3. Assesing Social Chesion
Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar, agar tidak menimbulkan konflik.
4. Encouraging Good Governance
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance.
5. Protecting the Environment
Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya.
1.5.2.2. Pengertian Kemitraan
Upaya perusahaan dalam meningkatkan peran untuk peningkatan kesejahteraan sosial dan keselarasan lingkungan membutuhkan sinergi multipihak yang solid, baik
dari pemerintah maupun komunitas atau masyarakat. Menurut Tennyson
22
kemitraan adalah kesepakatan antar sektor dimana individu, kelompok atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah
kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama-sama menanggung resiko maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerja sama.
Menurut buku Instruksi Kerja PTPN III, Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan UKM Usaha Kecil dan Menengah agar menjadi
tangguh dan mandiri dari pemanfaatan bagian laba dari BUMN. Program ini diberikan kepada sektor perdagangan, jasa, industri, pertanian dan perikanan.
22
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing. hlm : 103
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Program ini adalah : 1.
Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat disekitar wilayah usaha PT Perkebunan Nusantara III sehingga tercapainya zero loss
dan zero conflick. 2.
Menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapai pemerataan pembangunan.
23
Dalam membentuk kemitraan ada tiga prinsip penting yang harus diterapkan di dalamnya, yaitu :
1. Kesetaraan atau Keseimbangan equity
Pendekatan yang ada dalam kemitraan bukan pendekatan top-down atau bottom- up, bukan pula berdasar kekuasaan semata, namun hubungan yang saling
menghormati, saling menghargai dan saling percaya untuk dapat menghindari antagonisme yang terdapat di dalamnya.
2. Transparansi
Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antar mitra kerja 3.
Saling Menguntungkan Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Kemitraan antara perusahaan dengan pemerintah maupun komunitas masyarakat dapat mengarah ke tiga skenario, yaitu :
1. Pola Kemitraan Kontra Produktif
Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders yaitu mengejar profit sebesar-
besarnya. Fokus perhatian perusahaan memang lebih tertumpu pada bagaimana
23
Buku Instruksi Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Sei Karang, Galang
Universitas Sumatera Utara
perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar pemanis belaka.
Perusahaan Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah tidak peduli, dan masyarakat tidak mempunyai akses apapun kepada perusahaan.
Dalam skenario ini kemitraan dapat saja terjadi namun lebih bersifat semu dan bahkan menonjolkan kesan negatif. Terlebih hal ini juga dapat memicu terjadinya
fenomena buruk, misalnya adanya unjuk rasa oleh komunitas atau masyarakat, pencemaran lingkungan, dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Keadaan terburuk juga mungkin terjadi yakni terhentinya aktivitas atau bahkan tutupnya perusahaan.
2. Pola Kemitraan Semi Produktif
Dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai obyek dan masalah diluar perusahaan. Perusahaan tidak tahu program-program
pemerintah, pemerintah juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada dunia usaha dan masyarakat bersifat pasif. Pola kemitraan ini masih mengacu kepada
kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak menimbulkan sense of belonging di pihak masyarakat dan low benefit di pihak pemerintah. Kerjasama lebih
mengedepankan aspek public relations dimana pemerintah dan komunitas atau masyarakat masih lebih dianggap sebayai obyek. Dengan kata lain, kemitraan masih
belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan bersama antara perusahaan dengan mitranya.
Universitas Sumatera Utara
3. Pola Kemitraan Produktif
Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek. Prinsip simbiosis mutualisme sangat kental pada pola ini. Perusahaan mempunyai kepedulian sosial
dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan yang positif kepada perusahaan.
Bahkan pada pola ini, mitra diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari shareholders.
24
Dalam kemitraan ini, ada beberapa manfaat yang di dapat dalam pelaksanaannya. Rogovsky
25
Komunitas pada Perusahaan menyusun tabel tentang manfaat keterlibatan komunitas-
perusahaan seperti berikut :
Tabel 1. Pemanfaatan Keterlibatan Komunitas Perusahaan
Perusahaan pada Komunitas 1.
Reputasi dan citra yang lebih baik 2.
Lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3. Bisa memanfaatkan pengetahuan
dan tenaga kerja lokal 4.
Keamanan yang lebih besar 5.
Infrastruktur dan lingkungan sosio- ekonomi yang lebih baik
6. Menarik dan menjaga personel yang
kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi
7. Menarik tenaga kerja, pemasok,
pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu
8. Laboratorium pembelajaran untuk
inovasi organisasi. 1.
Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan
pelatihan
2. Pendanaan investasi komunitas,
pengembangan infrastruktur 3.
Keahlian komersial 4.
Kompetensi teknis dan personal individual yang terlibat
5. Representatif bisnis sebagai
promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas.
Sumber : Wibisono:115
24
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep Aplikasi CSR Corporate Social Responsibility. Gresik : Fascho Publishing. hlm : 103- 105
25
Ibid. 115
Universitas Sumatera Utara
1.5.3 Kesejahteraan Target Group