39
3.3.8. Uji Organoleptik Hand and Body Cream
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Uji organoleptik yang dilakukan
terhadap produk meliputi : uji kesukaan terhadap warna, aroma, viskositas dan kesan lengket pada kulit. Sampel yang digunakan meliputi hand and body cream
kelor dan hand and body cream yang terdapat di pasaran dan hand and body cream dengan penambahan vitamin C. Panelis yang melakukan uji organoleptik
ini adalah 55 orang panelis yang diambil secara acak yang termasuk panelis tidak terlatih. Berdasarkan ebook pangan 2006, untuk mendapatkan hasil yang baik,
jumlah panelis tidak terlatih disarankan lebih dari 50 orang. Lembaran uji organoleptik disajikan pada lampiran 3.
3.3.9. Karakterisasi Hand and Body Cream Kelor
Analisis terhadap hand and body cream badan yang dihasilkan meliputi analisis pH, stabilitas emulsi, bobot jenis dan total cemaran mikroba. Analisis
terhadap produk hand and body cream kelor dilakukan untuk mengetahui karakteristik produk hand and body cream dari hasil uji antioksidan terbaik dan
uji organoleptik terbaik. Sebagai pembanding digunakan hand and body cream komersil.
3.3.9.1. Nilai pH AOAC, 1995
Mula-mula dilakukan standarisasi dengan cara elektroda pH meter dicelupkan ke dalam pH standar 6,86 dan dicuci dengan akuades. Kemudian satu
gram contoh sampel hand and body cream kelor diencerkan dengan akuades
40
1:10. Bagian elektroda pH meter dimasukkan ke dalam contoh yang telah diencerkan dan angka yang terlihat pada layar adalah nilai pH-nya.
3.3.9.2. Stabilitas Emulsi AOAC, 1995
Sekitar lima gram bahan emulsi contoh sampel hand and body cream ditimbang di dalam cawan petri. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan ke dalam
oven dengan suhu 45
o
C selama satu jam lalu dimasukkan ke pendingin bersuhu di bawah 0
o
C selama satu jam. Selanjutnya cawan berisi contoh dimasukkan lagi ke dalam oven bersuhu 45
o
C selama satu jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Air yang terpisah diserap
dengan kertas saring kestabilannya dihitung berdasarkan persentase fase terpisah terhadap emulsi keseluruhan.
Perhitungan :
Keterangan : Berat fase tersisa
= berat bahan emulsi setelah pengoven kedua + cawan – berat cawan
Berat total bahan emulsi = berat bahan emulsi + cawan
– berat cawan
3.3.9.3. Bobot Jenis SNI 16-4399-1996
Micro tube yang sudah bersih dan kering ditimbang a selanjutnya, sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam micro tube dengan menggunakan
pipet mikro. Micro tube ditutup dan dimasukkan ke dalam pendingin sampai suhunya menjadi 25
o
C. Kemudian micro tube didiamkan pada suhu ruang dan ditimbang b.
41
Perhitungan : Bobot jenis sampel gml = b
– a
Keterangan : a = Bobot micro tube kosong
b = Bobot micro tube + sampel
3.3.9.4. Total Cemaran Mikroba SNI 16-2897-1992
Contoh diencerkan dengan pengencer steril hingga 10
-3
kemudian dihomogenkan. Satu ml dari masing-masing pengenceran contoh dipipet ke dalam
cawan petri steril secara duplo lalu dituangkan 12-15 ml media Plate Count Agar PCA cair. Cawan petri digoyangkan secara perlahan hingga contoh tercampur
rata. Campuran tersebut dibiarkan memadat, kemudian dimasukkan ke inkubator 35±1
o
C dengan posisi terbalik selama 48 jam. Jumlah koloni mikroba dalam satu gram atau satu ml contoh dihitung dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni
pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan.