sederhana,  jumlah  tokohnya  terbatas,  jalan  ceritanya  sederhana,  dan  latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas juga.
2.  Ciri-ciri Cerita Pendek
Berdasarkan  dari  beberapa  definisi  cerpen  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan bahwa cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Cerpen memiliki bentuk yang pendek.
b. Cerpen merupakan jenis prosa yang paling pendek.
c. Jumlah katanya sekitar 5.000 kata.
d. Cerpen harus menimbulkan kesan tunggal pada jiwa pembaca.
e. Cerpen  memiliki  tema  dan  alur  yang  sederhana,  serta  jumlah  tokoh  dan
latar yang terbatas.
3. Unsur-unsur Cerita Pendek
Seperti  rumah  yang  dibangun  dari  beberapa  unsur,  seperti  pondasi,  tiang, atap,  dan  sebagainya,cerpen  juga  dibangun  dari  beberapa  unsur.  Unsur  yang
membangun  sebuah  cerpen  ada  dua  macam,  yaitu  unsur  intrinsik  dan  unsur ekstrinsik.
a. Unsur-unsur Intrinsik
Unsur  intrinsik  menurut  Nurgiantoro  adalah  unsur-unsur  yang  membangun karya  itu  sendiri.  Unsur-unsur  inilah  yang  membuat  karya  sastra  hadir  sebagai
karya  sastra.  Unsur-unsur  ini  juga  secara  faktual  akan  dijumpai  pembaca  karya sastra.
28
Adapun unsur-unsur intrinsik cerpen sebagai berikut.
1 Tema
Tema  menurut  Kosasih  adalah  gagasan  yang  menjalin  struktur  isi  cerita. Tema  suatu  cerita  menyangkut  segala  persoalan,  seperti  masalah
kemanusiaan  dan  masalah  percintaan.
29
Zaidan  dkk.  berpendapat  bahwa tema adalah gagasan, ide, pikiran utama, atau pokok pembicaraan di dalam
28
Burhan Nugiantoro,  Teori Pengkajian Fiksi  Yogyakarta:  Gadjahmada University Press, 2001, h. 23.
29
E. Kosasih, Op.Cit. h. 40.
karya  sastra  yang  dapat  dirumuskan  dalam  kalimat  pernyataan.
30
SelanjutnyaStanton  dan  Kenny  mendefinisikan  tema  adalah  makna  yang dikandung  oleh  sebuah  cerita.
31
Sebagai  kesimpulan  bahwa  tema  adalah gagasan atau pokok pembicaraan yang menjadi dasar sebuah cerita.
2 Tokoh dan Penokohan
Tokoh  adalah  orang  yang  memainkan  peran  dalam  karya  sastra.
32
Sedangkan  penokohan  adalah  cara  pengarang  menggambarkan  dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh  dalam cerita.
33
Ada beberapa teknik yang  digunakan  pengarang  untuk  menggambarkan  karakteristik  tokoh,
yaitu: 2.1
teknik analitik atau penggambaran langsung; 2.2
penggambaran fisik dan perilaku tokoh; 2.3
penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; 2.4
penggambaran tata kebahasaan tokoh; dan 2.5
pengungkapan jalan pikiran tokoh.
3 Alur
Alur adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.  Maksudnya  urutan  peristiwa  yang  ada  dalam  cerita  disusun
berdasarkan  hubungan  sebab  akibat.  Peristiswa  1  merupakan  sebab  dari peristiwa  2  dan  peristiwa  2  merupakan  akibat  yang  ditimbulkan  dari
peristiwa 1 dan seterusnya. Sedangkan  menurut  Tarigan  alur  adalah  struktur  yang  menjadi  penggerak
dalam  fiksi  atau  drama.
34
Pada  dasarnya  suatu  fiksi  haruslah  bergerak  dari permulaan  begining,  pertengahan  middle,  sampai  menuju  akhir
ending.
35
3.1 Beginning
30
Abdul Rozak Zaidan dkk., Kamus Istilah Sastra Jakarta: Balai Pustaka, h. 204.
31
Burhan Nugiantoro, Op.Cit. h. 67.
32
Abdul Rozak Zaidan dkk.Op.Cit. h. 206.
33
E. Kosasih, Op.Cit. h. 36.
34
Henry Guntur Tarigan,Op.Cit.  h. 126.
35
Burhan Nugiantoro, Op.Cit. h. 142-145.
Tahap  awal  sebuah  cerita  biasanya  sebagai  tahap  perkenalan.  Tahap perkenalan  berisi  tentang  informasi  penting  yang  berkaitan  dengan
berbagai hal, seperti tokoh cerita, latar cerita, dan pemunculan konflik cerita.
3.2 Middle
Pada  tahap  ini  konflik  yang  diceritakan  pada  tahap  awal  mulai berkembang,  meningkat,  meruncing,  dan  mencapai  klimaks.  Oleh
karena itu tahap ini disebut sebagai tahap pertikaian karena konfliknya menjadi menegangkan.
3.3 Ending
Tahap  ini  berisi  bagaimana  kesudahan  cerita  setelah  konfliknya mencapai klimaks.
4 Latar
Kosasih  mengungkapkan  bahwa  latar  atau  setting  merupakan  tempat  dan waktu  berlangsungnya  kejadian  dalam  cerita.  Latar  berfungsi  untuk
memperkuat dan mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya cerita ataupun  terhadap  karakter  tokoh.
36
Dengan  demikian  jika  pembaca  sudah menerima latar sebagai sesuatu yang benar adanya, maka ia cenderung lebih
siap untuk menerima karakter tokoh dan peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita.
Nurgiantoro mengungkapkan bahwa latar itu tidak hanya mencakup tempat dan  waktu,  tetapi  juga  keadaan  sosial  masyarakat  yang  diceritakan  dalam
cerita.  Latar  sosial  juga  berhubungan  status  sosial  tokoh  yang bersangkutan.
37
5 Sudut Pandang
Sudut  pandang  atau  point  of  view  adalah  posisi  pengarang  dalam membawakan cerita.
38
Ada dua macam sudut pandang, yaitu: 5.1
Sudut pandang orang pertama
36
E. Kosasih, Op.Cit. h. 38.
37
Burhan Nugiantoro,Op.Cit. h. 227-234.
38
E. Kosasih, Op.Cit. h. 69.
Pengarang  mengambil  posisi  sebagai  tokoh  utama  cerita.  Biasanya ditandai dengan kata ganti orang pertama: aku atau saya.
5.2 Sudut pandang orang ketiga
Pengarang  menjadi  pengamat  yang  menceritakan  apa  yang  terjadi  di antara tokoh-tokoh cerita yang dikarangnya. Biasanya ditandai dengan
kata ganti orang ketiga: dia atau ia.
6 Amanat
Amanat  adalah  ajaran  moral  atau  pesan  didaktis  yang  hendak  disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
39
b. Unsur-unsur Ekstrinsik