Waktu dan Tempat Alat dan Bahan

34 konstan berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≥ 0,003 gram Keterangan : W = bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan sesudah dikeringkan g\ W2 = bobot cawan kosong g

3.3.3. Proses Ekstraksi Daun Kelor Lyrawati et al., 2013.

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol. Pelarut metanol yang digunakan yaitu pelarut metanol teknis dan metanol PA Pro Analyst. Prosedur ekstraksi yang dilakukan yaitu sebagai berikut : sebanyak 42 gram tepung daun kelor Moringa oleifera direndam dengan metanol sampai volume 900 ml, kemudian diaduk dengan pengaduk magnet selama 30 menit lalu dibiarkan selama 24 jam pada suhu ruang. Ekstrak yang diperoleh dipisahkan dari pelarut dengan penguap putar rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.Diagram alur proses ekstraksi daun kelor dapat dilihat pada lampiran 1.

3.3.4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor Cahyana, et al., 2002

Larutan DPPH yang digunakan dibuat dengan cara menimbang 2 mg DPPH kemudian dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur sampai 100 ml, lalu dikocok hingga homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,002 Molyneux, 2004. Larutan DPPH disimpan dalam wadah yang dilapisi dengan kertas alumunium. Larutan blanko dibuat dengan cara menambahkan 2 ml metanol dengan 2 ml larutan DPPH 0,002 ke dalam tabung reaksi, lalu divortex hingga homogen dan diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit dalam ruang gelap. Selanjutnya 35 serapan larutan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer Lambda 25 hingga diperoleh panjang gelombang maksimum. Sebanyak 2 ml sampel masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan ke dalamnya 2 ml DPPH 0,002. Campuran tersebut kemudian divortex sampai homogen. Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 30 menit dalam ruang gelap. Serapan diukur pada panjang gelombang 517 nm pada spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer Lambda 25. Pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Sebagai standar digunakan asam askorbat konsentrasi 0,5; 1; 2; 4; dan 8 ppm dengan perlakuan yang sama dengan sampel uji. Kemudian dihitung inhibisinya dan dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier hingga didapat IC 50 nya. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan sampel tersebut dihitung sebagai persen inhibisi inhibisi dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : Absorban blanko = absorban pelarut + DPPH Absorban sampel = absorban pelarut + DPPH + sampel Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak ppm sebagai absis sumbu X dan nilai inhibisi antioksidan sebagai kordinatnya sumbu Y. nilai IC 50 dari perhitungan pada saat inhibisi sebesar 50 y = ax + b.