Gliserin Bahan Penyusun Hand and Body Cream

30 dapat bercampur dengan hidroksida logam dan agen pengoksidasi. Konsentrasi yang umum digunakan dalam sediaan cream adalah 1-20 Kibbe, 2000 ; Rowe et al., 2009.

2.7.2.4. Trietanolamin

Trietanolamin C 6 H 15 NO 3 merupakan senyawa organik yang terdiri dari sebuah amina tersier dan triol. Trietanolamin digunakan secara luas dalam sediaan topikal sebagai bahan pengemulsi anionik. Trietanolamin merupakan cairan kental bening, bersifat higroskopis dan memiliki titik lebur 20-21 o C Depkes, 1995. Bahan ini mudah larut dalam air, metanol, dan aseton. Konsentrasi umum yang digunakan sebagai bahan pengemulsi adalah sebesar 2-4 Kibbe, 2000 ; Rowe et al., 2009.

2.7.2.5. White oil

White oil merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai pelembut atau emollient Chester 1971.

2.7.2.6. Metil Paraben

Metil paraben C 8 H 8 O 3 secara luas digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam sediaan kosmetik, produk makanan dan formulasi obat-obatan. Bahan ini dapat digunakan secara tunggal, kombinasi dengan senyawa paraben lain, ataupun dengan antimikroba lain Kibbe, 2000. Metil paraben berbentuk serbuk putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, memberikan sedikit rasa terbakar Depkes, 1995. Bahan ini mudah larut dalam etanol, eter, propilen glikol, dan air panas dengan suhu 80 o C Rowe et al., 2009. Konsentrasi metil 31 paraben yang biasa digunakan pada sediaan topikal adalah 0,02 – 0,3 bb Kibbe, 2000.

2.7.2.7. Air

Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam hand and body cream. Air merupakan bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi, air mengandung beberapa pencemar sehingga air yang digunakan untuk produk kosmetik harus dimurnikan terlebih dahulu Mitsui, 1997. Air murni yaitu air yang diperoleh dengan cara penyulingan, proses penukaran ion, dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung ion-ion dan mineral- mineral. Air murni hanya mengandung molekul air saja. Air merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, berfungsi sebagai pelarut, dan memiliki pH 5,0-7,0 Depkes RI, 1993.

2.7.2.8. Pewangi

Pewangi yang biasa digunakan dalam formulasi hand and body cream adalah minyak esensial. Penambahan pewangi pada produk merupakan upaya agar produk mendapatkan tanggapan yang positif. Pewangi sensitif terhadap panas, oleh karenanya bahan ini ditambahkan pada temperatur yang rendah Rieger, 2000. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah mungkin yaitu berkisar antara 0,1-0,5. Pada proses pembuatan hand and body cream, pewangi dicampurkan pada suhu 35 o C agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk Schmitt, 1996.