69
Produk cream tanpa ekstrak memiliki nilai pH lebih tinggi dibanding dengan sampel cream dengan penambahan 0,3 bb kelor dan cream komersil,
dikarenakan pada formulasi tersebut ditambah dengan trietanolamin yang bersifat basa. Sedangkan pada formulasi cream dengan penambahan 0,3 bb ekstrak
daun kelor mengalami penurunan dibandingkan dengan formulasi cream tanpa ekstrak dikarenakan sampel ekstrak daun kelor bersifat asam dengan nilai pH
sebesar 4,16. Sifat asam pada ekstrak daun kelor dimungkinkan karena adanya senyawa asam-asam amino dan vitamin C yang terkandung dalam ektrak.
Pengukuran pH juga dilakukan terhadap cream komersil untuk membandingkan viskositas cream komersil dengan cream yang telah dibuat. Pada
produk komersil, terdapat perbedaan secara nyata dengan produk cream yang dihasilkan dengan nilai pH sebesar 6,56. Hal ini dikarenakan adanya penambahan
vitamin C dalam formulasi cream, dimana vitamin C ini bersifat asam sehingga mampu menurunkan nilai pH produk. Komposisi trietanolamin yang
mempengaruhi nilai pH produk dalam formulasi cream komersil juga tidak diketahui secara spesifik yang ditambahkan, sehingga dimungkinkan bahwa
penggunaan trietanolamin dalam formulasi cream komersil lebih kecil dibandingkan dengan produk cream dengan penambahan ekstrak daun kelor
maupun tanpa penambahan ekstrak daun kelor.
4.8.2. Bobot Jenis
Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu produk emulsi. Menurut Suryani, et al 2000 menjelaskan bahwa
apabila rasio antara fasa pendispersi dan fasa terdispersi tidak sesuai maka
70
semakin rendah tingkat kestabilan suatu sediaan emulsi. Nilai bobot jenis disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Bobot Jenis
Perlakuan Bobot Jenis
K0 1,0213 ± 0,00757
b
K0,3 1,0106 ± 0,00757
b
KK 0,9728 ± 0,00445
a
P = 0,011 Hasil menunjukkan bahwa pada produk hand and body cream tanpa
penambahan ekstrak daun kelor dengan produk hand and body cream kelor 0,3 bb tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata. Hal ini membuktikan
bahwa dengan adanya penambahan ekstrak daun kelor tidak mempengaruhi bobot jenis dari suatu produk cream. Hasil analisa hand and body cream masing-masing
perlakuan juga menunjukkan bahwa nilai bobot jenis masih berada pada kisaran syarat mutu berdasarkan SNI 16-4399-1996 yang berarti produk hand and body
cream yang dihasilkan memiliki tingkat kestabilan yang baik.
4.8.3. Stabilitas Emulsi
Stabilitas emulsi menunjukkan daya tahan suatu produk emulsi dalam rentang waktu tertentu. Walaupun tidak ada rujukan yang kongkret berapa nilai
stabilitas emulsi produk cream yang baik, stabilitas emulsi merupakan salah satu parameter pengujian produk hand and body cream yang penting karena sangat
menentukan daya terima konsumen terhadap produk dimana konsumen tidak menyukai produk yang tidak stabil. Menurut Suryani, et al 2000 emulsi yang
baik jika tidak terbentuk lapisan-lapisan, tidak terjadi perubahan warna, dan konsistensi tetap.
71
Menurut Windarwati 2011, prinsip dasar tentang kestabilan emulsi adalah keseimbangan antara gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak yang
terjadi antar partikel dalam sistem emulsi. Kestabilan emulsi perlu mengalami pengujian antara lain dengan mengamati penampilan pemisahan fase dan warna,
bau, dan kekentalan. Pengamatan perubahan fisik dapat dilakukan untuk memantau kestabilan
produk kosmetik. Perubahan fisik yang mungkin terjadi antara lain pemisahan, sedimentasi, penggumpalan, pengembangan, keluar cairan, pembentukan gel,
ketidakmerataan, evaporasi, pengerasan, pelunakan, dll. Perubahan fisik tersebut dapat diuji dengan melakuakn uji kestabilan temperatur Mitsui, 1997, seperti
yang dilakukan dalam penelitian ini. Nilai stabilitas emulsi ditunjukkan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Stabilitas Emulsi
Perlakuan Stabilitas Emulsi
K0 96,9022 ± 1,08866
K0,3 96,6064 ± 1,83522
KK 95,0453 ± 1,52283
P = 0,504 Hasil pengamatan produk cream menunjukkan bahwa sampel hampir tidak
menunjukkan pemisahan fase atau pemisahan fase yang terjadi sangat kecil yang menandakan bahwa produk cream memiliki emulsi yang stabil. Hasil Uji
Statistika dengan Anova satu jalur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, nilai probabilitas 0,504 P0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor
cenderung tidak meningkatkan stabilitas emulsi.