dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunkan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas
instrumen tes hasil belajar peneliti menggunkana rumus korelasi point biserial:
4
q p
S M
M
t t
p bis
− =
γ
Keterangan:
bis
γ = Koefisien korelasi biserial M
p
= Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
M
t
= Rerata skor total S
t
= Standar deviasi dari skor total P
= Proporsi siswa yang menjawab benar q
= Proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p
Hasil validitashasil uji coba menyimpulkan siklus I yang terdiri dari 20 butir soal lampiran 4 terdapat 15 butir soal yang valid lampiran 14 dan 5 tidak
valid. Butir tidak valid adalah no 4, 7, 9, 13, dan 20. pada siklus II yang terdiri dari 30 butir soal lampiran 6 terdapat 25 butir soal yang valid lampiran 18 dan
5 tidak valid. Butir tidak valid adalah no 4, 13, 24, 27, dan 28. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung besarnya reliabilitas
instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus Kuder Richardson K-R. 20 sebagai berikut:
5
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 79
5
Suharsimi Arikunto , Op.Cit., h. 100
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ −
=
∑
2 2
11
1
t t
S pq
S k
k r
Keterangan:
11
r
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
k = Banyaknya item
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q =
Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 – p
∑
pq
= Jumlah perkalian antara p dan q
2 t
S
= Varians tes
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas siklus I adalah 0,37 lampiran 13 dan nilai koefisien reliabilitas siklus II adalah 0,84
lampiran 17.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan pada
semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil observasi, hasil jurnal harian siswaa, hasil tes siswa dan catatan komentar observer pada
lembar observasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi
terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan
sangat baik 5, baik 4, sedang 3, kurang 2, buruk 1. Menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan respon siswa ke dalam kelompok berkomentar
positif, negatif, netral dan tidak berkomentar kemudian dihitung persentasenya. Apabila persentase respon positif mencapai minimal 70 maka penelitian
dihentikan. Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan
rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat- kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang
bermakna.
L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus
ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila
indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran terbalik reciprocal
teaching dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Kegiatan penelitian yang penulis akan lakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup panjang, adapun perencanaan tindakannya adalah
peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas kelompok, observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar jurnal harian
siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar
kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah. Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi
dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi
membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.