Adapun prinsip-prinsip yang mendasari pembelajaran terbalik reciprocal teaching dalam pendekatan konstuktivistik adalah sebagai berikut:
31
Pertama : Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Artinya, dengan bantuan prinsip-prinsip pedagogi yang konstruktivis yaitu
relevasinya tidak harus berkitan dengan kehidupan atau keberadaan siswa terdahulu tetapi siswa harus memiliki minat terhadap subjek
tertentu sehingga memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Modal yang besar terhadap sesuatu merupakan suatu
modal besar artinya untuk mencapaimemperoleh benda atau tujuan yang diminati
Kedua : Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan. Artinya, guru konstruktivistik mengorganisasi informasi sekitar problematika konsep, pertanyaan dan situasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu. Karena siswa merasa disibukan dengan ide-ide atau problem yang dipresentasikan secara sulittidak
dimengerti. Ketiga
: Mencari dan menilai pendapat siswa. Artinya, dalam proses belajar mengajar karakteristik para siswa sangat diperhitungkan karena
mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelaan siswa yang bersangkutan. Maksudnya yaitu siswa akan memiliki pemahaman
yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menggiatkan prestasinya.
Pemahaman dan karakteristik siswa ini sangat membantu dalam mencari dan menilai pendapat siswa.
Keempat : Menyesuaikan kurkulum untuk menanggapi anggapan siswa. Artinya belajar menjadi lebih baik jika tuntutan kognitif, sosial dan
emosional dari kurikulum dapat dicapai oleh para siswa. Kelima
: Guru harus mampu memberikan pertanyaan yang luas agar siswa dapat mengugkapan ide-ide yang mereka miliki tanpa harus terfokus
31
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 147-154
terhadap satu jawaban saja. Guru harus mempunyai kemamuan kepribadian dan keterampilan kemasyarakatan dalam proses
pembelajaran profesional. Guru perlu berupaya untuk menigkatkan kemampuan-kemampuan pembelajaran siswa.
3. Aktivitas Belajar
Di dalam menerapkan model pembelajaran terbalik reciprocal teaching, aktivitas menjadi tujuan utama dalam penilaian peneliti. Dengan diterapkannya
pembelajaran terbalik reciprocal teaching siswa harus mampu menemukan ide- idenya sendiri dengan cara berdiskusi di dalam kelompok-kelompok kecil.
Peneliti dapat menilai bagaimana siswa berinteraksi dengan siswa lainnya, untuk itu diperlukan kajian teori tentang aktivitas agar dapat mendukung proses
pembelajaran di kelas.
a. Pengertian Aktivitas Belajar
”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.”
32
Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan
siswa yang aktif dan bukan siswa yang pasif. Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang mengganggap bahwa ”sekolah adalah
salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.”
33
Menurut Mulyono Aktivitas artinya “kegiatankeaktifan”. Segala kegiatan- kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
34
Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di
32
Sardiman, Loc.Cit
33
Sardiman, Op.Cit., h. 100
34
Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2000, h.. 26
dalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu
sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan mengenai
konsep aktivitas belajar antara lain:
35
1. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di
dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.
2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat.
Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula.
Dari pengertian aktivitas di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau
bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar. Aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisikjasmani maupun mentalrohani. Kaitan antara
keduanya akan menimbulkan aktivitas belajar yang optimal.
b. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar