Analisa Pengaruh Variabel Hasil Penelitian Utama

4.2.1 Analisa Pengaruh Variabel

Pengaruh signifikansi variabel-variabel yang digunakan dapat diobservasi dari hasil pengolahan data percobaan. Analisa statistika untuk signifikansi pengaruh dari ketiga variabel yaitu konsentrasi Rhizomucor meihei X 1 , rasio mol asam lemak sawit distilat ALSD terhadap dietanolamina X 2 dan temperatur reaksi X 3 serta interaksinya masing-masing tercantum pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Hasil Statistika Minitab 14 Untuk Response Surface Methodology RSM Parameter Hasil Analisa Statistika Koefisien Nilai p Konstanta 80,5666 0,000 Konsentrasi Rhizomucor meihei X 1 1,1463 0,022 Rasio mol ALSDDietanolamina X 2 1,9040 0,001 Temperatur X 3 0,6326 0,165 Konsentrasi Rizhomucor meihei X 1 X 1 -1,0760 0,026 Rasio mol ALSDDietanolamina X 2 X 2 -1,4381 0,006 Temperatur X 3 X 3 -1,6358 0,003 X 1 X 2 -0,9512 0,115 X 1 X 3 0,0746 0,895 X 2 X 3 -0,9083 0,131 R 2 0,867 Nilai p Pemodelan 0,003 Keterangan : Faktor signifikansi p0,05 Berdasarkan hasil analisa statistika diatas, dapat diketahui bahwa konsentrasi biokatalis Rhizomucor meihei memberikan pengruh yang positif sebesar 1,1463 dan signifikan terhadap pembentukan produk. Tetapi kuadrat variabel konsentrasi biokatalis Rhizomucor meihei dan interaksinya dengan rasio mol dietanolamina memberikan efek negatif sebesar -1,0760 dan -0,9512 meskipun tidak signifikan. Begitu pula interaksi konsentrasi Rhizomucor meihei dengan temperatur yang memberikan efek positif 0,0746 dengan nilai p 0,895. Hal ini menunjukkan adanya batasan dalam penggunaan Rhizomucor meihei, rasio mol dietanolamina dan temperatur yang dilibatkan pada reaksi. Rasio mol dietanolamina terhadap ALSD turut memberikan pengaruh yang signifikan dan positif 1,9040. Tetapi interaksinya dengan temperatur X 2. X 3 memberikan efek negatif yang tidak signifikan. Variabel temperatur, turut memberikan efek positif yang relatif kecil dibandingkan variabel lainnya dan tidak signifikan sebesar 0,6326. Interaksi temperatur dengan variabel reaksi lainnya juga tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa laju reaksi enzimatis antara asam lemak sawit distilat dengan dietanolamina banyak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi Rhizomucor meihei dan rasio mol dietanolamina terhadap asam lemak sawit distilat, sedangkan peningkatan temperatur memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap laju pembentukan produk dietanolamida. Namun penggunaan variabel konsentrasi biokatalis dan rasio mol dietanolamina terhadap ALSD juga memiliki batasan tertentu, sebab dalam reaksi enzimatis dikenal adanya hambatan oleh substrat. Selanjutnya, model persamaan yang dapat menunjukkan hubungan variabel reaksi dan interaksinya terhadap konversi dietanolamida dengan nilai toleransi galat sebesar p | T | = 0,005 diperoleh sebagai berikut : Y = 80,5666 + 1,1463X 1 + 1,9040X 2 + 0,6326X 3 – 1,0760X 1 2 – 1,4381X 2 2 –1,6358X 3 2 Pers. 4.1 Model orde dua yang diperoleh akan diplot sebagai respon permukaan dan kontur permukaan tiga dimensi untuk mengekspresikan respon konversi dari percobaan.

4.2.2 Analisa Variansi ANAVA