V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sintesa dietanolamida menggunakan Rhizomucor meihei yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu : 1.
Kondisi optimum reaksi diperoleh pada konsentrasi Rhizomucor meihei 10 bb, rasio mol dietanolaminaALSD 10:1 dan temperatur 50
o
C dengan konversi reaksi sebesar 80,83 .
2. Pada percobaan optimasi, pengaruh yang signifikan diberikan oleh peningkatan
rasio mol dietanolaminaALSD, diikuti oleh peningkatan konsentrasi Rhizomucor meihei
. Sedangkan kenaikan temperatur tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konversi reaksi
3. Setelah melalui tahap purifikasi, diperoleh karakteristik produk sebagai berikut :
bilangan asam 10,57 mmolmg dan bilangan iodine 6,97 dengan titik leleh 92
o
C, pH 8, hydrophil liphofil balance HLB bernilai 18 dan larut terhadap pelarut
organik seperti aseton, heksan, etanol, metanol serta terdispersi dalam air.
5.2 Saran
Untuk penelitian mengenai sintesa dietanolamida dari asam lemak sawit distilat ALSD menggunakan lipase Rhizomucor meihei, beberapa hal berikut ini
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya :
1. Optimalisasi proses purifikasi dietanolamida untuk memperoleh produk yang
sesuai dengan standar komersial. Purifikasi produk dietanolamida dari dietanolamina berlebih dapat dilakukan antara lain dengan teknik kristalisasi.
Kristal dietanolamida yang terbentuk dapat dicuci dengan heksan untuk menghilangkan asam lemak sisa reaksi.
2. Melakukan pre-treatment pada bahan baku ALSD untuk memisahkan asam lemak
jenuh dari asam lemak tidak jenuh. Misalnya dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam pelarut organik pada
temperatur tertentu. Diharapkan dengan adanya pre-treatment pada bahan baku, aktifitas Rhizomucor meihei pada asam lemak jenuh C
12
-C
18
semakin meningkat.
3. Diketahui bahwa peningkatan waktu reaksi, menimbulkan terbentuknya amina
ester karena pengaruh aktifitas air water activity. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan studi pada pengaruh aktifitas air terhadap reaksi
amidasi enzimatis, misalnya dengan penambahan garam. Dengan demikian peningkatan waktu reaksi dapat dilakukan untuk mengoptimalkan konversi reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Penerbit Andi, Yogyakarta
Anah, L., Mahfud. 2003. Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam Monooleat Dan Sorbitol Dengan Katalis Asam p-Toluen Sulfonat. Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia, Yogyakarta. Elisabeth, J.; Jatmika, A.; E.Nainggolan, dan D.M Malau. 1998. Preparasi Mono-dan
Digliserida Dari Minyak Sawit Dengan Gliserolisis Enzimatik. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 61: 79-94
Fessenden, J. Ralp dan Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Organik. Edisi ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gautam, K.K. dan Tyagi, V.K. 2005. Microbial Surfactant. Journal of Oleo Science JOS Vol 55 No.4, 155-166
Genaro, R.A. 1990. Rhemington’s Pharmaceutical Science. Edisi 18. Macle Printing Company, Easton, Pennsilvania, USA
Gupta, R.K.; K.James, dan F.J. Smith. 1983. Sucrose Ester and Sucrose EsterGliseride Blead as Emulsifier. JAOCS 604
Haryati, T; P. Guritno, dan L. Buana. 2002. Rancang Bangun Proses Untuk Pabrik Minyak Goreng Supermini. Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian
Partisipatif Pusat. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Hasan, F.; A. Ali Shah, dan A. Hameed. 2005. Industrial Application of Microbial
Lipase. Microbiology Research Laboratory, Pakistan Herawan, T.; E. Nuryanto, dan P. Guritno. 1999. Penggunaan Asam Lemak Sawit
Distilat Sebagai Bahan Baku Superpalmamida. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 71 : 33-42
httpwww.kao corporation.Chemical Business.Devision Akses 16 April 2007 httpwww.Hunka Trading Sdn.Bhd 24 April 2008
httpwww.wikipediadiethanolamina 16 April 2007 httpwww.wikipediaethanolamina 16 April 2007
httpwww.wikipedialipase 16 April 2007 httpwww.wikipediatriethanolamina 19 Februari 2007
httpwww.Rephi’s Weblog. 2007. Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit Akses
28 Desember 2007 Iriawan, N. dan S.P Astuti., 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Menggunakan
Minitab 14. Penerbit Andi, Yogyakarta Klein, K. 2001. Alkanolamide Revisited. Cosmotech Laboratories Inc.
Manitto, P. 1981. Biosynthesis of Natural Product. Editor Moeljono Judoamidjojo.
Ellis Horwood Limited Montgomery, Douglas C. 1997. Design And Analysis Of Experiments. Edition-5.
John wiley And Son Inc. Nuryanto, E.; T. Haryati, dan J. Elisabeth. 2002. Pembuatan Fatty Amida Dari ALSD
Untuk Produksi Deterjen Cair dan Shampoo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian
Perry, Robert, H. 1984. Perry’s Chemical Engineering Handbook. Edition-6. Mc.Graw Hill, New York.
Poedjiadi, A,. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Rachna; dan Tyagi, V.K. 2006. Gels: Novel Deterjent For Laundry Application.
Journal Oleo Science JOS Vol 55 No.11, 555-562 Rahman, A.; M.B. Yap.; C.L. K.Dzulkefly, dan R.N.Z. Abdul Rahman. 2003.
Synthesis of Palm Kernel Oil Alkanolamide Using Lipase. Journal of Oleo Science JOS Vol 52 No.2, 65-72
Reetz. 2002. Lipase Sebagai Biokatalis. Current Opinion In Chemical Biology 6:145- 150 httpwww.geocities.comJurnal Ilmiah, akses 3 April 2008
Sakai, T. dan Kaneko, Y. 2004. The Effect of Some Foam Booster on The Foam Ability and Foam Stability of Anionic System. Journal of Surfactan and
Detergent. Proquest Journal pg 291 Simanjuntak, M.T.dan Silalahi, J. 2003. Biokimia. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Farmasi. USU Library Suryani, Ani DEA. dan Hambali, E. 2000. Proses Produksi Surfaktan Dietanolamida
Surfaktan DEA Dari Asam Lemak Inti Sawit. Institut Pertanian Bogor Tyagi, R.; V.K Tyagi. dan R.K. Khanna. 2006. Synthesis, Characterization and
Performance of Tallow Fatty Acid and Triethanolamine Based Esterquats. Journal of Oleo Science JOS Vol 55, No.7, 337-345.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISA SAMPEL
1. Analisa Bilangan Asam Porim Test Methods, 1995
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.
Peralatan :
Erlenmeyer 250 ml dan buret
Bahan :
1. Kalium hidroksida KOH 0,1 N yang telah distandarisasi
2. Larutan indikator phenolphthalein 1 dalam alkohol 95
3. Isopropil alkohol
Cara Kerja :
1. Timbang ± 1-2 gram sampel, masukkan kedalam erlenmeyer
2. Tambahkan 10 ml isopropil alkohol, kocok hingga homogen
3. Tambahkan 1 ml larutan indikator phenolphthalein dan dititrasi dengan
larutan kalium hidroksida KOH 0,1 N sampai warna merah muda
Perhitungan :
G M
x N
x S
Asam Bilangan
=
Dimana : S : Volume KOH untuk titrasi sampel ml
N : Normalitas KOH