untuk perbandingan mol 2:1 dan 3:1 diperoleh hasil mono amina ester dan amida. Hasil analisa kromatografi lapis tipis KLT memperlihatkan terjadinya penurunan
jumlah trietanolamina selama berlangsungnya reaksi. Artinya reaksi terus berlangsung dan jumlah air yang diperoleh juga terus meningkat. Kemungkinan
produk amida dapat terjadi bila terdapat asam lemak sawit distilat berlebih yang akan bereaksi dengan atom nitrogen dari trietanolamina. Reaksi ini dimungkinkan terjadi
karena atom nitrogen yang telah mengikat tiga buah gugus etanol masih mempunyai sepasang elektron bebas yang dapat berperan sebagai nukleofil, sedangkan gugus
karboksilat dari asam lemak sawit berperan sebagai elektrofil Nuryanto dkk, 2002.
2.2 Asam Lemak Sawit Distilat ALSD
Dietanolamida dapat diperoleh dari reaksi antara asam lemak yang memiliki rantai karbon C
12
-C
18
dengan menggunakan alkanolamina dengan perbandingan mol tertentu Klein, 2001. Pada umumnya, dietanolamida diperoleh dari minyak nabati
seperti minyak kelapa, minyak sawit dan tallow. Hingga saat ini minyak kelapa merupakan sumber asam lemak yang paling populer dalam pembuatan senyawa
amida ini Suryani dan Hambali, 2000. Asam lemak sawit distilat memiliki kandungan asam lemak yang tidak jauh berbeda dengan komposisi asam lemak yang
terdapat dalam minyak sawit. Asam lemak sawit distilat ALSD merupakan hasil samping pada tahap refining dalam industri minyak goreng. Secara keseluruhan
proses refining akan menghasilkan 73 RBD olein Refine Bleach Deodorization Olein
, 21 stearin, 2,5-5 ALSD dan 0,5 buangan Nuryanto dkk, 2002.
Eka Kurniasih 057022-001
Magister Teknik Kimia-USU
Eka Kurniasih : Pemanfaatan Asam Lemak Sawit Distilat Sebagai Bahan Baku Dietanolamida…, 2008 USU e-Repository © 2008
Perkembangan industri minyak goreng sawit pada dasawarsa terakhir mengalami peningkatan sejalan dengan beralihnya pola konsumsi masyarakat dari
minyak goreng kelapa ke minyak goreng kelapa sawit. Konsumsi per kapita minyak goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dimana konsumsi per kapita khusus
untuk minyak goreng sawit sebesar 12,7 kg per tahun Rephi’s, 2007. Kondisi ini memberikan gambaran, bahwa dengan peningkatan industri minyak goreng maka
perolehan asam lemak sawit distilat turut meningkat. Hingga saat ini, pemanfaatan asam lemak sawit distilat masih terbatas pada pembuatan sabun kualitas rendah.
Sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah dari asam lemak sawit distilat
Tabel 2. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Kelapa Sawit dan ALSD
Komposisi Minyak Kelapa Sawit
ALSD Asam Laurat C
12
- 0,93
Asam Miristat C
14
0,96 2,87
Asam Palmitat C
16
41,62 56,55
Asam Stearat C
18
4,23 2,7
Asam Oleat C
18-1
42,12 27,59
Asam Linoleat C
18-2
10,41 9,10
Asam Linolenat C
18-3
0,22 0,24
Sumber : Haryati.dkk 2002, Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS
Eka Kurniasih 057022-001
Magister Teknik Kimia-USU
Eka Kurniasih : Pemanfaatan Asam Lemak Sawit Distilat Sebagai Bahan Baku Dietanolamida…, 2008 USU e-Repository © 2008
Berikut adalah bagan proses refining dalam industri pengolahan minyak kelapa sawit.
Crude Palm Olein CPO
Penghilangan Getah Degumming
Penjernihan Warna Bleaching H
3
PO
4
Deacidification Deodorisation
RBD Palm Oil Asam Lemak Sawit Distilat
Olein RBD Stearin
Filtrasi Fraksinasi
Bleaching Earth
Sumber :httpwww.Rephi’s Weblog.2007
Gambar 1. Bagan Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Minyak Goreng
Eka Kurniasih 057022-001
Magister Teknik Kimia-USU
Eka Kurniasih : Pemanfaatan Asam Lemak Sawit Distilat Sebagai Bahan Baku Dietanolamida…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.3 Alkanolamina 2.3.1 Etanolamina