a. Membantu Keterampilan Berbahasa
Dalam proses pembelajaran di sekolah kegiatan bersastra dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Contohnya saat siswa membaca puisi atau cerpen
dapat berperan meningkatkan keterampilan membaca siswa menjadi lebih baik.
b. Meningkatkan Pengetahuan Budaya
Dengan adanya pengajaran sastra di sekolah dapat mengantarkan siswa berkenalan dengan budaya yang diceritakan dalam sebuah karya sastra yang
dibacanya. Dengan demikian hal ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa pada setiap budaya dengan ciri khasnya masing-masing.
c. Mengembangkan Cipta dan Rasa
Dengan membaca cerpen dapat mengembangkan pemikiran pembaca karena dalam kegiatan tersebut pembaca secara tidak langsung ikut aktif dalam
menganalisis dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang diungkapkan di dalam cerpen, meskipun pada akhirnya solusi pengaranglah yang mengatasi
permasalahan tersebut.Selain itu, pembaca karya sastra atau cerpen akan memiliki perasaan yang lebih tanggap terhadap permasalah yang ada di
sekitarnya.
d. Menunjang Pembentukan Watak
Dengan dilakukannya kegiatan bersastra di sekolah, seperti membaca cerita pendek siswa akan memiliki perasaan yang lebih peka. Karena di dalam karya itu
sendiri siswa dihadapkan pada rangkaian kemungkinan hidup manusia, seperti kebahagian, kesetiaan, kesedihan, dan pengkhianatan. Selain itu, kegiatan
bersastra juga dapat membentuk watak siswa berdasarkan perbuatan tokoh yang ada di dalam cerita atau pesan yang disampaikan pengarang, baik secara tersurat
ataupun tersirat.
4. Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Tarigan mengungkapkan bahwa membaca pemahaman adalah sejenis membaca untuk memahami standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan
pola-pola fiksi.
7
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman; menghubungkan informasi yang telah
diketahui; menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahan tertulis.
8
Abidin berpendapat bahwa membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh
informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan.
9
Kegiatan membaca pemahaman minimalnya membutuhkan dua keterampilan dasar membaca, yakni keterampilan visual dan keterampilan kognitif.
Keterampilan visual merupakan keterampilanmembaca lambang-lambang bahasa tulis dalam teks dan keterampilan kognitif merupakan keterampilan memaknai
informasi dan pesan yang terkandung dalam teks tersebut.
10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang
ditekankan padapemahaman isi bacaan, terutama karya sastra secara mendalam.
b. Indikasi Membaca Pemahaman
Dalam membaca pemahaman terdapat beberapa indikasi pemahaman yang perlu diperhatikan guna menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Indikasi
membaca pemahaman yang harus tercapai adalah sebagai berikut.
11
1 Melakukan
Pembaca memberikan respons secara fisik terhadap perintah membaca.
2 Memilih
Pembaca memilih alternatif bukti pemahaman, baik secara lisan maupun tulisan.
3 Mengalihkan
Pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang telah dibacanya.
4 Menjawab
Pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
7
Tarigan, Op.Cit. h. 1.
8
Henry Guntur Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa Bandung: Angkasa, 2009, h. 43.
9
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter Bandung: Refika Aditama, 2012, h. 60.
10
Ibid.
11
Ibid.
5 Mempertimbangkan
Pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan.
6 Memperluas
Pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya mampu menyusun bagian akhir cerita.
7 Menduplikasi
Pembaca mampu membuat wacana serupa dengan wacana yang dibacanya menulis cerita berdasarkan versi pembaca.
8 Modeling
Pembacamampu memainperankan cerita yang dibacanya.
9 Mengubah
Pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana lain yang mengindikasikan adanya pemrosesan informasi.
B. Sastra 1. Hakikat Sastra
Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu sas dan tra. Akar kata sas-
bararti „mengarahkan, menajar, memberi petunjuk atau intruksi‟ dan akhiran –tra berarti alat atau sarana. Dengan demikian sastra dapat
berarti „alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran‟.
Misalnya Nitisastra, yang berarti kitab petunjuk tentang kebijaksanaan hidup.
12
Wellek dan Warren dalam bukunya, Teori Kesusastraan, mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu kegiatan yang bersifat kreatif.
13
Selain itu, sastra juga berarti suatu karya seni yang terbatas pada segala sesuatu yang tertulis atau
dicetak.
14
Dengan demikian segala sesuatu yang tertulis entah itu ilmu kedokteran, ilmu sosial, atau apa saja yang tertulis adalah sastra.
12
A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1984, h. 23.
13
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, Cet. Ke- 5, 2014, h. 3.
14
Ibid., h. 10.