rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat- kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang
bermakna.
L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus
ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila
indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran terbalik reciprocal
teaching dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Kegiatan penelitian yang penulis akan lakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup panjang, adapun perencanaan tindakannya adalah
peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas kelompok, observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar jurnal harian
siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar
kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah. Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi
dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi
membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN
PENELITIAN
A.
Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1.
Penelitian Pendahuluan
Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan observasi pembelajaran serta wawancara
terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15,17,18,19,25 ferbruari dan 2, 3 maret di MTs Daarul Hikmah Pamulang.
Pada tanggal 15 februari 2010 peneliti menemui kepala sekolah untuk menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke MTs Daarul Hikmah Pamulang dan
untuk menanyakan apakah pada mata pelajaran matematika di MTs Daarul Hikmah sudah atau pernah menerapkan model pembelajaran terbalik reciprocal
teaching. Sebelumnya kepala sekolah menanyakan apa itu model pembelajaran terbalik reciprocal teaching dan bagaimana cara penerapannya? Kemudian
peneliti menjelaskan pengertian dari pembelajaran terbalik reciprocal teaching dan menjelaskan langkah-langkah pembelajarannya.. Berdasarkan penjelasan dari
kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa model pembelajaran terbalik reciprocal teaching belum pernah diterapkan di MTs Daarul Hikmah karena
biasanya guru matematika menerapkan pembelajaran konvensional dan belum pernah menerapkan pembelajaran berkelompok seperti pembelajaran terbalik
reciprocal teaching. Setelah peneliti mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut, kepala sekolah menentukan kelas yang dapat dijadikan objek penelitian yaitu kelas VII-D. Model pembelajaran terbalik reciprocal teaching ini sangat
tepat untuk diterapkan di kelas VII-D karena berdasarkan pengamatan bidang kurikulum kelas ini termasuk kategori kelas yang prestasi belajarnya sedang,
bukan yang terbaik ataupun terburuk diantara 7 kelas lainnya. Kepala sekolah meminta peneliti menemui guru bidang studi matematika yang mengajar di kelas
VII-D tersebut.
51