Mekanisme Absorpsi Sediaan Topikal

29 kandungan air produk pada permukaan kulit saat pemakaian. Humektan berpengaruh terhadap kulit yaitu mlembutkan kulit dan mempertahankan kelembaban kulit agar tetap seimbang. Humektan juga berpengaruh terhadap stabilitas hand and body cream yang dihasilkan karena dapat mengurangi kekeringan ketika produk disimpan pada suhu ruang Mitsui, 1997.

2.7.2.2. Setil Alkohol

Setil alkohol C 16 H 34 O adalah alkohol lemak yang berbentuk serpihan putih licin, granul, atau kubus yang mengandung gugusan kelompok hidroksil Depkes, 1995. Setil alkohol banyak digunakan sebagai bahan pengemulsi dan pengeras dalam sediaan cream. Setil alkohol memiliki titik leleh 45-52 o C. Bahan ini sangat mudah larut dalam etanol 95 dan eter. Kelarutannya akan meningkat bila suhunya dinaikkan. Setil alkohol tidak larut dalam air. Konsentrasi umum yang digunakan sebagai bahan pengeras adalah 2-10 dan sebagai bahan pengemulsi maupun emolien adalah 2-5. Semakin besar konsentrasi setil alkohol yang digunakan dalam formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin padat Kibbe, 2000 ; Rowe et al., 2009. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, dan pengental Depkes RI, 1993.

2.7.2.3. Asam Stearat

Asam stearat C 18 H 36 O 2 merupakan asam lemak jenuh yang secara luas digunakan untuk formulasi oral dan topikal pada sediaan farmasi. Pada sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai bahan pengemulsi dan agen pelarut. Asam stearat memiliki titik lebur 69-70 o C. Bahan ini mudah larut dalam benzena, kloroform, eter dan etanol 95, serta tidak larut dalam air. Asam stearat tidak 30 dapat bercampur dengan hidroksida logam dan agen pengoksidasi. Konsentrasi yang umum digunakan dalam sediaan cream adalah 1-20 Kibbe, 2000 ; Rowe et al., 2009.

2.7.2.4. Trietanolamin

Trietanolamin C 6 H 15 NO 3 merupakan senyawa organik yang terdiri dari sebuah amina tersier dan triol. Trietanolamin digunakan secara luas dalam sediaan topikal sebagai bahan pengemulsi anionik. Trietanolamin merupakan cairan kental bening, bersifat higroskopis dan memiliki titik lebur 20-21 o C Depkes, 1995. Bahan ini mudah larut dalam air, metanol, dan aseton. Konsentrasi umum yang digunakan sebagai bahan pengemulsi adalah sebesar 2-4 Kibbe, 2000 ; Rowe et al., 2009.

2.7.2.5. White oil

White oil merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai pelembut atau emollient Chester 1971.

2.7.2.6. Metil Paraben

Metil paraben C 8 H 8 O 3 secara luas digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam sediaan kosmetik, produk makanan dan formulasi obat-obatan. Bahan ini dapat digunakan secara tunggal, kombinasi dengan senyawa paraben lain, ataupun dengan antimikroba lain Kibbe, 2000. Metil paraben berbentuk serbuk putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, memberikan sedikit rasa terbakar Depkes, 1995. Bahan ini mudah larut dalam etanol, eter, propilen glikol, dan air panas dengan suhu 80 o C Rowe et al., 2009. Konsentrasi metil