10 20
30 40
50 60
4 8
12 16
20 2
Waktu Reaksi Jam K
o n
v er
si
4
Gambar 8. Perolehan Produk Dietanolamida Pada Substrat Asam Palmitat
Hasil analisa FT-IR terhadap dietanolamida dari asam palmitat terlampir pada Lampiran 6 Gambar 29. Berdasarkan hasil yang diperoleh ditetapkan penggunaan
lipase Rhizomucor meihei sebagai biokatalisator untuk percobaan selanjutnya.
4.1.2 Penentuan Waktu Reaksi
Pada umumnya, reaksi yang melibatkan katalis hayati biokatalis berlangsung dalam waktu reaksi yang cukup lama, hal ini berkaitan dengan kemampuan lipase
untuk merombak atau mensintesa suatu substrat pada kondisi tertentu. Guna
penentuan waktu reaksi adalah untuk mengetahui waktu terbaik yang dibutuhkan dalam sintesa dietanolamida. Percobaan dilakukan pada temperatur ruang 30
o
C, rasio mol 1:1 antara ALSDdietanolamina dan konsentrasi Rhizomucor meihei 10
bb. Reaksi berlangsung selama 72 jam dan pengambilan sampel dilakukan dengan
interval waktu setiap 4 jam. Selama reaksi berlangsung dilakukan analisa bilangan asam untuk mengetahui konversi reaksi yang terjadi. Berikut adalah hasil percobaan.
Tabel 8. Hasil Analisa Bilangan Asam untuk Penentuan Waktu Reaksi WAKTU REAKSI
JAM BILANGAN ASAM
mmolg KONVERSI
0 132,72 0,000
4 108,71 18,08
8 100,13 24,55
12 93,71 29,38
16 89,69 32,42
20 80,04 39,69
24 75,61 43,02
28 73,20 44,84
32 71,59 46,05
36 64,75 51,21
40 63,55 52,12
44 62,74 52,72
48 62,34 53,03
52 62,25 53,09
56 62,15 53,17
60 62,11 53,20
64 61,13 53,18
68 62,25 53,09
72 62,08 53,21
10 20
30 40
50 60
4 8
12 16
20 24 28
32 36 40
44 48 52
56 60
64 68 72
Waktu Reaksi Jam K
o si
n v
er
Gambar 9. Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Produk Dietanolamida
Pada waktu reaksi 24 jam, diperoleh produk sekitar 43,02 kandungan bilangan asam 76,51 mmolmg, dengan peningkatan waktu reaksi hingga 48 jam
diperoleh kadar produk sebesar 53,03 bilangan asam 62,34 mmolmg. Bila waktu reaksi ditingkatkan hingga 72 jam, perolehan produk telah konstan pada kisaran
62,08. Keadaaan ini menunjukkan bahwa aktifitas lipase Rhizomucor meihei mengalami penurunan yang nyata, bila waktu reaksi ditingkatkan lebih dari 48 jam.
Penurunan aktifitas enzim lipase kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya hasil samping berupa air dalam sistem reaksi. Dalam reaksi amidasi, keberadaan air akan
memicu reaksi esterifikasi yang akan menyebabkan terbentuknya amina ester dalam produk akhir. Berdasarkan kondisi tersebut, maka untuk percobaan berikutnya
ditetapkan waktu reaksi selama 24 jam dengan beberapa pertimbangan, yaitu :
1. Peningkatan waktu reaksi tidak memberikan perolehan produk yang nyata.
Bila dibandingkan dengan waktu reaksi 24 jam, maka penambahan waktu reaksi hingga 48 jam hanya memberikan peningkatan produk sebesar 10,01.
Dari Gambar 9 terlihat bahwa pada waktu reaksi 52 jam hingga 72 jam, perolehan produk telah konstan. Hal dimungkinkan oleh telah menurunnya
aktifitas enzim lipase untuk mesintesa substrat asam lemak sawit distilat. 2. Pemisahan asam lemak sawit distilat reaktan yang tidak bereaksi dari produk
cukup mudah, sehingga peningkatan waktu reaksi tidak menjadi faktor penting sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan konversi produk.
3. Penentuan waktu reaksi dilakukan pada rasio mol 1:1, dengan justifikasi
bahwa peningkatan rasio substrat mampu meningkatkan perolehan produk maka waktu reaksi tidak menjadi satu-satunya faktor penentu reaksi amidasi.
Penggunaan rasio substrat yang tinggi dibutuhkan untuk memperoleh ikatan peptida yang kuat pada produk.
4. Hasil analisa spektrofotomer infra red FT-IR menunjukkan bahwa
peningkatan waktu reaksi hingga 48 jam dan 72 jam akan menyebabkan terbentuknya amina ester pada 1737,11 cm
-1
ikatan C-O karena adanya kehadiran H
2
O dalam reaksi. Hasil analisa FT-IR terlampir pada Lampiran 6, Gambar 26.
Dengan pertimbangan alasan di atas, waktu reaksi ditetapkan sebagai variabel tetap dalam reaksi amidasi asam lemak sawit distilat menjadi dietanolamida.
4.1.3 Pemilihan Pelarut