Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa arti ‘tak tunggal’ yang dapat dihubungkan dengan R hanya mungkin kalau subjek ditafsirkan jamak lihat
kalimat 114, 115, dan 116. Selanjutnya, keterikatan konteks yang dimaksud di sini akan dibatasi pada
tataran sintaksis saja. Seperti telah dikemukakan sebelum ini, arti yang dapat dihubungkan dengan R tertentu ada pula kalanya tergantung pada ciri-ciri
semantis kata atau dasar yang dikenainya. Sebenarnya ciri-ciri semantis demikian dapat juga dianggap sebagai konteks. Hal tersebut menuntut perincian yang lebih
halus lagi dari klasifikasi kata dalam bahasa Karo dan berada di luar jangkauan tulisan ini.
Sekarang akan ditinjau arti apa saja yang dapat dikandung oleh bentuk- bentuk R dalam konteks-konteks tertentu.
5.2.3.1. Reduplikasi Dengan Arti ‘agak D’
Berdasarkan temuan di lapangan, dalam bahasa Karo reduplikasi jenis hanya terdapat dalam bentuk D + R - Agak di Mana D =KtS, sedangkan D+R-
Agak tipe “pengaburan” tidak ditemukan. Pada bahasa Karo arti ‘agak’ yang dikandung oleh R yang terdapat dengan
kata ulang berikut tidak dapat ditentukan tanpa memperhatikan konteks sintaksisnya :
Ganjang-ganjang Kitik-kitik
117 Pak Ali kalakna
gedang-gedang Kilaku si tuana
biring-biring
tinggi-tinggi
Universitas Sumatera Utara
pendek-pendek Pak Amat
orangnya gemuk-gemuk
Paman saya yang tertua hitam-hitam
Selain konteks, jenis KtS yang dikenai R turut pula menentukan arti yang dapat dihubungkan dengan R yang bersangkutan. KtS pada 117 adalah KtS yang
melukiskan ‘ciri-ciri lahiriah yang lebih permanen’ seseorang. Warna kulit seseorang tentunya lebih permanen daripada kekayaan atau kegembiraannya yang
dapat berubah-ubah. Jika D bukan KtS yang melukiskan ‘ciri-ciri lahiriah yang lebih pemanen’, maka KtS + R tidak menyatakan arti ‘agak D’. Dengan konteks
lain bentuk ulang KtS demikian dapat ditunjukkan mengandung arti lain, yaitu arti ‘tak tunggal’ , contoh:
118 Pak Amat jelmana bayak-bayak Pak Amat orangnya kaya-kaya
119 kilaku bayak-bayak Paman saya kaya-kaya
120 kilaku si tuana bayak-bayak Paman saya yang tertua kaya-kaya
121 lit sada kilaku bayak-bayak Salah satu paman saya kaya-kaya
122 ia bayak-bayak Dia kaya-kaya
123 kena bayak-bayak
Universitas Sumatera Utara
Mereka kaya-kaya
5.2.3.2 Reduplikasi Dengan Arti ‘penghalusan’
Seperti telah disinggung pada pembahasan sebelumnya bahwa ‘penghalusan’ merupakan alat bagi penutur untuk menyatakan sesuatu secara
tidak langsung berdasarkan pertimbangan sopan-santun. Biasanya hal itu dapat dilakukan dengan ‘pengaburan’ yang dapat diwujudkan dengan antara lain
pengulangan. Untuk jelasnya, dapat diperhatikan kedua contoh percakapan pendek berikut :
124 A: Si kudengkeh usahandu enggo maju gundari
Saya dengar usaha anda sudah maju sekarang B: bage-bagelah
Begitu- begitu lah 125
A: kai dahin si Eka gundari Apa kerjaan si Eka sekarang
B: perenge-renge Berdagang - dagang
Pada 124, si B memberikan jawaban yang samar-samar, dan maksudnya yang sebenarnya ialah mengiyakan maksud si A : ‘usahanya maju dan begitulah
adanya’. Pada 125, si B tidak terus terang berkata bahwa si Budi pekerjaannya berdagang, yaitu maksud yang sebenarnya dari jawaban yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.3 Reduplikasi Dengan Arti ‘konsesif’