1.5.3 Kesejahteraan Target Group
Kesejahteraan bermula dari kata “sejahtera” yang berarti aman sentosa, makmur, terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.
26
“Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial
yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila.” Istilah kesejahteraan ini bukan
hal yang baru lagi baik dalam wacana global maupun nasional. Perserikatan Bangsa- Bangsa PBB misalnya, telah lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang
kegiatan masyarakat internasional. PBB memberikan batasan kesejahteraan sebagai berikut :
“Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Defenisi ini menekankan bahwa
kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh
lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap
pemecahan masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.”
Di Indonesia, konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial, misalnya merumuskan kesejahteraan sosial yaitu:
27
Selain itu, Walter A. Friedlander mengemukakan kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang
bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan
26
Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 27
27
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm :1-2
Universitas Sumatera Utara
kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan
kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
28
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan sosial pada intinya
mencakup tiga konsepsi, yaitu :
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan
sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk
mencapai kondisi sejahtera. Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi
sejahtera, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan
perawatan kesehatan. Pengertian kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktivitas pengorganisasian dan pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok
masyarakat, terutama kelompok yang kurang beruntung disadvantaged groups. Pengertian ini juga menempatkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan dari kegiatan
pembangunan.
29
28
Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 27-29
29
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm : 2-3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 Pembangunan Kesejahteraan Sosial dalam Konteks Pembangunan Nasional
Sumber, Suharto:2005
Dalam pelaksanaannya, kesejahteraan sosial memiliki fungsi-fungsi Sebagai berikut :
1. Fungsi penyembuhan, memberikan bantuan kepada orang yang mengalami
masalah. Misalnya bantuan kepada orang yang mengalami bencana alam gunung meletus, banjir, gempa bumi, kebakaran.
2. Fungsi pencegahan. Memberikan bantuan terhadap kemungkinan munculnya
masalah-masalah sosial dengan melihat gejala-gejala sosial yang terjadi serta pengambilan tindakan untuk mennghindarkan masalah tersebut.
3. Fungsi pengembangan, yaitu pemberian bantuan untuk menciptakan kondisi-
kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. 4.
Fungsi penunjang, bantuan ini diberikan guna mencapai tujuan-tujuan pelayanan dalam sektor lain.
30
Kesejahteraan disini lebih di fokuskan kepada target group kelompok sasaran. Target group adalah The specific individuals or organizations for whose benefit the
30
Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 36
Perawatan Masyarakat
Kesehatan, Kesejahteraan Sosial
Pengembangan Manusia
Pendidikan
Pertumbuhan Ekonomi
Keuangan, Industri
Universitas Sumatera Utara
development intervention is undertaken individu atau organisasi spesifik yang memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan.
31
Sebagai suatu kelembagaan administratif formal, kelompok sasaran adalah sekelompok warga masyarakat yang secara faktual mempunyai legalitas administratif
sebagai suatu wadahorganisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Apabila kelompok sasaran dilihat sebagai suatu tatanan aktivitas ekonomi produktif, maka
kelompok sasaran adalah segala bentuk aktivitas warga masyarakat yang bersifat produktif, terlepas apakah dilakukan secara bersama ataupun perorangan.
Pengertian kelompok sasaran ini sesungguhnya bersifat dinamis, artinya kelompok sasaran termaksud dapat dilihat sebagai satu sistem, baik sebagai suatu sistem
kelembagaan administratif formal maupun sebagai suatu tatanan aktivitas ekonomi produktif.
32
31
http:kormonev.menpan.go.id?mod=addOnAppsglossary
32
http: stie-stmy.tripod.combrl.htm
Bila disimpulkan kesejahteraan target group adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu
individu dan kelompok sasaran untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh
mungkin serta meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan dan memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.4 Hubungan antara Implementasi Program Kemitraan dengan Tingkat Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang,
Galang
Kesejahteraan merupakan suatu kondisi keadaan yang sejahtera baik fisik, mental maupun sosial
33
Sumber, Suharto: 9 Nurdin :30. Kondisi ini menunjukkan apakah seseorang itu
makmur, aman, sentosa dan terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Kesejahteraan di sini juga dapat diartikan dengan mudahnya akses antara komunitas
masyarakat dengan perusahaan dan pemerintah. Untuk mencapai kondisi tersebut, maka perlu adanya pembangunan
kesejahteraan sosial social welfare development. Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan melembaga meliputi berbagai bentuk intervensi sosial
dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial. Pembangunan kesejahteraan
sosial ini memfokuskan kegiatannya pada 3 bidang, yaitu : pelayanan sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial.
Gambar 4 Fokus Pembangunan Kesejahteraan Sosial
33
Nurdin, Fadhil. 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung : Angkasa. Hlm : 30 Pembangunan
Kesejahteraan Sosial
Kebijakan Strategi
1. Pencegahan
2. Penyembuhan
3. Pengembangan
Pelayanan Sosial
Perlindungan Sosial
Pemberdayaan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pemberdayaan merupakan salah satu fokus dari pembangunan kesejahteraan sosial. Pemberdayaan masyarakat sosial adalah
penguatan kapasitas penerima pelayanan sosial sehingga memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, menjangkau pelayanan sosial,
serta berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara mandiri.
34
PT. Perkebunan Nusantara III melaksanakan program pemberdayaan dengan memberikan dana kemitraan bagi masyarakat yang ada di lingkungan sekitar wilayah
kantor. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah agar menjadi mandiri. Program diberikan kepada kelompok sasaran yang
terdiri dari sektor perdagangan, jasa, industri, pertanian dan perikanan. Program ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Program kemitraan juga merupakan usaha
penumbuhkembangan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara setara dan dinamis. Dengan adanya
pemberdayaan, masyarakat sekitar akan mengalami perubahan pola pikir, ekonomi masyarakat yang dinamis, serta terjadinya penguatan komunitas community
empowerment
35
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang yang nantinya akan memberikan dampak terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat khususnya target group yang mendapatkan dana kemitraan di PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang tersebut.
I. 6 Hipotesis
34
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama. hlm : 22
35
Kartini , Dwi. 2009. Corpotare Social Responsibility. Bandung : Refika Aditama. hlm : 55
Universitas Sumatera Utara
relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
36
Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai
objek pengujian maupun dalam pengumpulan data
37
1. Hipotesis Alternatif Ha
. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
Terdapat hubungan antara implementasi program kemitraan dan bina lingkungan dengan tingkat kesejahteraan target group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli
Serdang 2 Sei Karang, Galang 2.
Hipotesis Nol Ho TIdak terdapat hubungan implementasi program kemitraan dan bina lingkungan
dengan tingkat kesejahteraan target group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang.
1.7 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial
38
36
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hlm : 70
37
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hlm : 75
38
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Hlm : 33
. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai
variabel-variabel yang akan diteliti, maka penulis menggunakan konsep seperti di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara