Bobot Jenis Karakterisasi Hand and Body Cream Kelor
71
Menurut Windarwati 2011, prinsip dasar tentang kestabilan emulsi adalah keseimbangan antara gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak yang
terjadi antar partikel dalam sistem emulsi. Kestabilan emulsi perlu mengalami pengujian antara lain dengan mengamati penampilan pemisahan fase dan warna,
bau, dan kekentalan. Pengamatan perubahan fisik dapat dilakukan untuk memantau kestabilan
produk kosmetik. Perubahan fisik yang mungkin terjadi antara lain pemisahan, sedimentasi, penggumpalan, pengembangan, keluar cairan, pembentukan gel,
ketidakmerataan, evaporasi, pengerasan, pelunakan, dll. Perubahan fisik tersebut dapat diuji dengan melakuakn uji kestabilan temperatur Mitsui, 1997, seperti
yang dilakukan dalam penelitian ini. Nilai stabilitas emulsi ditunjukkan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Stabilitas Emulsi
Perlakuan Stabilitas Emulsi
K0 96,9022 ± 1,08866
K0,3 96,6064 ± 1,83522
KK 95,0453 ± 1,52283
P = 0,504 Hasil pengamatan produk cream menunjukkan bahwa sampel hampir tidak
menunjukkan pemisahan fase atau pemisahan fase yang terjadi sangat kecil yang menandakan bahwa produk cream memiliki emulsi yang stabil. Hasil Uji
Statistika dengan Anova satu jalur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, nilai probabilitas 0,504 P0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor
cenderung tidak meningkatkan stabilitas emulsi.
72
Menurut Suryani et al 2000, emulsi yang tidak stabil dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain komposisi bahan yang tidak tepat, pemanasan, dan
penguapan yang berlebihan, jumlah dan pemilihan emulsifier yang tidak tepat, pembekuan, serta guncangan mekanik atau getaran.
Zat pengemulsi merupakan komponen yang paling penting agar diperoleh emulsi yang stabil Anief, 2004. Emulsifier yang digunakan dalam sampel
produk cream yang dibuat yaitu setil alkohol dan trietanolamin. Pada sediaan cream komersil juga digunakan zat pengmulsi yang sama dengan produk cream
yang telah dibuat. Suatu senyawa dikatakan sebagai emulsifier jika memiliki kemampuan mengikat air dan lemak karena adanya gugus hidrofobik dan
hidrofilik pada struktur kimia senyawa tersebut Suharto, 1987. Bagian hidrofobik akan berinteraksi dengan minyak sedangkan bagian hidrofilik dengan
air sehingga terbentuklah emulsi yang stabil.