alkohol pada 1065,66 cm
-1
, sedangkan puncak amina ester yang berada pada 1737,11 cm
-1
tidak terbentuk. Hasil analisa terlampir pada Lampiran 6 Gambar 28. Dari hasil pembahasan diatas, ditentukan bahwa kondisi optimum reaksi amidasi asam lemak
sawit distilat dapat diperoleh pada konsentrasi Rhizomucor meihei level 0-0,5 atau 10-11 bb, rasio mol dietanolaminaALSD level 0-0,5 atau 10:1-11,5:1 dan
temperatur 50
o
C atau level 0.
4.4 Karakteristik Produk
Purifikasi produk dari campuran reaksi dilakukan dengan cara dekantasi dimana dietanolamida dicuci dengan aseton teknis. Dietanolamida diperoleh sebagai
produk bawah dan dietanolamina sebagai produk atas yang bercampur dengan aseton. Parameter uji yang digunakan adalah karakteristik dietanolamida komersial.
Tabel 14. Karakteristik Produk Dietanolamida Dietanolamida Hasil Penelitian
Karakteristik Non Purifikasi
Purifikasi Dietanolamida
Komersial Bilangan Asam
22,73 10,57
Maksimal 2
a
Bilangan Iodin -
6,97 Maksimal 2
a
Titik Leleh 30
o
C 92
o
C 97
o
C -102
o
C
a
pH 9 8
8-10
b
Kelarutan - Aseton
Tidak larut Tidak larut
Tidak larut
c
- Heksan Sedikit larut
Sedikit larut Sedikit larut
c
- Etanol Larut
Larut Larut
c
- Metanol Larut
Larut Larut
c
- Air Terdispersi
Terdispersi Terdispersi
c
HLB - 18
- Sumber :
a
Dietanolamida komersial KAO Corporation,
b
Hunka Trading Sdn.Bhd
c
Herawan, Tjahjono 1999
Karakteristik dietanolamida hasil penelitian, belum sepenuhnya dapat memenuhi standar komersial antara lain bilangan asam dan bilangan iodin. Standar
bilangan asam untuk dietanolamida komersial adalah 2 maksimal, hal ini berkaitan dengan penggunaan dietanolamida sebagai bahan aditif dalam produk perawatan
tubuh, kosmetika dan deterjen. Bilangan asam yang tinggi akan mempengaruhi polaritas dan busa foaming booster, sehingga menurunkan kualitas produk akhir.
Sedangkan bilangan iodin dari dietanolamida hasil penelitian juga masih belum memenuhi standar. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan asam lemak tidak
jenuh yang masih terdapat dalam produk. Nilai HLB menunjukkan bahwa dietanolamida dapat digunakan sebagai emulsifier dan pelarut. Hal ini telah sesuai
dengan peruntukan dietanolamida sebagai surfaktan dalam produk perawatan tubuh, kosmetik dan deterjen. Penelitian ini masih bersifat umum, untuk itu karakteristik
produk harus dioptimalkan agar memenuhi standar komersial. Secara keseluruhan, penggunaan ALSD sebagai bahan baku dietanolamida dapat dipertimbangkan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sintesa dietanolamida menggunakan Rhizomucor meihei yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu : 1.
Kondisi optimum reaksi diperoleh pada konsentrasi Rhizomucor meihei 10 bb, rasio mol dietanolaminaALSD 10:1 dan temperatur 50
o
C dengan konversi reaksi sebesar 80,83 .
2. Pada percobaan optimasi, pengaruh yang signifikan diberikan oleh peningkatan
rasio mol dietanolaminaALSD, diikuti oleh peningkatan konsentrasi Rhizomucor meihei
. Sedangkan kenaikan temperatur tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konversi reaksi
3. Setelah melalui tahap purifikasi, diperoleh karakteristik produk sebagai berikut :
bilangan asam 10,57 mmolmg dan bilangan iodine 6,97 dengan titik leleh 92
o
C, pH 8, hydrophil liphofil balance HLB bernilai 18 dan larut terhadap pelarut
organik seperti aseton, heksan, etanol, metanol serta terdispersi dalam air.