BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab sosial dewasa ini sudah menjadi bagian dari orientasi bisnis. Prinsip ketergantungan dan manfaat bersama ternyata menjadi landasan utama
implementasi program tanggung jawab sosial. Sejarah telah mencatat bahwa usaha kecil ternyata lebih tahan banting dan memiliki daya saing tinggi survive dalam menghadapi
krisis ekonomi dibandingkan dengan para konglomerat dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1997.
1
Fenomena yang sedang berkembang saat ini menuntut perubahan dalam tatanan kehidupan baru di berbagai bidang. Kecenderungan tersebut menjadi agenda perubahan
besar masyarakat dan memunculkan berbagai opini dalam sistem sosial kemasyarakatan yang mengharapkan lebih adil dan memberi peluang untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan sustainable development. Pembangunan berkelanjutan menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat stakeholders. Masing-masing stakeholders Suatu Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial seharusnya
mempertimbangkan tidak hanya pada tingkat apa yang terbaik bagi perusahaannya saja, tetapi juga harus memikirkan apa yang terbaik bagi masyarakat umum. Bisnis-bisnis
dalam pelaksanaanya memiliki tanggung jawab kepada beberapa pihak utama yang berkepentingan, termasuk kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan
komunitas, minimal dalam radius operasi usaha.
1
Jurnal Transformasi Bisnis PT. Perkebunan Nusantara III, 2008. hlm : 19
Universitas Sumatera Utara
melakukan perannya masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki. Dunia usaha sebagai salah satu stakeholders memegang peranan yang cukup
penting dalam hal modal dan sumber daya. Dalam hal ini partisipasi dunia usaha pada pembangunan berkelanjutan adalah
dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan kepada masyarakat di sekitarnya program corporate social responsibility. Corporate social responsibility
tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu upaya untuk menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara
mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup tripple bottom line. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa telah terjadinya perubahan
paradigma perusahaan yang tidak lagi hanya mengedepankan orientasi memperoleh laba saja, namun juga keberadaan perusahaan mampu memberikan dampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
2
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah salah produk yang dihasilkan CSR yang digunakan dalam menanggapi isu-isu sosial di BUMN. Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan ini dibentuk untuk menangani langsung masalah pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dengan cara memberikan bantuan dana bergulir dimana
besaran alokasi program Kemitraan dan Bina lingkungan tersebut bernilai 2 dari laba bersih perusahaan.
3
2
Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta :Gramedia. hlm : 30-32
3
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Suistainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung : Refika Aditama. Hlm : 78
Dengan memanfaatkan dana dari bagian laba, PTPN III melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Tujuannya berpartisipasi memberdayakan
dan mengembangkan potensi ekonomi serta kondisi sosial masyarakat, agar menjadi tangguh dan mandiri.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat yang menjadi sasaran pembinaan itu adalah mereka yang berada di sekitar wilayah usaha PTPN III.. Adapun latar belakang pelaksanaan program kemitraan
dan bina lingkungan PKBL itu ialah, untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan
lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat
4
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masalah yang signifikan dan mendasar dalam PT. Perkebunan Nusantara III ini adalah seringnya terjadi penjarahan sawit dan
penggarapan lahan oleh masyarakat. Kesenjangan perekonomian merupakan hal yang menjadi alasan dilakukannya tindakan ini
. Tujuan ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan sosial yang timbul antara para karyawan di
PTPN III dengan masyarakat sekitar, serta menciptakan suatu rasa memiliki terhadap perusahaan oleh masyarakat.
5
PT. Perkebunan Nusantara III sendiri pertama sekali melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan pada tahun 2004. Awalnya, pembinaan usaha kecil oleh
BUMN dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan Perjan,
Perusahaan Umum Perum dan Perusahaan Perseroan Persero. Pada saat itu, biaya pembinaan usaha kecil dibebankan sebagai biaya perusahaan. Dengan terbitnya
keputusan Menteri Keuangan No.:1232KMK.0131989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan
. Untuk itu, program kemitraan dan bina lingkungan yang dilaksanakan dengan cara pemberdayaan masyarakat tersebut
diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah, serta stakeholder lainnya serta diharapkan mampu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat sekitar.
4
Modul Pelatihan Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang
5
Penjelasan Krani Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Usaha Milik Negara, dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba sebesar 1-5 dari laba setelah pajak. Nama program saat itu lebih dikenal dengan Program
Pengembangan Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi PEGELKOP. Pada Tahun 1994, nama program diubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Program
PUKK berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.:316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan
Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara. Memperhatikan perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat, pedoman pembinaan usaha kecil tersebut beberapa
kali mengalami penyesuaian, yaitu melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMNKepala Badan Pembina BUMN No.:Kep-216M-PBUMN1999 tanggal 28
September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.:Kep-236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05MBU2007 tanggal 27 April
2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
6
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan itu sendiri adalah suatu program yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.
.
7
6
Modul Pelatihan Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Perkebunan Nusantara III Sei Karang
7
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing. hlm: 103
Perbedaan kemitraan dengan bina lingkungan dapat dilihat dari pelaksanaannya. Kemitraan bersifat
philanthropy dan dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan sejumlah dana untuk keberlangsungan usaha-usaha yang dijalankan dan
bersifat berkelanjutan sustainbility, sedangkan bina lingkungan lebih bersifat charity dan berjangka pendek dan pelaksanaannya dilakukan dengan sistem hibah sosial, seperti
Universitas Sumatera Utara
bantuan-bantuan untuk korban banjir, korban kebakaran, dll, yang ada di sekitar wilayah kantor.
Dari penjelasan ini maka penulis tertarik untuk memfokuskan diri pada penelitian di bagian kemitraannya saja. Karena nantinya peneliti ingin mengetahui
apakah masyarakat yang telah diberdayakan tersebut memiliki perubahan dalam pola pikir sebagai pencipta lapangan pekerjaan bukan hanya sebagai pekerja saja. Selain itu,
peneliti juga ingin mengetahui apakah masyarakat yang telah diberdayakan tersebut mampu untuk meningkatkan kesejahteraannya terutama dalam hal pendapatan.
Penelitian ini juga mengukur tingkat kesejahteraan berdasarkan periode tahun 2009, karena pada periode 2010 dana kemitraan belum memperlihatkan hasil yang cukup
signifikan. Untuk itu penulis mengangkat tema penelitian dengan judul “Studi Implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Hubungannya dengan
Kesejahteraan Target Group di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang 2 Sei Karang, Galang”.
I.2 Perumusan Masalah