b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu
kecil VariansTer
besar VariansTer
F
hitung
= . Kriteria pengujian yang
digunakan yaitu, kedua kelompok dikatakan homogen apabila F
hitung
≤ F
tabel
diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga F
hitung
= 1,512, sedangkan F
tabel
untuk sampel kelas eksperimen sebanyak 40 dan sampel kelas kontrol juga 40, jadi didapatkan derajar kebebasannya dk pembilangnya = 40 – 1
= 39 dan dk penyebutnya juga 40 - 1 = 39 pada taraf signifikasi
α
= 5 di peroleh hasil F
tabel
= 1, 69 Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 20. Karena F
hitung
kurang dari sama dengan F
tabel
1,512 ≤ 1,69, maka H
diterima artinya sampel berasal dari populasi yang homogen.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok N
F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 40 1,512 1,69
Sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen
Kontrol 40
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah rata-rata hasil prestasi belajar matematika siswa pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya dengan menggunakan strategi
resource based learning tidak sama dengan rata-rata hasil prestasi belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya
menggunakan strategi klasikal konvensional yang berarti nilai rata-rata kelas
eksperimen bisa lebih besar ataupun lebih kecil dari kelas kontrol. Untuk pengujian tersebut maka diajukan hipotesis statistik sebagai berikut:
H
0 :
2 1
μ μ
=
H
a :
2 1
μ μ
Keterangan: H
: Hipotesis nol H
a
: Hipotesis alternatif
1
μ
:
rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
2
μ
:
rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan uji t, dengan
kriteria pengujian yaitu, jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak. Sedangkan, jika
t
hitung
≥ t
tabel
maka H
a
diterima dan H ditolak. Tingkat signifikasi
yang di ambil untuk mencari t
tabel
berada pada taraf kepercayaan 95 atau α =
5 dengan derajat kebebasan dk = 40 + 40 – 2 = 78. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
t
hitung
sebesar 3,084 dan t
tabel
sebesar 1,665 Untuk perhitungan selengkapnya lihat lampiran 21. Hasil berhitungan tersebut menunjukkan bahwa
t
hitung
≥ t
tabel
3,084 ≥ 1,665. Dengan
demikian, H ditolak dan H
a
diterima, atau dengan kata lain rata-rata hasil prestasi belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
hasil prestasi belajar matematika siswa pada kelompok kontrol. Secara ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t
t
hitung
t
tabel
Kesimpulan
2,783 2,381 Tolak H
dan Terima H
a
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari perhitungan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol, jelas terlihat perbedaannya. Hasil prestasi belajar matematika siswa kelas eksperimen
yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi resource based learning nilai
rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil prestasi belajar matematika kelas kontrol yang dalam pembelajarnnya menggunakan strategi
klasikal konvensional. Hal itu menunjukkan bahwa strategi resource based
learning memiliki pengaruh yang baik terhadap hasil prestasi matematika siswa. Dari hasil wawancara spontan yang peneliti lakukan kepada siswa
mengenai pembelajaran dengan strategi resource based learning yang telah
diterapkan, mereka merasa senang karena mengetahui ada banyak sumber yang bisa dimanfaatkan dan dihubungkan dengan pelajaran matematika, karena selama
ini mereka belajar hanya terpaku pada informasi dari guru dan LKS sekolah saja, tanpa ada buku paket. Setelah belajar dengan menggunakan strategi
resource based learning, belajar matematika menjadi tidak terasa kaku, mereka bisa lebih
aktif dan sudah mulai berani bertanya jika mereka menghadapi kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Penerapan strategi resource based learning terdapat langkah-langkah yang
perlu dijalankan agar menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Salah satu langkah yang paling penting dalam
resources based learning adalah memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang dipelajari untuk mendapatkan
informasi pengetahuan awal mereka, dan pertanyaan tersebut harus relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran dengan cara bertanya kepada siswa apa yang bisa mereka dapatkan
atau manfaatkan ketika belajar tentang segi empat. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi kemampuan siswa tentang
informasi apa saja yang dapat mereka temukan, siswa merencanakan cara mencari informasi. Disini siswa difasilitasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber
informasi yang potensial sekaligus menentukan bagaimana cara yang tepat untuk mengumpulkan informasi tersebut, apakah melalui membaca buku atau info cetak