Model Top-Down yang dikemukakan oleh Sabatier dan Mazmanian

1.5.1.3.2 Model Top-Down yang dikemukakan oleh Sabatier dan Mazmanian

Model Sabatier dan Mazmanian 16 16 Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm : 86 mencoba mensitensiskan teori model top- down dan bottom-up menjadi enam kondisi bagi implementasi yang efektif, apabila : 1 tujuan-tujuan bersifat konsisten dan jelas sehingga mereka bisa memberi standar evaluasi dan sumber yang legal; 2 teori kausal yang memadai sehingga menjamin bahwa kebijakan memiliki teori yang akurat untuk melakukan perubahan; 3 struktur organisasi disusun secara legal guna mengupayakan kepatuhan bagi pelaksana kebijakan dan kelompok sasaran; 4 para implementer punya komitmen dan keterampilan dalam menerapkan kebebasan yang dimilikinya guna mewujudkan tujuan kebijakan; 5 dukungan dari kelompok-kelompok kepentingan dan kekuasaan dalam legislatif dan eksekutif; dan 6 perubahan kondisi sosial ekonomi yang tidak menghilangkan dukungan kelompok dan kekuasaan atau memperlemah teori kausal yang mendukung kebijakan tersebut. Sehubungan dengan itu, Sabatier dan Mazmanian mencoba memperkirakan kondisi apa yang mendorong atau mengahambat implementasi kebijakan. Akhirnya mereka mengatakan implementasi yang efektif memerlukan adanya seperangkat kondisi yang optimal , yaitu kondisi dimana para implementator harus memiliki keahlian secara profesional di dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak mungkin implementasi bisa dilakukan jika kondisinya kurang optimal atau kurang ideal. Universitas Sumatera Utara Gambar 2 Implementasi Kebijakan Menurut Sabatier dan Mazmanian Mazmanian dan Sabatier melihat implementasi kebijakan merupakan fungsi dari tiga variabel yang berhubungan dengan : 1 karakteristik masalah; 2 struktur manajemen program yang tercermin dalam berbagai macam peraturan operasional kebijakan dan 3 faktor-faktor di luar peraturan. Namun demikian, tampaknya penekanannya masih sangat tergantung pada tipologi pelaksana, dan masih bersifat administrasi, dengan titik berat pada analisis hipotesis dan cara-cara untuk mencapai tujuan yang masih terpusat pada kompliansi dan kontrol yang efektif atau koordinasi. Karakteristik masalah 1. Ketersediaan teknologi dan teori teknis 2. Keragaman perilaku kelompok sasaran 3. Sifat populasi 4. Derajat perubahan perilaku yang diharapkan Daya Dukung Peraturan 1. Kejelasan konsistensi tujuansasaran 2. Teori kausal yang memadai 3. Sumber keuangan yang mencukupi 4. Integrasi organisasi pelaksana 5. Diskresi pelaksana 6. Rekrutmen dari pejabat 7. Akses formal pelaksana organisasi Variabel Non-Peraturan 1. Kondisi sosio ekonomi dan 2. Perhatian persoalan terhadap masalah kebijakan 3. Dukungan publik 4. Sikap dan sumber daya 5. Dukungan kewenangan 6. Komitmen dan kemampuan pejabat pelaksana Proses Implementasi Keluaran Kesesuaian Dampak Dampak yang diperkirakan Kebijakan keluaran Keluaran dari organisasi Kebijakan Kebijakan Pelaksana dengan Kelompok sasaran Perbaikan Peraturan Universitas Sumatera Utara Model ini menganggap bahwa suatu implementasi akan efektif apabila birokrasi pelaksananya memenuhi apa yang telah digariskan oleh peraturan petunjuk pelaksana maupun petunjuk teknis. Model ini juga memandang bahwa implementasi kebijakan dapat berjalan secara mekanistis atau linier. Maka penekanannya terpusat pada koordinasi, kompliansi, dan kontrol yang efektif yang mengabaikan manusia sebagai target group dan juga peran dari aktor lain.

1.5.1.3.3 Model Alur Proses Penyaluran Dana Kemitraan di PT. Perkebunan Nusantara III Persero

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

5 119 112

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt Perkebunan Nusantara III Deli Serdang- 2 Sei Karang Galang)

2 60 157

Dampak Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Rantauprapat Terhadap Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Labuhanbatu

0 41 10

Implementasi Kinerja Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt Perkebunan Nusantara V Pada Usahatani Patin Di Kabupaten Kampar.

0 11 93

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 1 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 1

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 9

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 15

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu) Chapter III V

0 0 59

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu)

0 0 3