Kandungan senyawa daun kelor

12 Tabel 1. Komposisi Senyawa Daun Kelor Becker et al., 2003 Mineral Asam amino esensial Kandungan sekunder Karotenoid asam askorbat Potassium Sistin Saponin Lutein Kalsium Methionin Phenols Vlolaxanthin Magnesium Valin Phytates Trans – β – carotene Sodium Isoleusin tanin Cis – β – carotene Phosphor Leusin Total – β – carotene Tembaga Tyrosin Asam askorbat Mangan Fenilalanin Seng Histidin Besi Lysine Treonin Tryptophan

2.2. Antioksidan

Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron electron donors. Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif antioksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat antioksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktifkan berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal Winarsi, 2007. Berdasarkan fungsinya, antioksidan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu antioksidan primer, sekunder dan tersier. Antioksidan primer berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas baru. Antioksidan yang ada dalam tubuh yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase SOD yang dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas. 13 Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkal radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar, misalnya vitamin C, vitamin E, Cod Liver Oil, Virgin Coconut Oil dan betakaroten.Antioksidan tersier berfungsi untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas, yang termasuk dalam kelompok ini adalah jenis enzim, misalnya metionin sulfoksida reduktase yang dapat memperbaiki DNA pada penderita kanker Winarsi, 2007. Antioksidan dikelompokkan menjadi dua berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan sintetik yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia dan antioksidan alami yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alami. Butil hidroksi anisol BHA, butil hidroksi toluen BHT, tert butil hidroksi quinon TBHQ, propil galat dan tokoferol merupakan antioksidan sintetik yang penggunaannya sudah sangat luas dan tersebar di seluruh dunia Buck 1991. Antioksidan alami banyak terdapat dalam tanaman pada seluruh bagian dari tanaman seperti akar, daun, bunga, biji, batang, dsb. Menurut pratt dan Hudson 1990, senyawa-senyawa yang umum terkandung dalam antioksidan alami adalah fenol, polifenol, dan yang paling umum adalah flavonoid flavanol, isoflavon, flavon, katekin, dan flavanon, turunan asam sinamat, tokoferol dan asam organik polifungsi. Tokoferol merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersil. Empat kelompok senyawa yang tergolong antioksidan alami yang sangat penting adalah vitamin E, vitamin C, senyawa tiol dan flavanoid. Vitamin merupakan antioksidan yang paling banyak diaplikasikan pada produk-produk 14 topikal Weber et al., 2001. Formulasi antioksidan tersebut dalam produk kosmetik dinyatakan dapat memberikan perlindungan, melembabkan dan dapat melawan penuaan kulit Burke, 2006. Antioksidan adalah zat kimia yang membantu melindungi tubuh dari