yaitu untuk mendapatkan sebuah rencana perbaikan kualitas yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah produk cacat di PT Mark Dynamics Indonesia.

6.1.1. Pemetaan Proses Produksi

Pemetaan bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi proses produksi former secara umum. Salah satu alat pemetaan yang efektif adalah diagram SIPOC. Diagram ini menunjukkan gambaran umum perusahaan yang terdiri dari suppliers, inputs, processes, outputs dan customers. Gambar 6.1 menampilkan diagram SIPOC PT Mark Dynamic Indonesia. Gambar 6.2 menampilkan dengan jelas aliran proses produksi yang ada pada PT MDI. Penjelasan mengenai proses produksi pada Gambar 6.2. dapat dilihat pada bab II yaitu pada uraian proses produksi PT MDI. Gambar 6.2 juga Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa terdapat beberapa inspeksi kualitas yang ada di antara departemen. Inspeksi kualitas dilakukan oleh IPQC In Process Quality Control yang bertujuan untuk menjaga agar produk cacat tidak diproses oleh departemen berikutnya bilamana kecacatan produk tersebut dianggap tidak dapat ditolerir. Inspeksi oleh IPQC ini dilakukan secara manual dengan melihat secara langsung kecacatan yang terdapat pada former.

6.1.2. Identifikasi Karakteristik Kualitas

Pada tahap ini ditentukan Critical-to-Quality CTQ untuk mengetahui karakteristik kualitas former. CTQ ini didapat dari Voice of Customer VOC dimana semua customer PT MDI mengharapkan produk yang akan digunakannya memiliki dimensi dan berat sesuai dengan spesifikasi masing-masing customer dan tidak memiliki kecacatan visual. Pada laporan IPQC dan FQC PT MDI, diperoleh jenis kecacatan former tiap departemen yang dapat dilihat pada Tabel 5.2 bab pengumpulan dan pengolahan data. Jenis-jenis kecacatan ini menjadi Critical-to-Quality yang harus dihindari untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Berdasarkan hasil inspeksi kualitas yang berdasarkan pada CTQ di atas maka diperoleh produk cacat. Berdasarkan jumlah produk cacat yang diakibatkan oleh departemen dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produksi maka diperoleh besarnya pemborosan untuk setiap departemen. Tabel 6.1 menampilkan persentase pemborosan yang ditimbulkan oleh produk cacat untuk setiap departemen Universitas Sumatera Utara SUPPLIERS INPUTS PROCESSES OUTPUTS CUSTOMERS - Tanah Liat Clay - Sodium Silicate - Feldspar - Kaolin - Calsium Carbonate - Barium Carbonate - Zirconium - Zinc Oxide - Air - Tinta - Karton - Plastik Former Compounding Filling Washing Grating Packing Drying Texture Spray On Glaze Treatment Gambar 6.1 Diagram SIPOC PT Mark Dynamics Indonesia Universitas Sumatera Utara Compounding Karakteristik produk sesuai target ? Filling Drying Washing Texture Spray On Glaze Karakteristik produk sesuai target ? Karakteristik produk sesuai target ? Karakteristik produk sesuai target ? Oven Karakteristik produk sesuai target ? Karakteristik produk sesuai target ? Grating Packing Ya Ya Ya Ya Ya Ya Penerimaan Material Sesuai Spesifikasi ? Penyimpanan Material Pengembalian Material yang Ditolak Campuran Sesuai Standar ? Ya Tidak Produk reject disimpan untuk didaur ulang Tidak Produk reject disimpan untuk didaur ulang Tidak Produk reject disimpan untuk didaur ulang Tidak Produk reject dibuang Tidak Produk reject dibuang Tidak Dapat diperbaiki ? Rework Ya Produk reject dibuang Tidak Tidak Karakteristik produk sesuai target ? Tidak Produk reject dibuang Karakteristik produk sesuai target ? Tidak Produk reject dibuang Former disimpan di gudang sebelum dikirim Ya Ya Tidak Gambar 6.2 Diagram Alir Proses dan Pengendalian Kualitas di PT Mark Dynamics Indonesia Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 6.3 diagram pareto pemborosan akibat jumlah produk cacat dapat dilihat terdapat 4 departemen yang menimbulkan pemborosan terbesar yaitu departemen filling, washing, texture dan glaze yang memberikan pemborosan sebesar 90 dari total seluruh pemborosan yang ada di lantai produksi. Untuk langkah selanjutnya maka keempat departemen ini akan menjadi fokus penelitian ini. Tabel 6.1 Persentase Pemborosan yang Ditimbulkan karena Produk Cacat Departemen Kerugian Rp Persentase Kumulatif Filling 156.727.753 40,47 40,47 Washing 68.197.583 17,61 58,08 Texture 66.761.736 17,24 75,32 Glaze 58.626.671 15,14 90,46 Spray on 19.526.448 5,04 95,50 Oven 13.677.380 3,53 99,03 Grating 3.682.104 0,95 99,98 Packing 59.911 0,015 100 Total 387.259.586 100 100 20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 Filling Washing Texture Glaze Spray On Oven Grating Packing 20 40 60 80 100 120 Gambar 6.3 Diagram Pareto Pemborosan Akibat Jumlah Produk Cacat Universitas Sumatera Utara

6.2. Measure