Pengaruh Temperatur Terhadap Rasio Mol ALSDDietanolamina

1 Konversi 65 70 75 80 Temperatur oC -2 -1 -1 -2 1 Rasio Mol Dietanolamina ALSD konsentrasi biokatalis pada level tetap pada awalnya akan meningkatkan perolehan produk. Tetapi pada akhirnya, kenaikan temperatur akan menurunkan perolehan produk yang cukup tajam. Hal ini menunjukkan bahwa pada level temperatur 0,5 55 o C enzim lipase tidak lagi aktif bekerja. Kondisi ini mengekspresikan bahwa temperatur dapat memicu aktifitas enzim lipase pada substrat asam lemak sawit distilat pada reaksi amidasi. Penggunaan level temperatur 0,5 55 o C dapat mengakibatkan Rhizomucor meihei mengalami proses denaturasi. Apabila proses denaturasi terjadi, maka bagian aktif enzim akan berkurang dan kecepatan reaksinya akan mengalami penurunan.

4.3.3 Pengaruh Temperatur Terhadap Rasio Mol ALSDDietanolamina

Gambar 22. Respon Permukaan Dari Temperatur Terhadap Rasio Mol DietanolaminaALSD Respon permukaan menggambarkan, bahwa pada temperatur rendah pada level -2, perolehan konversi dietanolamida meningkat seiring dengan tingginya penggunaan rasio mol dietanolamidaALSD pada reaksi. Hal ini diwujudkan oleh analisa statistik yang memberikan nilai positif pada variabel rasio mol dietanolamina dan temperatur. Tetapi pengaruh yang signifikan dan tajam lebih diberikan oleh variabel rasio mol dibandingkan dengan temperatur. Hal ini juga ditunjukkan oleh interaksi antara dua variabel tersebut X 2 .X 3 yang memberikan respon negatif tetapi tidak signifikan. Grafik tiga dimensi untuk pengaruh temperatur terhadap rasio mol ini, memperlihatkan bahwa perolehan produk terbesar berada pada kondisi temperatur pada titik pusat center point Rasio Mol Dietanolamina ALSD T e m p e r a tu r 81 78 75 72 69 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 Gambar 23. Kontur dari Plot Temperatur Terhadap Rasio Mol DietanolaminaALSD Respon kontur menunjukkan bahwa untuk mendapatkan perolehan persentase produk dietanolamida yang maksimum, variabel temperatur dapat didesain pada level 0 50 o C dan level rasio mol ALSDDietanolamina pada level 0,5 rasio 11,5:1. Pada kondisi tersebut, perolehan konversi dapat mencapai 81. Rasio mol dietanolamina memberikan pengaruh yang lebih besar daripada temperatur terhadap pembentukan dietanolamida. Pada kondisi temperatur yang moderat 50 o C, peningkatan rasio mol pada awalnya mampu meningkatkan perolehan secara tajam, tetapi pada akhirnya akan memberikan penurunan konversi yang cukup besar. Kondisi ini terlihat dari analisa statistik, bahwa rasio mol memberikan pengaruh sebesar 1,9040 sedangkan temperatur hanya memberikan pengaruh sebesar 0,6326 terhadap produk. Hal ini berhubungan dengan adanya hambatan oleh produk pada reaksi enzimatis. Dalam hambatan produk, aktifitas enzim secara langsung dipengaruhi oleh konsentrasi substrat dan produk didalam lingkungan mikro enzim Mangunwidjaja, 1994. Pada kondisi ini, hambatan produk berasal dari telah penuhnya ruang aktif enzim yang berikatan dengan substrat, sehingga enzim tidak mampu lagi mensintesa substrat. Dari hasil analisa FT-IR menunjukkan bahwa pada temperatur 50 o C dan 60 o C hasil optimasi pada rasio mol dietanolaminaALSD berlebih tidak menunjukkan adanya pembentukan amina ester. Kondisi ini menunjukkan bahwa kenaikan temperatur tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap reaksi enzimatis. Analisa spektrofometer infra red FT-IR hanya menunjukkan pita amida ikatan C=O pada 1645 cm -1 dan 1457,10 cm -1 ikatan C- N, pita hidroksi pada 3306,63 cm -1 ikatan O-H, ikatan alkil 2917,05 cm -1 serta pita alkohol pada 1065,66 cm -1 , sedangkan puncak amina ester yang berada pada 1737,11 cm -1 tidak terbentuk. Hasil analisa terlampir pada Lampiran 6 Gambar 28. Dari hasil pembahasan diatas, ditentukan bahwa kondisi optimum reaksi amidasi asam lemak sawit distilat dapat diperoleh pada konsentrasi Rhizomucor meihei level 0-0,5 atau 10-11 bb, rasio mol dietanolaminaALSD level 0-0,5 atau 10:1-11,5:1 dan temperatur 50 o C atau level 0.

4.4 Karakteristik Produk