26
Mungkin dengan mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan realita disekitar siswa atau disesuaikan dengan pemakaiannya. Jadi, penyajiannya sering
kali tidak langsung berupa materi-materi matematika. Contohnya ketika guru mengajar tentang bentuk jajar genjang, guru memberikan gambaran tentang
bentuknya, lalu melipat setiap sisi jajar genjang kemudian guru meminta siswa memberikan definisi tentang jajar genjang, dan itu tidak mustahil jika para siswa
memiliki definisi yang berbeda. Jadi, sebelum guru memberikan pengertian tentang jajar genjang secara
simbolik, perlu adanya realita yang dapat dilihat dan dimengerti secara langsung oleh siswa. Dengan memutar atau meliat sisi-sisi jajar genjang, maka siswa
mudah melihat ada sudut yang ukurannya sama, ada diagonal yang berpotongannya ditengah dan ada sisi yang sejajar dan sama panjang. Dari hasil
aktivitas itu akan ditemukan beberapa sifat penting yang dimiliki jajar genjang. Menyajikan pelajaran matematika di SD dan di SMP, masih memerlukan
contoh-contoh bahkan jika memungkinkan berupa benda konkret. Dari contoh- contoh tersebut ditentukan hal-hal atau sifat khusus selanjutnya menuju hal yang
bersifat umum. Kesimpulan tersebut dapat berupa definisi atau teorema yang diangkat berdasarkan contoh-contoh tersebut.
c. Tujuan Pendidikan Matematika
Tujuan pendidikan matematika yang dimaksudkan adalah tujuan pembelajaran matematika yang secara umum diajarkan di sekolah. Dari kurikulum
2004 Depdiknas Jakarta, 2003 disebutkan tujuan pembelajaran matematika adalah: Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi dan intuisi, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Penulis ingin pula mengtahui indikator kepintaran siswa kelas tujuh dalam
pendidikan matematika, karena kelas yang akan penulis jadikan sampel dalam penelitian nanti adalah siswa-siswa kelas tujuh.
27
Indikator kemahiran untuk kelas VII adalah:
29
1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis dengan symbol dan diagram.
2. Menjelaskan langkah atau memberikan alasan hasil penyelesaian soal. 3. Menerapkan konsep secara alogaritma.
4. Melakukan kegiatan simulasi dan peragaan untuk media pemecahan masalah.
5. Menentukan persyaratan yang diperlukan dalam memecahkan masalah. 6. Memeriksa kesesuaian hasil penyelesaian yang diharapkan.
7. Memilih pendekatan atau srategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah.
8. Menafsirkan jawaban yang diperoleh. 9. Menunjukkan rasa ingin tahu dan perhatian dalam belajar matematika.
10. Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah. Dari indikator-indikator di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP, khususnya kelas tujuh masih bertumpu kepada hal-hal yang kongkrit namun juga mengasah
kemampuan siswa untuk bernalar dan kreatif. Berikut ini adalah contoh penerapan strategi resource based learning
dalam materi segi empat: Hal yang pertama harus dilakukan guru adalah memberi pertanyaan
kepada siswa mengenai bentuk segi empat dan pertanyaan-pertanyaan tersebut harus relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini dilakukan untuk mencari tahu
pengetahuan awal siswa tentang segi empat. Misalnya guru bertanya: bentuk segi empat apa saja yang kalian ketahui? Coba sebutkan benda apa saja yang memiliki
bentuk segi empat Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa tentang manfaat belajar materi
segi empat, setelah mereka dapat mengidentifikasi manfaat belajar segi empat lalu guru meminta siswa mencari informasi materi segi empat dari berbagai sumber
29
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran Matematika, ... h. 731
28
seperti membaca buku, searcing di web, atau bertanya kepada orang yang lebih pintar atau lebih ahli.
Setelah siswa mengumpulkan informasi materi segi empat, hasil informasi tersebut disajikan kepada teman-teman sekelasnya dengan cara mereka sendiri,
setelah itu langkah terakhir adalah evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses belajar mereka.
4. Hasil Penelitian yang Relevan