Pengolahan Data Analisa dan Pemecahan Masalah

c. Data jumlah produk cacat tiap stasiun kerja. d. Data jumlah produk cacat tiap jenis kecacatan. e. Data penggunaan sumber daya setiap departemen. f. Data harga bahan baku, tarif dan biaya tenaga kerja. g. Pernyataan ahli yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan supervisor dan leader departemen. h. Nilai severity, occurance, detection yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan supervisor dan leader departemen.

4.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Melakukan studi literatur lain yang dapat memberikan masukan dalam pemecahan masalah. b. Melihat buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan atau dokumentasi dari perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. c. Melakukan wawancara dan brainstorming mengenai permasalahan dan pemecahan permasalaham yang ada. d. Melakukan observasi langsung di lantai produksi.

4.5. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka data diolah agar dapat menampilkan informasi dibutuhkan untuk dianalisa. Universitas Sumatera Utara

4.5.1. Rekapitulasi Jumlah Produk Cacat

Rekapitulasi jumlah produk cacat menampilkan hasil perhitungan jumlah produk cacat dari periode waktu yang terpilih yang dikelompokkan berdasarkan departemennya, baik yang ditemukan didepartemen ataupun yang disebabkan oleh departemen.

4.5.2. Run Chart Jumlah Produk Cacat

Run chart merupakan grafik yang menampilkan dinamika total produk cacat yang ada menurut waktu. Dari run chart ini kita dapat dianalisa bagaimana kemampuan proses yang ada sekarang, apakah semakin baik atau semakin menurun.

4.5.3. Histogram

Histogram merupakan grafik batang yang menampilkan jumlah produk cacat per departemen periode waktu pengumpulan data. Dari histogram ini dapat dilihat dengan jelas perbedaan jumlah produk cacat setiap departemen.

4.5.4. Perhitungan Biaya Penggunaan Sumber Daya

Hasil perhitungan biaya penggunaan sumber daya akan digunakan untuk menghitung besarnya pemborosan yang berupa pemborosan karena penggunaan sumber daya yang sia-sia.

4.5.5. Cost of Poor Quality COPQ

Cost of Poor Quality merupakan biaya yang dikeluarkan karena produk cacat. Pemborosan yang disebabkan karena produk cacat ini dijadikan acuan untuk memilih departemen yang akan mendapat prioritas perbaikan karena memberikan pemborosan yang lebih besar dari departemen lainnya. Universitas Sumatera Utara

4.6. Analisa dan Pemecahan Masalah

Analisis dan pembahasan akan dilakukan menggunakan fase DMAI Define, Measure, Analyze, Improvement, seperti berikut :

4.6.1. Define

Pada fase define, hal-hal yang dilakukan adalah : a. Menentukan sasaran dan tujuan perbaikan b. Mengidentifikasi proses-proses produksi serta input-output yang terlibat dengan menggunakan diagram SIPOC Suppliers, Inputs, Processes, Outputs, Customers c. Menetapkan karakteristik kualitas Critical to Quality = CTQ

4.6.2. Measure

Pada fase measure, hal-hal yang dilakukan adalah : a. Melakukan pengukuran tingkat kinerja yang sekarang current performance b. Menetapkan karakteristik kualitas Critical to Quality = CTQ kunci.

4.6.3. Analyze

Pada fase analyze, hal-hal yang dilakukan adalah : a. Mengidentifikasi semua CTQ kunci b. Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan dengan menggunakan FMEA c. Menetapkan prioritas penyelesaian permasalahan dengan menggunakan RPN Risk Priority Number dimana RPN = Severity x Occurance x Detection Universitas Sumatera Utara

4.6.4. Improve

Pada fase ini hal yang akan dilakukan adalah menetapkan suatu rencana action plan perbaikan, dengan prioritas yang telah didapat sebelumnya.

4.7. Kesimpulan dan Saran